Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Profil A. Rifqi Amin pendiri *Banjir Embun*

Profil A. Rifqi Amin pendiri *Banjir Embun*
Profil A. Rifqi Amin pendiri *Banjir Embun*. Silakan klik foto A. Rifqi Amin untuk mengetahui biografi beliau.

Rasanya Difitnah Kecanduan Game Online Amatlah Menggelikan

 Banjirembun.com - Sehari-hari di rumah saja, lantas apa aktivitasnya dari bangun tidur sampai tertidur lagi? Itulah pertanyaan yang diajukan oleh individu tertentu. Yakni, seseorang yang gemar ikut campur urusan orang lain serta mudah penasaran dengan "nasib" insan yang dijadikan target pembicaraan.

Kenapa kok tidak dibalik bertanya "Sering keluar rumah ke mana saja dan melakukan apa?" Itu pasti akan ditanyakan pula oleh pihak yang tidak menyukai, yang ditujukan kepada individu lain yang sedang dimusuhi ataupun dijadikan sasaran. Akan tetapi, korbannya punya kebiasaan kerap keluyuran.

Nah, dalam kasus saya yang merupakan pekerja rumahan alias mencari uang dicukupkan dari rumah, tentunya juga tak lepas dari cibiran. Salah satunya, saya disangka penggemar atau setidaknya pemain "rutin" game online. Padahal, saya tak pernah main game online. Kecuali, game ringan yang bisa dimainkan offline sebagai senam otak.

Lebih parahnya, saya pernah dituduh kecanduan judi online. Tentulah, setali tiga uang saya dikira turut terjerat pinjaman online. Sungguh suatu fitnah menggelikan. Sebab, boleh jadi orang yang bermulut kompor itu sendiri yang berpengalaman berbuat semacam itu. Setidaknya, barangkali keluarganya yang pernah jadi pelaku.

Ilustrasi bermain game online (sumber gambar pixabay.com)


Semenjak masa pandemi yang membikin ruang gerak sebagian masyarakat menjadi terbatas, justru saya merasa yakin bahwa menghasilkan uang dari rumah merupakan kegiatan yang nyaman. Bagi saya, hanya dengan cara mudah dan sederhana sudah bisa membuat sejumlah angka rupiah masuk ke rekening.

Sedangkan, kalangan lain mungkin dalam mengisi waktu "membosankan" di kala pandemi langkahnya berupa tiga hal di atas. Di antaranya meliputi menikmati game online, judi online, dan belanja online yang ujung-ujungnya terjerat pinjaman online. Bukannya, menambah kekayaan, yang ada justru isi kantong terkuras.

Pertanyaanya, bagaimana cara saya bisa kecanduan game online seperti tuduhan di atas? Jangankan penasaran ingin mencoba, bertanya-tanya, atau mengunduh aplikasinya. Sekadar browsing maupun menonton video tutorial atau panduan main game online enggak pernah saya lakukan. Artinya, saya tidak bisa sama sekali memainkan game online.

Terus aktivitas saya tatkala di rumah apa dong? Itu privasi saya. Itu hak saya untuk merahasiakannya. Itu harga diri saya yang harus saya jaga. Terpenting saya tidak mengganggu hidup manusia lain. Kalau dibalik pertanyaannya, apa mau hal-hal pribadi orang yang bertanya seperti itu saya korek-korek?

Lagi pula, kenapa saya harus mengurusi hidup orang lain? Memangnya siapa dia harus saya anggap keberadaannya? Apakah dia pantas disimpan dalam ingatan otak? Apatah ia layak dijadikan objek untuk mengisi waktu guna memikirkan dan membicarakannya? Buang-buang waktu saja.

(*)





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Rasanya Difitnah Kecanduan Game Online Amatlah Menggelikan"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*