Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Cerita Pribadi, Terpaksa Pakai Kacang Hijau Berkualitas Rendah Berharga Super Murah Demi Menjaga Kesehatan

 Banjirembun.com - Saya termasuk salah satu pelanggan martketplace (yang kerap disebut toko online) yang cukup aktif memburu serta menyeleksi bakal barang yang saya beli. Termasuk pula, soal membeli bahan makanan mentah seperti kacang hijau.

Standar pilihan saya berpatokan utama pada kualitas barang, merk, jumlah barang yang telah terjual pada item yang saya incar, dan performa (rating bintang, ulasan, dan jumlah barang yang telah terjual) toko penjual barang.

Sesudah seleksi di atas lolos, barulah mencari toko mana yang memberikan diskon besar serta memfasilitasi bebas ongkos kirim paling tinggi. Kalau bisa yang memberikan free ongkir 100%.

Nah, dalam kasus bahan mentah panganan, dalam hal pembahasan ini berupa kacang hijau, ternyata cukup sulit menemukan jualan yang murah (berjumlah lebih banyak) serta berkualitas.

Sesudah proses pencarian, akhirnya saya menemukan kacang hijau berharga miring di salah satu toko online. Tentu, saya tak langsung check out. Sebelum membayarnya, saya cermati dahulu.

Saya lumayan kaget, biasanya setengah kilo kacang hijau dihargai kisaran 13 ribu. Akan tetapi, di toko ini hanya dibanderol 8.800. Tak berpikir lama saya putuskan membeli 1 kg yang terdiri dari dua bungkus dengan total harga 17.600.

Kacang hijau mentah berat 0,5 kg, yang saya beli dalam kondisi divacum (sumber foto koleksi pribadi)


Kenapa saya nekat membeli barang mencurigakan tersebut? Alasan utamanya karena kemasan kacang hijau berupa vacum (plastik kedap udara). Diimbuhi ada deskripsi "organik" dan produk lokal.

Padahal, saya sudah melihat ulasan dan foto kiriman pada komentar dari pembeli sebelumnya yang menunjukkan kondisi kacang cukup mengenaskan. Di mana, terdapat serbuk cokelat yang menunjukkan kacang mulai melapuk.

Namun, ada komentar oleh pembeli lain yang awalnya kecewa dan terburu-buru memberi bintang di bawah 5, akhirnya memutuskan merevisi untuk memberikan bintang 5, sesudah tahu hasil akhir masakan kacang hijau.

Dari berbagai alasan dan melihat faktor kebutuhan, setelah mengecek dan memastikan kelayakan untuk dibeli serta tentunya karena anggaran saya terbatas, akhirnya saya memutuskan membeli kacang hijau di toko itu.

Tampak kemasan vacum rapat tanpa bocor. Namun, sangat terlihat bahwa proses vacum sepertinya sudah dilakukan cukup lama. Dengan kata lain, secara teknis kacang itu masih layak konsumsi karena divacum rapat, tetapi faktanya isinya ada yang mulai lapuk.

Bersyukurnya, walau saat kacang hijau dibersihkan dengan pembilasan air mengalir berkali-kali yang membuat cukup banyak kacang terbuang karena kopong, nyatanya setelah dimasak hasilnya tak mengecewakan.

Hasil masakan kacang hijau mentah yang saya beli di martketplace (sumber foto koleksi pribadi)


Walau tekstur ada yang lumayan banyak agak terlihat tidak utuh, beruntungnya rasa masih cukup enak untuk dinikmati. Masih boleh dibilang, saya tidak rugi maupun enggak bikin menyesal setelah membeli kacang hijau tersebut.

Saya memakannya cukup lahap, selain karena lapar dan demi terapi menjaga kesehatan, sejujurnya rasa kacang hijau tersebut tidaklah memuakkan alias tak menjemukan. Meski diakui, tentu lebih nikmat ketika kondisi kacang hijau masih segar yang baru saja dipanen.

Terlebih lagi, saya mengonsumsi kacang hijau tanpa campuran apapun. Termasuk tanpa gula. Hanya kacang hijau yang saya bilas air berkali-kali, lalu saya rendam semalaman, kemudian esoknya saya masak sembari kerap diaduk. Itu saja.

(*)





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Cerita Pribadi, Terpaksa Pakai Kacang Hijau Berkualitas Rendah Berharga Super Murah Demi Menjaga Kesehatan"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*