Banjirembun.com - Jangan dikira bahwa kemudahan atau peluang lancar dalam meningkatkan kualitas serta kuantitas ibadah di bulan Ramadan bisa dimiliki dengan penuh leluasa oleh setiap umat Islam. Sebab, ada banyak alasan kenapa individu mengalami kesulitan menempuh ibadah yang lebih ekstra dari hari-hari biasa.
Selain sibuk dengan urusan pekerjaan, baik di tempat kerja maupun usaha serta berbisnis sendiri, alasan individu mengalami kesukaran dalam menyemarakkan dan memakmurkan bulan Puasa ialah disebabkan tersandung masalah kehidupan. Salah satunya, dalam bidang keuangan.
Sederhana saja, amal ibadah yang sering ditingkatkan dalam misi mengeruk pahala di bulan Ramadan yaitu bersedekah uang. Selain itu, dengan punya uang cukup, seseorang mampu bermobilitas dari satu tempat ke tempat lain guna mengikuti kajian keagamaan, iktikaf, hingga membelikan hidangan buka puasa.
Hal lain yang cukup memberi tantangan dalam upaya memanfaatkan bulan Ramadan sebaik-baiknya, seoptimal mungkin, dan semaksimalnya adalah kondisi hujan yang awet. Alhasil, mau keluar rumah hendak beramal saleh menjadi sedikit terhambat. Pengaturan jadwal kegiatan harian menjadi berantakan.
Alih-alih bisa tenang dan mencukupkan diri memperbanyak beribadah di rumah saja dengan cara berzikir, membaca al Quran, sholat sunnah, mendengarkan ceramah agama di media sosial, dan muhasabah diri, ternyata hati masih belum puas. Ada keinginan untuk ke Masjid dan tadabur di tengah-tengah kegiatan masyarakat.
Di Masjid ingin beriktikaf dan menjadi jamaah sholat tarawih aktif. Lalu, berkendara ke luar rumah hendak menyaksikan fenomena sosial yang mengalami perubahan signifikan tatkala bulan puasa. Bukan cuma hadirnya pasar dadakan di sore hari maupun bagi-bagi takjil gratis. Akan tetapi, terkesima melihat kondisi Masjid yang makin semarak.
Bagi orang yang biasa hidup di daerah perkotaan, tentulah hal di atas merupakan suatu yang berharga. Sebab, di bulan-bulan biasa belum tentu sempat meningkatkan ibadah. Dengan hadirnya bulan puasa inilah menjadi kesempatan untuk menambal atau mengisi kekurangan amal ibadah yang lalu.
Kadar Ibadah Sama Saja seperti Hari Biasa, tetapi Pahala Bisa Bertambah di Bulan Puasa
Peningkatan amal ibadah di bulan Ramadan mungkin tak begitu tampak melonjak dibandingkan bulan lainnya. Namun, pahala tetap bisa bertambah drastis. Salah satu caranya berupa memperbaiki akhlak, sifat diri, atau kepribadian di bulan Ramadan. Tanpa terkecuali berlatih menjadi pribadi yang sabar.
Bentuk kesabaran pertama yaitu menahan diri untuk tak berbuat dosa besar, berbuat dosa kecil yang frekuensinya sering serta dosa kecil yang berdurasi lama, dan enggak meremehkan alias menyepelekan kadar dosa yang telah dilakukan maupun akan dikerjakan.
Lebih detailnya, perbuatan dosa di sini bukan sekadar yang diakibatkan kekurangajaran hamba pada Tuhan. Melainkan pula, tentang dosa akibat perbuatan zalim saat berhubungan sesama manusia. Oleh sebab itu, di bulan Suci ini saatnya untuk membersihkan hati agar menjadi pribadi lebih bermutu.
Kedua, sabar dalam menghadapi musibah kehidupan. Dalam konteks kondisi ekonomi yang merosot tajam seperti sekarang, bersabar diri menahan rasa sakit akibat kekurangan duit merupakan hal yang luar biasa. Apalagi, keadaan hati makin nelangsa saat melihat orang lain bisa belanja sesuka hati.
Musibah lain, misalnya berupa kesulitan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan Ramadan juga butuh kesabaran. Bayangkan, barangkali beberapa orang pilih putus asa lantas memutuskan berbuat semau nafsunya gara-gara merasa Tuhan telah mempersulit mendekatkan diri pada-Nya.
Ketiga, kesabaran dalam menjalankan ketaatan. Melakukan ibadah merupakan wujud nyata ketaatan, penghambaan, dan penyembahan seorang hamba kepada Tuhan. Tidak sembarangan orang mampu menjaga istiqomah dari awal ramadan hingga akhir. Apalagi, faktanya saat di luar bulan puasa keistiqomahan tak bisa dijaga.
Perbuatan sabar dalam ketaatan lainnya adalah tak putus asa untuk selalu berdoa saban hari selama bulan puasa. Kemudian, selalu rajin memohon ampunan pada-Nya dengan cara bertaubat dan beristighfar sebanyak-banyaknya.
(*)
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Mengeruk Pahala Ramadan dengan Bersabar, Tetapi Amal Ibadah Tampak seperti Hari Biasanya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*