Banjir Embun - Baru juga membantu berupa barang maupun duit, bersedekah, menghutangi, atau berderma hanya kepada teman dekat maupun tetangga nyatanya sudah menganggap diri sebagai orang paling dermawan sedunia. Lantas, ketika melihat ada orang lain yang begitu pelit lantaran tampak di matanya enggak pernah sedekah langsung mengatakan "Dia itu orangnya pelit banget!"
Kalau berbuat baik pada kerabat, itu sih tak perlu diomongin lagi, sudah selayaknya untuk meringankan beban mereka. Setidaknya, mencegah diri mengganggu atau merusuhi hidupnya tentu sebuah kebaikan. Buat apa membantu mereka tatkala ujung-ujungnya mengharap imbalan balik atau ada pamrih tersembunyi di kemudian hari?
Baca juga: Perbedaan Hemat, Pelit, dan Minimalis
Jadi, saat ada orang yang maunya cuma berbuat baik pada teman dekat dan kerabat sungguh pantas ia disebut sebagai orang pelit. Sebab, kalau memang nyatanya enggak kikir semestinya dia turut pula berbuat baik pada semua orang yang tak dikenal maupun terhadap kalangan tertentu yang membutuhkan padahal ia pribadi tak punya hutang budi pada mereka.
Pendek kalimat, orang yang memiliki sifat penuh hitung-hitungan di mana ditandai dengan bersikap baru mau menolong pihak tertentu dengan syarat individu yang dibantu itu dahulu juga pernah berbuat baik padanya merupakan termasuk dari kategori orang pelit. Seenggaknya, dia mau berbuat baik sekadar kepada orang-orang yang ada di lingkaran hidupnya guna berbalas budi.
Orang seperti di atas sangat antusias serta berperan menonjol untuk ringan tangan pada sesama anggota komunitas, kepada orang yang sama-sama sebagai pihak satu kepentingan (terutama menyangkut pengaruh kuat di lingkungan, uang, dan popularitas), dan mempunyai kesamaan dalam minat atau hobi tertentu. Intinya, mereka saling bantu disebabkan karena terdapat fanatisme dan persamaan visi-misi saja. Selebihnya, ogah membantu.
Anehnya, ada Orang Miskin yang Pelit Ngata-ngatain Kalangan Berduit
Sesama orang pelit dilarang menyalip. Itulah ungkapan satir yang patut ditujukan kepada individu yang sungguh getol agresif mengatain orang berduit yang punya gaya hidup hemat dan disiplin pada diri sendiri sebagai pihak yang pelit. Disertai ungkapan "Jangankan bersedekah pada orang lain, dia saja bisa tampil sederhana seperti itu gara-gara pelit pada diri sendiri."
Orang yang mengatakan individu tertentu sebagai pihak yang pelit semestinya mengaca diri dulu. Jangan-jangan dirinya sendiri malah jauh lebih pelit lantaran punya alasan "Kalau aku sih enggak apa-apa berperilaku pelit, aku kan hidupnya kekurangan. Untuk kerja saja harus banting tulang." Padahal, di sisi lain uangnya terkuras banyak untuk beli rokok serta guna menyenangkan diri dalam bentuk tertentu.
Sudah hidupnya miskin, tetapi bergaya hidup boros. Diimbuhi, saat melihat orang kaya memiliki pola hidup sederhana alias minimalis langsung menuduh sebagai orang pelit. Boleh jadi, prasangka buruk itu dapat muncul lantaran di alam pikirannya terdapat dugaan bahwa orang yang pelit pada diri sendiri sudah barang tentu tanpa diragukan lagi pasti pelit pada orang lain.
Sekarang pikirkan lagi, hendak memilih mana antara "Pelit pada diri sendiri, tetapi enggak pelit pada orang lain" atau "Boros pada diri sendiri, tetapi pelit pada orang lain?" Jika hanya ada dua pilihan tersebut tanpa alternatif lain maka tentulah jawabannya bakal pilih pelit pada diri sendiri, akan tetapi tidak kikir terhadap orang lain.
Baca juga: Dilarang Pelit Demi Hemat Kuota Internet untuk 5 Hal ini, Dijamin Hidup Jadi Berubah
Lebih lanjut, orang yang pelit sejatinya tidak meyakini tentang sebuah konsep "Barangsiapa yang telah memberi pasti akan mendapatkan kembali apa yang telah dikeluarkannya tersebut." Wujud balasan kebaikan itu tidak harus segera tampak dan dengan jumlah tertentu yang dapat dihitung secara matematis. Terkadang balasan yang diterima dalam jangka lama dan tak kasat mata.
Sebagai penutup, kalau memang malu untuk mengemis atau meminta bantuan berbentuk harta terhadap orang kaya sebaiknya jangan menghinanya dengan cara mengatakan ia sebagai orang pelit. Introspeksi diri dulu, jangan-jangan ketika nanti punya nasib baik sehingga menjadi orang berduit justru bakal memiliki sikap yang jauh lebih pelit. Padahal punya uang cukup, tetapi pura-pura miskin. Bisa terjadi kan?
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Jika ada yang Mengatakan "Dia itu Orangnya Pelit!" maka sungguhpun ia Tak Sadar Diri Juga Kikir"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*