Banjirembun.com - Senyum terindah yaitu yang berasal dari insan yang paling disayangi, dicintai, ataupun dipercayai. Bahkan, senyuman dari manusia yang jadi cinta pertama dan tak terlupakan, mungkin yang paling indah sedunia. Tiada tandingan.
Sayangnya, kadang saat sedang berada dalam fase terjatuh dan hidup menderita, rasanya tak tega untuk bertemu dan melihat wajah orang-orang yang dikasihi. Lebih pilih, menyimpan sendiri. Tanpa perlu menjadikan mereka objek pelampiasan kesuntukan.
Beberapa alasannya ialah yang pertama mereka makhluk terbatas. Punya rasa bosan dan merasa terganggu ketika didapati lantaran cuma "dimanfaatkan" untuk buang sial. Sekali atau dua kali, barangkali mereka masih memaklumi.
Kedua, amat berpeluang mereka turut pula punya perjalanan kehidupan sendiri yang rumit disertai masalah yang tak kalah pedih. Berhubung, disimpan rapat sendirian akhirnya seolah tampak baik-baik saja.
Ketiga, mereka terkadang juga butuh timbal balik. Artinya, dia mau memberi "senyuman" bukan faktor tulus atau ikhlas lillahitaala. Akan tetapi, ada misi tersembunyi yang terkait persoalan duniawi. Intinya, harus saling memanfaatkan satu sama lain.
Lantas, buat apa menggantungkan diri pada senyuman manusia? Bagaimana kalau senyum yang diberikan hanyalah kepalsuan? Tersenyum di depan, tetapi di belakang pantat malah menunjukkan muka jengkel dan penuh kemuakkan.
Parahnya lagi, sebagian mereka justru memanfaatkan keterpurukan orang yang di depannya untuk semakin menjatuhkan makin dalam. Baik dengan cara memberi nasihat yang menjerumuskan serta menyesatkan maupun cara licik dari belakang.
Sudahlah. Berhenti berharap terpesona pada senyuman manusia. Nikmati senyuman mereka sekadar saat itu saja. Hanya tatkala sedang melihatnya. Selebihnya, dilarang menggagap senyuman dari mereka itu merupakan sinyal kepedulian dan bentuk empati.
 |
Ilustrasi sebuah perjalanan kehidupan (sumber gambar pixabay.com) |
Bergantunglah hanya pada senyum Tuhan. Oleh sebab itu, sebagai hamba tentulah harus tahu, dalam kondisi apa seorang hamba mendapatkan senyuman dari tuhannya. Perbuatan apa saja yang berpotensi memperoleh senyuman dari Tuhan?
Bukan maksud menghibur diri, keadaan menderita yang dialami barangkali bukanlah azab, laknat, maupun murka dari Tuhan. Justru, Tuhan memang menghendaki seperti itu agar hamba-Nya bertambah dekat pada-Nya.
Apakah kamu tidak suka ketika Tuhan menghendakimu mendekat pada-Nya? Apatah kamu tidak mau menikmati penderitaan hidup yang berasal dari ketetapan takdir-Nya? Bukankah kamu beriman pada qodo dan qodar?
Mau apa lagi? Apa ingin mengatur-atur Tuhan? Seorang hamba harus sadar diri dan tahu diri! Mendapatkan senyuman dari Tuhan, itu suatu hal yang teramat dahsyat! Mau mendapat imbalan yang lebih dari senyuman? Bodoh kamu!
Kenali dirimu sendiri dan kenali Tuhan melalui nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang Maha Agung. Belajarlah lagi, supaya menjadi hamba yang benar-benar menghamba dan menyembah pada-Nya. Bukankah tujuan diciptakan jin dan manusia adalah hanya untuk beribadah?
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Hidupmu Menderita, tetapi Tuhan Tersenyum Padamu, Apakah Kamu tak Suka?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*