Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Istri Saya Lebih Cantik Dibanding Istrinya Tetangga

 Kota Malang - Perkenalkan nama saya RX Mberick. Itu adalah nama samaran yang saya gunakan sebagai penulis berstatus ghost writer. Hal itu saya lakukan demi menjaga privasi dan biar tetap profesional. Sebab, apa yang saya curhatkan pada tulisan ini menyangkut urusan pribadi yang cukup sensitif.

Jadi begini, saya memiliki tetangga. Dia itu cewek. Pengantin baru. Orangnya judes dan bermuka menjengkelkan. Dia itu pendatang yang baru saja ikut tinggal bersama suami yang rumahnya amat dekat dengan domisili saya. Artinya, ada saya dulu baru muncul dia.

Baca juga: Penyebab Suami Selingkuh, Gara-gara Istri Punya Sifat dan Ciri-ciri Seperti ini

Bisa dibilang kita merupakan tetangga dekat. Namun, cuma jarak fisik antar rumah yang dekat. Bukan kedekatan sosial maupun hubungan dari hati ke hati. Sebab, tetangga saya itu sekeluarga (orang tua, anak-anaknya, dan menantu) tipe orang yang mudah iri sekaligus usil mengurusi hidup individu lain.

Salah satu buktinya, perempuan yang sedang saya bicarakan ini sebelumnya tak pernah tahu atau mengenali saya serta sebaliknya pun saya enggak pernah mengusik hidupnya. Akan tetapi, tiba-tiba perlakuan dia itu sungguh tidak mengenakkan hati. Tak perlu didetailkan di sini. Bagi pihak yang perasa alias sensitif pasti pernah mengalami dizalimi tetangga.

Ilustrasi rumput tetangga yang gersang (sumber pixabay.com)


Sudah mukanya jelek (demi menjaga kesahajaan enggak saya sebutkan terkait ukuran badannya, warna kulitnya, dan bentuk mukanya) diperparah lagi kelakuannya sungguh ngeselin. Intinya, jangankan untuk memandangnya, sekadar untuk mendengarkan suaranya saya sangat jengah.

Mau saya ajak ribut, ternyata dia dari golongan kaum hawa. Mau saya tegur sapa untuk basa basi takutnya nanti disalahartikan. Sudahlah, saya terima penuh kesabaran. Toh, saya juga kasihan tatkala ada wanita yang memiliki kekurangan fisik, tetapi kok masih diberi beban hidup untuk menghadapi lelaki seperti saya.

Lagi pula, hidupnya sudah penuh beban lantaran barangkali gara-gara fisiknya itu di masa lalunya banyak masalah hidup yang menghampirinya. Apalagi, mungkin saja dia tipe cewek yang gemar membanding-bandingkan diri sendiri dengan sesama wanita lainnya. Tentu, kalau memang begitu bertambah pula beban jiwa yang harus dia hadapi.

Daripada Istri Tetangga, 100% Tanpa Ragu Saya Memilih Istri Tercinta

Dalam melakukan penilaian terhadap sesuatu apa pun itu saya sangat cenderung objektif. Intinya, saya memuji istri sendiri bukan lantaran ingin  menghibur diri. Bukan pula disebabkan saya telah tersakiti oleh individu tertentu sehingga menjadikan saya selalu mencari-cari kesalahan dan hanya fokus pada kelemahannya.

Selain itu, sesudah saya bandingkan dari segala aspek (bukan hanya masalah fisik) tentulah istri saya jauh lebih sempurna ketimbang istri tetangga. Jadi, buat apa saya mesti menanggapi gangguan perempuan itu? Justru, semakin saya tanggapi tambah senang ia bersama keluarga barunya itu karena saya bagaikan topeng monyet yang ditabuhi gendang.

Lagian, siapa dia? Kenal saja tidak. Kok berani-beraninya mengganggu hidup saya. Barangkali, kalaupun saya tega menegur suaminya atau mertuanya langsung mereka bakal play victim. Merasa si paling terzalimi. Lebih baik, saya berdiam diri sembari tetap sabar dalam menghadapi tindakan mereka yang suka mengusik.

Diimbuhi lagi, rumah mereka tidak tepat berada di depan pagar tempat tinggal saya. Hal itu membikin segala wujud "godaan" dari mereka enggak begitu langsung terlihat muka antar muka. Dengan itu, jika ada suara-suara meresahkan maka masih ada sedikit jarak dan tabir yang bisa dibilang tak membuat mata terganggu, kuping terasa bising, ataupun hati jadi terusik.

Baca juga: Puisi Duhai Istriku, Aku Cinta Kamu

Mungkin kalian yang  baca cerita ini akan bertanya "Bagaimana ketika istrinya tetangga itu orangnya cantik?" Sebelum saya jawab, saya berasumsi bahwa orang cantik punya potensi cenderung bahagia hidupnya. Jadi, sebagai bentuk rasa syukur atas kebahagiaan yang diperoleh menjadikan dia sangat mencegah untuk "melampiaskan" masalah hidupnya dengan cara mengganggu hidup tetangganya.

Misalnya, tetap ada pertanyaan ngeyel "Bagaimana saat istri tetangga itu cantik, tetapi kelakuannya jahat?" Jawabannya yaitu saya tetap antipati kepada siapa pun yang menzalimi saya. Tak peduli bagaimana fisiknya. Senyampang perilakunya sudah melebihi batas toleransi saya untuk memaklumi sikap buruknya, bakal saya hindari karena saya jijik padanya.

Itulah sedikit keluh kesah isi hati saya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Istri Saya Lebih Cantik Dibanding Istrinya Tetangga"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*