Logika Sederhana Membayar Hutang Mendapat Pahala

Banjirembun.com - Apakah tindakan membayar hutang mendapatkan pahala? Jawabannya, sebagaimana pihak pemberi hutang yang mendapatkan pahala, apalagi pemilik piutang itu memberikan penangguhan jatuh tempo, tentunya orang yang membayar hutang juga termasuk memperoleh pahala.

Baik membayarnya secara telat alias melampaui waktu pembayaran yang disepakati maupun membayar secara disiplin, keduanya tetap berpahala. Sudah barang tentu, pembayaran hutang yang tepat waktu dalam melunasi lebih utama dibandingkan yang menyalahi janji.

Logikanya sederhana seperti di bawah:

Orang yang melaksanakan kewajiban akan mendapatkan pahala.

Membayar hutang adalah kewajiban.

Dengan demikian, orang yang membayar hutang mendapatkan pahala.

Lebih spesifiknya, amalan dalam membayar hutang itu diterima oleh Allah atau tidak sehingga pantas mendapat balasan kebaikan (pahala), tentunya bisa diketahui dari cara melakukannya sudah sesuai tuntutan agama atau belum. Ditambah, apakah perbuatan membayar hutang itu ikhlas lillahitaala atau disebabkan faktor lain?

Ilustrasi terjerat pinjaman uang (sumber foto pixabay.com)

Sebaliknya, orang yang sengaja berniat tidak ingin membayar hutang, baik dalam kondisi lapang ataupun sempit, pastilah mendapatkan dosa. Sebab, dia telah meninggalkan kewajiban atas perintah agama. Di mana, sengaja menolak bayar hutang padahal dalam kondisi mampu, tentu lebih besar dosanya.

Lebih lanjut, makna pahala di sini berupa balasan di dunia dan akhirat. Dalam artian, siapa saja hamba Allah yang beramal saleh (termasuk membayar hutang) bakal mendapatkan balasan di dunia maupun di akhirat kelak atas seluruh perbuatannya.

Wujud dan cara membalas Allah bagaimana, terkadang akan sulit disadari oleh manusia. Tugas umat Islam, cukup meyakini bahwa Allah tidak akan menzalimi atau menyia-nyiakan setiap amal baik maupun buruk yang diperbuat oleh makhluk-Nya. Semuanya niscaya dapat keadilan dari-Nya.

Semoga bermanfaat.

(*)