Banjirembun.com - Berprasangka buruk merupakan tindakan yang dilarang dan harus dihindari. Akan tetapi, curiga dan waspada boleh saja. Dengan penekanan tak boleh buru-buru menyimpulkan, apalagi langsung memvonis tertuju pada individu tertentu.
Lebih lanjut, sifat kewaspadaan maupun kecurigaan di atas, janganlah ditujukan pada satu orang tertentu. Melainkan dijadikan sebagai standar atau batas bagi diri sendiri dalam berhubungan dengan insan lain. Tanpa pandang bulu.
Jadi, siapa saja yang punya perilaku tertentu yang amat janggal dan menyebabkan "keburukan," sebaiknya jaga jarak dengannya. Apalagi, jelas-jelas orang itu telah berani melanggar batas privasi, semisal suka mengatur-atur secara agresif.
Tak peduli orang itu pasangan nikah, kerabat, tetangga, sahabat, rekan kerja, teman dalam komunitas, atau manusia lainnya. Semuanya mesti tetap harus diberi "ketegasan." Berupa dilarang keras mencampuri privasi dalam bentuk apapun.
Baik itu dengan langkah bertanya-tanya, berkomentar sinis, mengurusi atau memerintah yang disertai intervensi, maupun membanding-bandingkan. Intinya, dia hendak membuat orang yang dijadikan target "operasi" mengalami hidup yang terpasung alias terkekang.
Lebih mengerikan lagi, ada juga yang memakai cara licik. Kelihatannya jinak dan bermuka polos baik-baik saja, nyatanya menikam dari belakang. Biasanya, orang seperti itu punya kelakuan manipulatif dan suka adu domba.
Lantas, Curhat dan Minta Saran pada Siapa?
Jawabannya, curhatlah hanya pada Tuhan. Menangislah, berkeluhkesahlah, adukanlah, dan mohonlah solusi hanya kepada-Nya. Dijamin, hati menjadi lega ketimbang curhat pada sesama manusia yang merupakan makhluk terbatas. Malah, mungkin berakibat gantian dicurhati balik.
Minta saran pada siapa? Mintalah saran pada insan yang sudah terbukti nyata berkali-kali dan telah teruji waktu dengan tulus membantu. Baik itu menolong dalam bentuk memberi uang, menyumbang gagasan pikiran, berkorban tenaga, dan meluangkan waktu.
Orang yang menyayangi sepenuh hati bakal bersedia mengarahkan dan memberi solusi konkret-praktis. Jadi, bukan hanya bermanis lisan dengan tujuan cukup menenangkan saja dan basa-basi menghibur hati tanpa disertai efek solutif.
 |
Ilustrasi sedang curhat tentang urusan percintaan (sumber gambar pixabay.com) |
Orang yang benar-benar sayang, bukan hanya mendengar, apalagi justru layaknya wartawan yang banyak tanya demi mengorek informasi. Lalu, di lain waktu dan tempat, informasi yang didapat itu disebarkan atau diberitahukan pada orang lain. Sungguh sadis bukan?
Saran lainnya, hindari curhat di hadapan orang yang punya hati tulus. Boleh jadi, masalah hidupnya jauh lebih berat. Alhasil, alih-alih mau menerima energi negatif dari orang yang curhat, ia lebih pilih membantu secara nyata dan tanpa menunggu berlama-lama.
Barangkali, inilah salah satu manfaat kenapa sebaiknya pilih-pilih teman. Terutama untuk dijadikan tempat bicara. Harus mampu membedakan mana yang pantas untuk diajak bicara serius dan mana yang tak layak dijadikan tempat memperoleh saran atau dimintai pendapat.
Semoga bermanfaat.
(*)
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Hati-hati, Jangan Sembarangan Minta Pendapat Orang Lain, Justru Dijerumuskan atau Disesatkan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*