Kerinduan Tiada Tertahan
Oleh: A. Rifqi Amin
Rindu ini sungguh menggetarkan
Mau bagaimana lagi? Nyatanya kudu bersabar
Menanggung rindu amat mendebarkan
Terus mesti berbuat apa? Fakta berkata beda
Rindu membara ini, aku derita makin tiada tertahan baru-baru saja
Merindu kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
Bukan sebab aku muak pada dunia
Namun, lantaran aku sangat yakin Tuhan memang ada
Tuhan yang aku sembah bukanlah hasil imajinasi manusia
Aku sudah merasakan sendiri dan berkesimpulan Dia memang Maha Nyata
Tuhan yang aku beribadah pada-Nya tidaklah dongeng semata
Aku mengalami sendiri, Dia betul-betul Maha Mengatur hidupku sedemikian luar biasa
Rinduku kepada-Nya bukanlah kebohongan
Akan tetapi, di sisi lain aku juga takut azab-Nya di akhirat
Kerinduanku terhadap-Nya tak pula bentuk keputusasaan pada kehidupan fana
Melainkan, sebuah bentuk bermanja-manja dan cari perhatian pada-Nya
Rinduku pada manusia boleh tak terbalas
Beruntung, Tuhan Maha Welas
Rinduan kepada insan bisa saja sia-sia
Bersyukur, Tuhan Maha Penyayang
Merindukan Tuhan begitu membahagiakan
Tak boleh lupa memohon ampunan-Nya
Mendamba bertemu Tuhan benar-benar meneguhkan jiwa
Janganlah lengah guna tetap terus mengemis rahmat-Nya
Modal rindu saja masih kurang
Rindu wajib disertai rasa takut pada-Nya, biar tak kurang ajar
Rindu harus diimbuhi perasaan harap kepada-Nya, supaya tidak besar kepala
Rindu mesti ditambahi gelora cinta terhadap-Nya, agar ikhlas menyembah-Nya
Berbekal rindu saja belumlah lengkap
Rindu wajib disertai prasangka baik pada-Nya, biar hati bersabar
Rindu diimbuhi taat dan tunduk kepada-Nya, supaya tahu arti perjuangan dan pengorbanan
Rindu ditambahi menerima dan rida atas takdir-Nya, sebagai bukti cinta kepada-Nya
Kabupaten Malang, 12 April 2025
 |
Ilustrasi wanita yang merindukan Tuhan (sumber gambar pixabay.com) |
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Puisi: Kerinduan Tiada Tertahan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*