Banjirembun.com - Sebenarnya, mimpi ini mungkin bukan "milik" saya. Melainkan, milik bapak kandung saya. Alasannya, dalam mimpi itu Gus Reza bertamu di rumah orang tua kandung saya. Beliau sedang duduk bersama bapak saya di kursi ruang tamu. Mereka berdialog.
Saya "hanya" melihat beliau berbincang dan menulis sesuatu di sebuah buku. Saya menatap wajah beliau yang sedang sibuk cukup lama di atas kursi tamu. Kemudian, tiba-tiba beliau menatap saya yang disusul memberi senyuman manis.
Saya juga tersenyum pada beliau. Sungguh, apa yang saya lihat sangatlah "fokus" dan mendetail. Bahkan, apa yang sedang beliau tulis pun mampu saya lihat seperti apa susunan hurufnya. Tentulah, kalimatnya juga terbaca gamblang.
Di dalam mimpi itu, saya cari perhatian. Dengan cara mendekati beliau sembari saya membungkukkan badan berjalan pelan-pelan. Selain itu, hal tersebut juga demi memastikan apakah wajah tersebut benar-benar Gus Reza Lirboyo atau bukan.
Ternyata, memanglah beliau. Senyum dan wajah beliau sangatlah jelas. Dengan kata lain, penggambaran di mimpi tersebut tidak buram alias tanpa remang. Bukan keraguan lagi bahwa sosok tersebut adalah wajah beliau.
Lebih lanjut, kadar lamanya durasi dan kesan yang ditimbulkan di mimpi tersebut hampir mirip saat saya juga pernah bermimpi bertamu ke ndalem Gus Anggi di sekitar Pondok al Islah Bandar Kidul Kediri.
Dalam mimpi di kisaran tahun 2011 itu, beliau yang bernama lengkap KH. Farich Fauzi mengizinkan saya duduk di ruang tamu. Saat duduk, saya mendapatkan tatapan dari wajah beliau yang teduh cukup lama.
Saya tidak berani memaknai dua mimpi di atas. Sebab, ada kemungkinan mimpi tersebut hanyalah gangguan dari setan. Boleh jadi pula, sekadar keinginan kuat dari saya yang ingin bertemu dengan tokoh agama.
Semoga cerita ini bermanfaat.
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Tadi Saya Bermimpi Menerima Tamu Gus Reza Lirboyo Kediri, Wajah dan Senyum Beliau Sangat Jelas serta Berdurasi Lama"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*