Banjirembun.com - Perkenalkan nama saya RX Mberick. Itu adalah nama samaran. Identitas resmi sengaja saya rahasiakan demi menjaga privasi agar tidak menimbulkan gejolak hati sesudah para pembaca menikmati suguhan tulisan ini. Tentunya pula, supaya artikel ini tetap bisa memberi pesan moral berharga tanpa harus "menuduh" pihak-pihak terkait maupun mengeksploitasinya.
Terus terang saja. Saya punya orang tua yang sangat tidak normal sebagaimana lumrahnya manusia. Barangkali, bagi kalangan yang memiliki ibu berperilaku wajar akan begitu menyangkal tentang realitas tersebut. Di sisi lain, saya sungguh yakin masih ada insan-insan di luaran sana yang menjadi korban salah asuh orang tua hingga punya trauma mendalam akibat perlakuan orang tuanya.
Jadi begini, saya difintah oleh ibu saya sebagai anak durhaka. Lebih detailnya seperti apa cara fitnah sekaligus bentuk kejahatan ibu yang lain amat tidak etis saya jelaskan di sini. Selain karena ingin memendamnya sendirian, sembari mengetik tulisan ini saya meneteskan air mata. Saya tidak sanggup menjabarkan betapa busuknya ibu saya. Tentu, semoga juga ada "sedikit" niat bagi saya untuk belajar bersabar menerima perihnya kehidupan sendirian.
Intinya, teman kerja saya di kantor maupun orang lain yang saya kenal sangat banyak mengenal saya sebagai anak durhaka. Entah dari mana mereka kok tega menyindir maupun mengatakan langsung kepada saya seperti itu. Padahal, saya sudah begitu berusaha berbuat baik pada orang tua dengan berbagai cara. Namun, semua itu dimentahkan dan ditampik oleh orang tua. Parahnya lagi, ibu mengadu domba antara sesama anak.
Lantas timbul pertanyaan, apakah saya kuat menahan penderitaan seperti di atas? Jawabannya, jangankan difitnah sebagai anak durhaka, dituduh sedang berupaya merebut istri orang masih tetap bisa membikin saya tegar. Terpenting, saya sudah mampu muhasabah diri secara tepat. Selain itu, saya telah bisa meyakinkan diri sendiri bahwa saya berada di posisi yang benar kendati banyak badai fitnah menerjang.
Baca juga: 5 Cara Berbakti pada Orang Tua yang Jahat Terhadap Anaknya
Jujurly, sebuah fitnah atau malah sejumlah tuduhan palsu yang arahnya menghujam pada dada saya merupakan sarana bagi saya untuk berusaha tetap semangat hidup. Sebab, cara berpikir saya sederhana yaitu berupa kaidah "Kebenaran akan menemukan jalannnya sendiri." Artinya, walau saya berdiam diri saja pasti sebuah kebenaran bakal muncul ke permukaan untuk menenggelamkan kebatilan.
Memang harus diakui bahwa kemenangan dari kebenaran tak harus segera hadir dan mungkin pula tidak langsung menyeruak meledak hebat. Akan tetapi, di saat puluhan tahun nanti barulah ada cahaya kebenaran ataupun tersibak secara berangsur-angsur alias sedikit demi sedikit. Bahkan, boleh jadi baru terbuka 100% secara totalitas saat di Hari Persidangan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, buat apa saya gelisah ketika difitnah?
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Curhat Pribadi, Jangankan Difitnah sebagai Anak Durhaka pada Orang Tua, Dituduh Berupaya Merebut Istri Orang Masih Tetap Tegar"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*