Kota Malang - Sorry ye, sorry sorry aje. Kalau memang enggak terbiasa mengghibah maupun memfitnah sebaiknya jangan tersinggung membaca tulisan ini. Tenang saja, gue masih bisa "memaklumi" para pengghibah dan pemfitnah walau dilakukan hingga mulut berbusa. Khususnya tatkala itu ditujukan pada gue. Kalau sasarannya orang lain, gue enggak mau ikut campur! Itu urusan kalian sendiri.
Kenapa gue cuek alias masa bodoh pada orang yang ghibah dan fitnah terutama diterapkan dengan cara bisik-bisik di belakang gue? Jawabannya, justru gue kasihan pada mereka sebenarnya. Sebab, orang yang seperti itu biasanya tipe orang pengangguran. Selain itu, tindakan menggosip tersebut dapat pula dikarenakan ingin menghibur diri yang sedang mengalami kegagalan hidup dengan cara menjelek-jelekkan individu tertentu.
Baca juga: 7 Alasan Orang Indonesia Suka Ghibah, Gosip, atau Membicarakan Individu Tertentu
Namanya juga ciri dari kaum ber-SDM rendah, bukan malah sibuk memperbaiki dan mengembangkan diri justru mengurusi hidup orang lain. Kalau memang orang lain dirasa ada salah ya sebaiknya didekati lantas diingatkan agar tak menyalahi tatanan sosial. Apalagi, saat kesalahan itu sangat fatal sehingga dapat merusak ketenangan serta kenyamanan hidup bersama.
Satu hal yang ingin gue tekankan, jangan ganggu atau rusuhi ketenangan maupun kenyamanan hidup gue! Masa lalu gue sudah penuh dengan pengorbanan dan perjuangan. Bagi orang yang enggak tahu gue, mungkin mereka akan mengira alur hidup gue enak-enak saja mulus bagaikan mobil mewah yang melaju di jalan tol yang sepi. Yang mengalami lika-liku kehidupan bukan hanya sedikit orang!
|
Ilustrasi anjing yang mengganggu dan merusuhi hidup orang lain (Pixabay.com) |
Gue enggak ingin di sisa hidup gue ini mengalami gangguan akibat ulah orang-orang yang tidak nyaman terhadap kehadiran gue. Nyaman atau tidak nyaman terhadap keberadaan gue, itu bukan urusan gue! Itu memang otaknya saja yang rusak serta hatinya yang busuk. Intinya, terpenting gue enggak ganggu siapapun dan sebaliknya gue juga tak mau diganggu!
Gini ya, gue sudah bersikap netral, tidak ingin cari masalah, enggak bikin ulah, tak neko-neko, dan semacamnya. Kok sungguh beraninya ada orang yang mengganggu kenikmatan hidup yang sedang gua jalani ini. Padahal gue sudah berusaha sabar, kok malah semakin ngelunjak. Gue udah enggak mau mengalami hidup ngenes seperti dulu!!!
Gue ingin hidup damai. Silakan menyepelekan, merendahkan, atau meremehkan gue. Namun, jangan sekali-kali itu dilakukan atau ditunjukkan di hadapan gue sehingga gue bisa lihat! Gue muak serta ingin muntah melihat muka dan tingkah orang-orang yang tidak mau menghargai insan layaknya manusia umumnya. Lagian gue bukan penjahat, bukan koruptor, dan bukan orang yang suka mencari gara-gara.
Kalau ternyata ada pihak yang mencari gara-gara duluan terhadap gue, ya lain lagi cerita. Barangkali, keusilan seseorang dalam kadar atau takaran tertentu bakal gue ladeni dengan cara gue kasih pelajaran biar kapok! Kendati, mungkin justru gue yang tertuduh sebagai orang yang mencari gara-gara duluan. Itulah tanda-tanda orang ber-SDM rendah yang mana kadang melakukan play victim.
Parahnya, bagaimana ketika itu yang melakukan adalah seorang guru atau pun dosen? Selengkapnya baca Kepribadian Individu Ber-SDM Rendah Bisa Menyasar Siapa Saja, Termasuk Guru dan Dosen yang Berpendidikan Tinggi.
Terima kasih sudah mau membaca curhatan gue ini.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Silakan Ghibah dan Fitnah sampai Mulut Berbusa, tetapi Jangan Ganggu serta Rusuhi Hidup Gue!"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*