Banjirembun.com - Ada pernyataan "Setiap musibah pasti ada hikmah." Artinya, antara musibah dan hikmah merupakan satu paket yang tak terpisahkan. Sama halnya dengan ungkapan "Bersama kesusahan pasti disertai kemudahan."
Lebih lanjut, sangat disarankan untuk tak mencoba-coba (sok pintar, sok tahu, atau berbuat nekat) guna meraba-raba terkait hikmah apa yang didapat saat terkena bencana kehidupan. Sebab, tidak semua hikmah dapat segera dipahami dan disadari.
Terkadang, suatu hikmah baru bisa "disyukuri" dan dipahami sesudah bertahun-tahun peristiwa menyulitkan tersebut terjadi. Itupun kalau beruntung. Sebab, banyak tragedi kehidupan yang harus diterima begitu saja tanpa perlu tahu hikmah di baliknya.
Berikut ini nilai positif yang dapat diambil dari peristiwa pandemi pada tahun 2020 yang lalu. Entah apa yang dipaparkan di bawah ini termasuk hikmah atau bukan, tentu itu tergantung pengalaman individu masing-masing.
1. Pembiasaan Digitalisasi dalam Banyak Aspek Kehidupan
Pembayaran online, dompet digital, belanja online, hingga penggunaan berbagai aplikasi melalui jaringan internet semakin marak dijalankan. Lebih dari itu, dulu sebelum pandemi masih banyak ibu-ibu yang belum tahu apa itu email (surat elektronik).
Sekarang mulai dari kalangan anak usia dini hingga usia paruh baya telah banyak yang terdigitalisasi. Meski masih banyak pengguna usia muda, nyatanya yang tua kini tak mau kalah. Minimal mereka tahu cara video call, telepon melalui aplikasi chat, memfoto, dan merekam video.
Lebih lanjut, masih ada orang tua yang kolot yang menghindarkan anaknya yang sudah beranjak usia remaja akhir agar tetap jauh dari dunia digital. Setelah dipaksa keadaan, akhirnya mereka mau berkorban membelikan handphone maupun laptop untuk peningkatan kualitas hidup anaknya.
2. Pendekatan Diri pada Tuhan
Banyak orang yang sombong dengan harta, jabatan, pengaruh, ketokohan, dan popularitas yang disandangnya. Mereka seolah yakin betul bahwa dunia bakal terus dalam situasi baik-baik saja sampai kematian di usia renta tiba. Begitulah sifat percaya diri yang tinggi.
Nah, terlanjur sudah melangit melambung tinggi ternyata serta-merta dirinya terjatuh tanpa aba-aba. Ada yang bangkrut, kehilangan jabatan, popularitas luntur, hingga tak bisa lagi tampil di tengah masyarakat akibat pandemi. Kalaupun semua itu masih dimiliki, ternyata mereka takut mati akibat pandemi.
Sebagian dari mereka ada yang sadar diri lantas bertaubat mendekatkan diri kepada Tuhan. Di mana, mereka mulai rajin membaca dan menonton konten agamis. Konten yang paling diminati yaitu tentang gambaran surga, kehidupan setelah mati, kesabaran, cara bersyukur, dan kebahagiaan dalam perspektif agama.
3. Kesadaran Tentang Pentingnya Menjaga Kesehatan
Dulu banyak yang tidak tahu bahwa mengonsumsi gula dalam kadar banyak secara terus-terusan amat membahayakan kesehatan. Selain itu, dahulu tak sedikit yang tahu bahwa menjaga pola hidup sehat amat penting bagi kualitas kehidupan dan berpotensi memiliki umur panjang.
Sekarang banyak orang yang sadar tentang pentingnya cuci tangan, mengonsumsi makanan sehat, minum air putih secara rutin setiap hari minimal 2 - 3 liter, menghindari makanan yang memicu penyakit kronis, dan mencegah begadang atau tidur larut malam.
4. Peningkatan Wawasan, Pengetahuan, dan Ilmu Melalui Internet
Salah satu cara mengisi waktu kala tinggal di rumah yaitu menekuni hobi baru. Setidaknya, mulai mengembangkan hobi lama menjadi sesuatu yang lebih menarik dan menghasilkan karya bermanfaat. Nah, cara yang ditempuh dalam menggeluti hobi itu ialah dengan belajar dari konten di internet.
 |
Ilustrasi seorang yang sedang mengalami penyesuaian saat pandemi (sumber foto pexels.com) |
Lebih lanjut, berhubung seolah terpaksa harus berselancar terus-menerus di internet, akhirnya banyak orang yang tahu tentang cara menggunakannya dengan tepat. Misalnya, dipakai untuk mengetahui cara atau utorial memecahkan masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka tak lagi mudah fanatik atau terpaku pada platform tertentu. Begitu juga, enggak mau hanya fokus pada konten kreator itu-itu saja. Sebab, makin didalami dan ditelusuri, pada kenyataannya justru jadi tahu hal banyak. Intinya, banyak pilihan konten yang dapat dimanfaatkan.
5. Peningkatan Kreativitas dan Inovasi di Tengah Tekanan Ketat dari Pemerintah
Ketika manusia dihadapkan pada dua pilihan yaitu apakah bertahan tanpa berbuat lebih yang bisa berisiko fatal atau bertindak sesuatu yang beda alias berubah dari sebelumnya yang berpeluang lolos dari masalah?
Tentulah, secara bawaan dan naluri sebagai manusia normal, seseorang ingin menghindari ancaman musibah lebih besar dengan cara kerja nyata menerapkan inovasi baru. Tidak harus muluk-muluk. Terpenting sudah mencoba hal-hal baru.
Sebab, kalau tetap melakukan cara-cara sama dari sebelumnya, bukannya semakin lolos dari bencana kehidupan, justru bertambah masuk ke dalam dasar jurang. Apalagi, kini masyarakat sudah banyak yang pintar. Mereka gampang meniru sehingga siapapun terancam mendapat pesaing baru.
(*)
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Hikmah yang Terjadi Setelah Terjadi Pandemi 4 Tahun Lalu "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*