Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Ngakunya Punya Harga Diri Tinggi, Giliran Melihat Barang Terlantar Bukan Miliknya Langsung Diambil Tanpa Izin

 Banjirembun.com - Baru melihat buah mangga jatuh dari pohon yang jelas-jelas bukan berasal dari hak miliknya nyatanya hati sudah bahagia minta ampun. Seolah itu bagian dari jatahnya sehingga layak untuk diambil. Dianggap mangga tersebut sebagai rezekinya. Selain itu, punya dalih klasik "Daripada mubazir, mendingan dimanfaatkan." Merasa bahwa perbuatan semacam itu sangat lumrah sekali.

Pohon mangga di atas, biasanya berstatus punya tetangga yang mepet jalan raya maupun pepohonan yang berasal dari fasilitas publik seperti pada taman kota. Alhasil, dengan penuh percaya diri ketika melihat buah mangga yang masih menyatu dengan pohonnya langsung melemparinya agar rontok. Tentu, syukur-syukur menemukan buah mangga utuh yang jatuh sendiri tanpa perlu main tangan.

Cara pandang yang salah kaprah di atas sangat menganggap enteng suatu masalah kecil. Padahal, urusan tersebut menyangkut dengan hak kepemilikan orang lain. Anehnya, tergolong banyak orang yang justru bangga dan merasa puas di kala mampu mengambil buah mangga secara paksa dengan melempar maupun memungutnya di atas tanah akibat terjatuh sendiri.

Intinya, kalau menjadi seorang yang miskin dan enggak memungkinkan untuk memiliki pohon mangga sendiri janganlah merugikan orang lain. Bagaimanapun, seperti halnya orang lewat yang "menemukan" mangga jatuh itu, boleh jadi pemiliknya juga menanti-nanti ketiban rezeki ada mangga matang yang jatuh. Apalagi, didapati bahwa jumlah anggota keluarga di rumah yang ada pohon mangga itu cukup banyak.

Bila memang punya harga diri maka sudah semestinya tidak mengambil sesuatu yang bukan bagian dari haknya. Baik itu barang yang terlantar, terjatuh, ataupun terabaikan oleh pemiliknya akibat keteledoran tentulah tidak serta-merta seketika membuatnya menjadi milik publik yang siapapun boleh mengambil serta menguasainya. Alih-alih mengambilnya, malah seharusnya mengumumkannya.

Di dunia ini sejatinya tak ada istilah "Barang tanpa tuan." Sebab, andai memang mau menelusuri secara teliti dan mendalam pasti bakal ditemukan siapa pemilik barang tersebut. Kendati kesulitan untuk menemukan siapa pemilik aslinya, toh masih ada pejabat pemerintah dan pihak berwajib lainnya yang bisa mengelolanya. Selain itu, di zaman digital sekarang ini barang temuan bisa dipublikasikan di media sosial.

Ilustrasi buah mangga punya tetangga memang menggoda (sumber pixabay.com)


Contoh yang paling gampang terkait individu yang tak punya harga diri yang bisa ditemukan di tengah masyarakat ialah tatkala ada dompet, HP, uang, atau barang berharga lain yang jatuh di jalan raya langsung dia ambil dan menguasainya guna dimanfaatkan sendiri. Parahnya, demi menghilangkan jejak sehingga ketika pemilik asli mencari membuat si penemu secara cekatan menjual HP itu. Boleh dikata, perbuatan tersebut sangat minim simpati dan empati.

Nah, cukup banyak masyarakat yang beranggapan bahwa jika ada barang "liar" di titik lokasi "jatuh" yang tak lazim tanpa diketahui siapa pemiliknya maka dianggap sebagai milik siapa saja yang telah menemukannya. Disertai alasan "Salah sendiri yang punya ceroboh!" Di mana, sejatinya kata-kata yang menyudutkan pemilik barang itu hanyalah sebagai bentuk bersilat lidah untuk membenarkan perbuatan salah.

Terbukti, ketika dia sendiri mengalami musibah yang sama berupa kehilangan barang bakal marah besar terhadap si penemu yang ogah mengembalikan. Semakin meluap amarahnya ketika si penemu bilang "Salah sendiri kamu cereboh!" Lantas, di mana pemikiran yang dipegang teguh tentang "Barang yang sudah hilang akibat keteledoran pemiliknya tidak perlu dicari-cari lagi, sebaiknya relakan saja, anggap bukan rezekinya lagi" yang dijunjung tinggi itu?

Hati-hati, banyak pihak tertentu menunggu keteledoran seseorang agar dapat mengambil barangnya secara hina!





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ngakunya Punya Harga Diri Tinggi, Giliran Melihat Barang Terlantar Bukan Miliknya Langsung Diambil Tanpa Izin"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*