Banjirembun.com - Jeda. Satu kata yang jarang diucapkan, lantaran lebih sering diganti dengan istilah "istirahat." Padahal, keduanya berbeda. Di mana, istirahat merupakan bagian dari jeda. Namun, tidak berlaku sebaliknya.
Istilah istirahat lebih cenderung mengacu pada aspek fisik yang sedang capek sehingga perlu berhenti dulu. Setidaknya, waktu istirahat itu dapat digunakan untuk aktivitas lain meski tubuh tak mengalami lelah.
Adapun, ungkapan jeda jauh menyentuh ke ranah kejiwaan dan mental. Sebab, mengistirahatkan badan saja maupun menyapihnya dengan aktivitas lain, tidaklah cukup. Harus disengaja untuk benar-benar rela "berhenti" total.
Jadi, saat mengambil jeda tidak boleh sambil memegang HP atau memegang apa saja. Tak pula boleh mendengarkan musik. Otak maupun tubuh benar-benar "berhenti" bekerja tanpa perlu menerima rangsangan berupa apa pun.
Melakukan jeda tidak harus diterapkan dengan frekuensi renggang alias jarang. Misalnya, satu bulan sekali. Bahkan, jeda bisa dilakukan setiap hari dalam periode beberapa jam sekali.
Lebih bagus lagi, diterapkan dalam kurun interval hitungan menit saat sedang beraktivitas fisik maupun otak. Pada saat itu, disarankan mengambil jeda beberapa kali.
Ingat, hal di atas bukan cuma tentang durasi, tetapi perhatikan kualitas dalam menjeda.
Sebagaimana sebuah langkah yang disebut teknik pomodoro. Yakni, sebuah manajemen waktu yang membagi suatu kegiatan bekerja ataupun belajar dipecah-pecah menjadi beberapa jarak "diam" tertentu yang di tengah-tengahnya ada sejumlah jeda.
Contohnya, membagi-bagi waktu kerja atau belajar ke dalam rentang maksimal berdurasi 25 menit. Sesudah waktu yang ditetapkan itu tiba, wajib untuk berhenti total atau melakukan jeda selama 5 menit.
Pada jeda pertama, sebaiknya tidak boleh memikirkan, memegang, mendengar, makan, atau kegiatan apa saja yang lain. Cukup rebahan, pejamkan mata, serta rilekskan otot-otot tubuh.
Pada sesi 25 menit di aktivitas yang melanjutkan sebelumnya atau dalam kasus tertentu bisa berganti kegiatan berbeda, jeda 5 menit bisa diisi dengan peregangan otot layaknya pemanasan sebelum olahraga raga. Lantas, disertai jalan-jalan berkeliling ruangan.
Ulangi proses di atas sampai 4 kali. Sesudah itu, durasi jeda bisa ditambah dari 5 menit menjadi 15 sampai 30 menit. Lalu, lakukan evaluasi apakah ada yang perlu diperbaiki dalam melakukan pendekatan penuntasan bekerja atau belajar?
Teknik pomodoro dapat bermanfaat meningkatkan produktivitas. Sebab, rasa bosan menjadi berkurang dan keinginan untuk menunda dalam jangka lama berpeluang hilang.
Dengan metode pomodoro, target penuntasan pekerjaan maupun penyelesaian tugas belajar dalam menempuh pendidikan bisa terselesaikan tepat waktu. Alih-alih, menguras energi, yang ada kinerja otak masih prima sesudah selesai.
Jeda Panjang, Diperlukan untuk Menemukan Makna Hidup
Hidup ini untuk apa? Sampai kapan harapan kehidupan tergapai? Mau ke mana saja menapaki kehidupan? Dengan siapa saja menjalani hidup? Mengapa harus bertahan hidup? Bagaimana cara menjalani hidup?
Itulah beberapa pertanyaan yang kadang dilupakan atau lebih tepatnya terlewatkan. Akibat terlalu fokus aktualisasi diri dan beraksi nyata, berujung lupa memikirkan tentang pertanyaan-pertanyaan kehidupan. Hal itu, sungguh mirip mesin atau robot.
Bagaimana tidak, perangkat teknologi yang dipekerjakan harus dipaksa berada mode istirahat disebabkan keadaan panas, rusak, khawatir aus, atau memang dalam jangka waktu tertentu tidak dibutuhkan energinya. Lantas, apakah manusia juga mau dibegitukan? Disuruh istirahat agar tak cepat rusak.
 |
Ilustrasi sedang menjeda diri (sumber foto pixabay.com) |
Sesekali di kala ada waktu kosong, pakailah untuk benar-benar melakukan jeda. Bukan malah mencari hiburan maupun meluapkan bentuk kompensasi lain. Bahkan, menekuni hobi pun dilarang dilakukan. Termasuk, jangan dulu bercengkrama.
Jeda panjang dan tuntas, seenggaknya mampu membuat seseorang mengenali siapa sebenarnya dirinya? Kondisi jiwa dan tubuhnya sejatinya seperti apa? Alhasil, salah satunya individu menjadi sadar diri. Tak mau menuntut diri secara berlebihan, semisal gara-gara mengikuti tren.
Dengan jeda, sebuah ide jernih serta inspirasi tiba-tiba bisa muncul begitu saja. Intuisi menjadi lebih tajam. Intinya, ilham atau pencerahan di dalam kepala seketika gampang hadir yang mampu menjadi solusi.
Melalui jeda, siapa saja dapat memikirkan aspek yang berbeda dari sebelumnya. Termasuk, sisi positif dari situasi yang tengah dihadapi. Dengan itu, setiap pilihan dan keputusan dapat diambil secara efektif serta mungkin juga efisien.
Baca juga: Alasan Rasional Kenapa Inspirasi Kerap Muncul Tiba-tiba di Kamar Mandi
Kesimpulannya, jeda mampu membikin individu menemukan hal-hal baru. Bukan hanya tentang langkah-langkah praktis dalam menuntaskan masalah, tetapi lebih berharga lagi, menemukan pola pikir berbeda serta cara pandang hidup baru.
Pada akhirnya, pemahaman terhadap makna hidup juga mengalami perbaikan dan perkembangan. Tidak lagi fanatik dan terjebak pada "gaya hidup" lama yang membikin hidup terus-menerus begitu saja. Tanpa berubah dan tak ada dinamika penuh makna.
(*)
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ambil Jeda Dulu, itu Sungguh Penting Guna Memahami Makna Hidup"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*