Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Ciri SDM Rendah, Orang Sedang Bertanya Baik-baik Justru Disalahartikan Telah Menuduh dan Dikatakan sebagai Pihak yang Sok Tahu

 Kota Malang - Berurusan dengan orang yang punya SDM rendah memanglah berat risikonya. Oleh sebab itu, sangat wajar ketika sebagian pihak memilih menghindari untuk berhubungan dengan siapa saja yang memiliki ciri SDM rendah. Kalaupun mau tegur sapa itu pun hanya basa-basi dan lantaran faktor keterpaksaan. Selebihnya bakal menolak untuk menjalin komunikasi lebih mendalam.

Memutuskan untuk pilih-pilih teman atau kenalan sebagai teman mengobrol, baik itu dunia maya maupun pada media sosial, sangatlah penting. Ketimbang saat berurusan dengan orang salah bakal berakibat mengganggu ketenangan hidup, lebih bijak seleksi mereka. Alasannya ialah pikiran, waktu, dan tenaga berisiko terbuang sia-sia akibat meladeni orang yang ber-SDM rendah.

Baca juga: 5 Risiko Berhubungan dalam Bidang Apa Saja dengan Orang Ber-SDM Rendah dan IQ Jongkok

Perkara yang ringan, sepele, dan kecil tatkala berada di tangan kaum SDM rendah akan menjadi rumit serta besar. Diperparah lagi, tentunya orang yang ber-SDM jongkok itu merasa diri si paling benar dan si paling berhak berkuasa. Menganggap diri sendiri sebagai orang yang penting. Sedang pihak lain harus berada di bawah dan mesti ditaklukkan. Padahal, nyatanya sikap dan komentar dia yang salah.

Contoh nyata perbuatan orang yang menjadi bagian dari ciri SDM rendah yaitu di kala ada tetangga samping rumah yang tanya baik-baik lewat chat di media sosial "Mohon maaf pak, pondasi yang bapak bangun di sebelah rumah apakah sudah melewati batas tanah milik saya?" Langsung dijawab "Jangan begitu, saya ini tak pernah ya memakan sesuatu yang bukan milik saya."

Orang yang ber-SDM dangkal di atas enggak bisa membedakan mana kalimat tanya serta mana kalimat sebuah pernyataan (ungkapan). Seketika tersinggung dengan menuduh tetangga yang sedang tanya baik-baik tersebut telah mengatakan dirinya menyerobot lahan. Padahal, maksud penanya adalah ingin memastikan sekaligus meminta kejelasan kepada orang yang dianggap telah lupa atau lengah sehingga khilaf "memakan" lahan miliknya.

Ilustrasi Sumber Daya Manusia (sumber pixaba.com)


Contoh berikutnya, terdapat komentar di media sosial berupa "Bukankah kejadian seperti itu seharusnya ditindaklanjuti dengan menghubungi ketua RT setempat dahulu?" Lantas ditimpali oleh kaum SDM rendah dengan tanggapan "Jangan sok tahu kamu, itu peristiwa yang mendesak kalau kamu berada di posisi seperti itu belum tentu kamu sempat untuk melapor pak RT." 

Padahal, komentar pertama di atas bermaksud ingin mencari jawaban atas keraguan atau ketidaktahuan dalam merespon suatu keadaan genting yang baru saja dilihat di media sosial. Akan tetapi, ada SDM rendah yang begitu sombongnya menanggapi dengan penuh rasa percaya diri dan sok pintar tanpa mau memahami dulu apa maksud di balik komentar itu.

Baca juga: Jangan Mau Dijerumuskan oleh Influencer di Medsos yang Mengatakan "Sekolah dan Kuliah itu Scam!"

Dari dua contoh di atas sudah jelas bahwa mungkin saja saat berada di kelas pelajaran Bahasa Indonesia orang yang ber-SDM rendah di atas tak mempelajari tata bahasa maupun seputar susunan kalimat dengan serius. Bahkan, barangkali mereka tak lulus sekolah. Setidaknya, kendati bersekolah ternyata kualitas sekolah tidak begitu bermutu yang diperparah lagi ogah bersungguh-sungguh untuk belajar.

Itulah mengapa sekolah dan kuliah sangat penting. Sebab, sekarang ini terbilang masih sangat banyak orang yang buta huruf maupun yang sudah bisa membaca ternyata masih gagal dalam memahami sebuah kalimat secara sempurna. Mereka hanya bisa memahami dan saling memaklumi terhadap ungkapan bahasa dari sesama SDM rendah. Nah, ketika dihadapkan pada tulisan-tulisan dari kalangan terdidik tak mampu mengimbangi.





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ciri SDM Rendah, Orang Sedang Bertanya Baik-baik Justru Disalahartikan Telah Menuduh dan Dikatakan sebagai Pihak yang Sok Tahu"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*