Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

5 Sebab Sekarang ini Menjual Rumah Bekas Milik Pribadi Sangat Sulit Laku, Padahal Harga Jual Sudah Diturunkan Mendekati Nilai Beli

 Kota Malang - Apakah investasi properti di bidang jual beli rumah masih menjanjikan? Jawabannya tentu aset rumah, baik itu dipakai sendiri maupun digunakan untuk keperluan bisnis (termasuk dikontrakkan), memiliki prospek cerah di masa mendatang. Di mana, semakin hari bertambah tinggi harga jual rumah di kemudian hari. Apalagi, jumlah generasi muda yang butuh hunian di waktu mendatang hingga sekitar tahun 2060 sangat melimpah. Bisa dibilang, bonus demografi adalah kunci utama.

Sayangnya, hari-hari ini banyak pemilik rumah yang hendak menjual maupun oper kredit mengalami kesulitan menemukan pembeli yang harganya sesuai permintaan hati. Setidaknya, itu terjadi pada pemilik rumah di area perumahan subsidi yang dahulu kala membeli secara lunas tanpa mencicil. Bahkan, walau sudah membelinya sejak 5 tahun lalu tetap saja belum bisa menaikkan harga jual yang pantas. Parahnya, sekadar harga jual mendekati harga beli pun belum tentu segera laku.

Baca juga: Ancaman di Balik Kebanggaan Bonus Demografi Indonesia yang Wajib Diwaspadai

Barangkali, berbeda cerita ketika durasi memiliki rumah sudah lebih dari 7 tahun. Di mana, dengan waktu selama itu telah mampu menaikkan harga rumah setinggi-tingginya sehingga mendapatkan keuntungan yang menjanjikan. Bukan cuma seperti halnya emas yang seringnya berfungsi mempertahankan nilai uang dari gerusan inflasi. Namun, memang betul-betul memperoleh laba melebihi dari investasi emas. Di mana, rata-rata keuntungan investasi emas per tahunnya dapat tembus 11,7%.

Contohnya, 5 tahun lalu melakukan transaksi pembelian rumah di area perumahan subsidi untuk kalangan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) secara kontan dengan harga sekitar 165 juta yang itu sudah termasuk seluruh biaya-biaya transaksi. Nah, sekarang ini untuk menjualnya dengan banderol 205 juta mengalami kesulitan laku. Padahal, kalau dihitung-hitung rinci pengeluaran untuk perawatan dan renovasi memerlukan dana 35-an juta selama lima tahun.

Beberapa alasan sulitnya menjual rumah dengan harga sudah murah di tahun 2024 ini:

1. Sulitnya menjual rumah akhir-akhir ini bukan disebabkan karena sedikitnya permintaan untuk memiliki hunian milik pribadi. Melainkan, banyak kalangan yang menyiasati kebutuhan tempat tinggal dengan cara menyewa unit ruang apartemen, indekos, mengontrak, maupun menumpang. Terlebih, banyak masyarakat yang sama sekali enggak memiliki kebanggaan dan merasa berprestasi tatkala mampu punya rumah sendiri. Bagi mereka tak apa-apa belum memiliki hunian, terpenting gaya hidup di luaran tampak mewah.

Ilustrasi promosi penjualan rumah bekas (sumber pixabay.com)


2. Angka kenaikan harga tanah setiap tahunnya lebih ekstrim ketimbang rumah. Alih-alih memakai duit untuk membeli rumah. Bagi kalangan yang sadar dan paham dunia properti, cenderung tertarik untuk membeli tanah dibanding rumah. Seenggaknya tanah kavling yang berukuran kecil. Alasannya, mau beli rumah dekat tempat kerja harganya melambung tinggi sehingga tak terjangkau. Sedangkan, meski mampu beli rumah di daerah pinggiran selain disebabkan jauh lokasinya ternyata lingkungan di sana tak mendukung untuk kenyamanan serta keamanan.

3. Gagal memenuhi syarat KPR (Kredit Pemilikan Rumah) di bank. Banyak orang memilih membeli secara kredit. Walau sebenarnya mampu transaksi membeli rumah dengan lunas, nyatanya uang yang dipunyai tersebut dipakai untuk biaya dan membeli hal-hal lain yang sebenarnya bisa ditahan dahulu. Di sisi lain, tak sedikit pula dari kalangan kelas menengah mendekati bawah mengalami kegagalan KPR gara-gara gagal bayar pinjol sehingga memperburuk "jejak" masalah keuangan.

Baca juga: Waspada, Akhir-akhir ini Banyak Orang Mengalami Kondisi Hidup Sulit

4. Penghasilan menurun. Penurunan pendapatan bukan cuma dialami oleh pedagang dan UMKM. Melainkan pula para pekerja dengan ikatan resmi maupun yang kerja lepas tanpa kontrak seperti karyawan dan pegawai turut pula mengalami kesulitan ekonomi. Selain faktor keluar (serta mungkin dikeluarkan) dari tempat kerja sehingga harus mencari pekerjaan baru yang gajinya jadi jatuh rendah, ada sebab lain yaitu durasi kerja dan beban kerja yang semakin ringan dari sebelumnya sehingga berimbas pada menurunnya penghasilan.

5. Bersaing dengan developer perumahan. Bayangkan, developer yang memiliki modal besar dan menguasai ceruk pasar tentu akan diutamakan oleh konsumen dibanding pemilik rumah pribadi. Sebagai gambaran, di area perumahan sama tentulah pembeli bakal tertarik memiliki rumah yang langsung dijual oleh developer daripada rumah bekas (second) yang dijual oleh pihak pribadi. Selain itu, developer yang terpercaya enggak bakal bikin ragu lantaran takut kena tipu maupun proses transaksi yang berbelit. Apalagi, saat harga jual dari developer sama atau justru lebih rendah dari rumah second.





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Sebab Sekarang ini Menjual Rumah Bekas Milik Pribadi Sangat Sulit Laku, Padahal Harga Jual Sudah Diturunkan Mendekati Nilai Beli"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*