Banjirembun.com - Ketika menyadari, sebagian orang pasti pernah mengalami fase susah tidur di malam hari di kala akan jatuh sakit ringan. Misalnya, berupa flu ataupun meriang. Sebagian lagi, baru terserang insomnia saat gejala awal sakit itu mulai muncul. Belum parah, tetapi sudah cukup mengganggu.
Berhubung di fase pertama sakit sudah sulit terlelap di malam hari, akibatnya penyakit "ringan" yang diderita itu bertambah parah. Kepala menjadi pusing dan tubuh sudah tidak nyaman lagi untuk diperlakukan seperti apapun. Mau berbaring, duduk, dan berdiri tetaplah memiliki rasa dan sensasi ketidaknyamanan.
Pertanyaan mulai muncul "Apakah susah tidur yang menyebabkan sakit atau sakit yang mengakibatkan insomnia?" Pertanyaan tersebut sangat mirip dengan "Apakah depresi menyebabkan insomnia atau akibat sulit tidur mengakibatkan stres?"
Serta pertanyaan lain "Apakah kekurangan vitamin D yang menjadi sebab sakit atau penyakit yang diderita mengakibatkan vitamin D dalam tubuh turun drastis?" Untuk mengetahui jawaban dari semua pertanyaan tersebut, tentu harus ditemukan mana yang lebih dulu terjadi.
Akan tetapi, tak menutup kemungkinan terjadinya kombinasi yang membuat gangguan kesehatan makin parah. Awalnya, memang masih bisa tidur, berhubung dengan adanya sakit mengakibatkan susah tidur. Akhirnya, penyakit yang timbul bertambah parah.
Penjelasan lain, sebenarnya bibit penyakit sudah ada di tubuh. Berhubung kondisi sistem imunitas sedang prima, akhirnya sebanyak apapun patogen masuk ke badan mampu dikendalikan. Nah, di masa perlawanan yang belum tuntas itu ternyata tiba-tiba mengalami insomnia. Dampaknya, sistem kekebalan tubuh melemah.
Sebelum dilanjut, perlu dipahami bahwa tidur di malam hari sangat penting untuk kesehatan tubuh. Minimal satu malam berdurasi 6 jam dan maksimal 7 atau 8 jam. Di mana, patut disadari bahwa kondisi tidur sejatinya bukan sekadar mengistirahatkan badan, tetapi pula meringankan otak.
Efek kurang tidur, bukan hanya membikin suasana hati memburuk. Lebih dari itu, tubuh bakal mudah terserah penyakit. Tentulah, kondisi sakit yang mengakibatkan insomnia akut justru menambah potensi keparahan. Sayangnya, tanpa diatasi dengan cara khusus, kesulitan tidur tetap terjadi.
Lebih rinci, jam tidur di atas harus berada di antara tengah malam. Artinya, hindari terbangun tanpa kembali tidur lagi dari sebelum tengah malam hingga pagi. Sebaliknya, jangan baru memulai tidur setelah pertengahan malam. Disarankan, mulai tidur sebelum jam 9 malam dan bangun jam 3 atau 4 subuh.
Kesimpulannya, setiap orang harus menjaga pola tidur secara berkualitas. Terutama bagi pihak yang sedang mengalami sakit maupun sedang proses terapi penanganan penyakit tertentu. Jangan sampai menyesal di kemudian hari akibat kerap begadang terus-menerus dalam jangka panjang.
Banyak kasus penyakit kronis bisa muncul dalam hidup lantaran masa lalu sering terjaga alias terbangun semalam suntuk. Baru saat matahari muncul mulai memejamkan mata. Padahal, tidur di malam hari sangatlah penting serta tak bisa tergantikan oleh tidur di pagi, siang maupun sore hari.
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Mana yang Benar, Kurang Tidur Mengakibatkan Jatuh Sakit atau Penyakit yang Menyebabkan Susah Tertidur?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*