Kota Malang - Secara umum telah menjadi kesepakatan banyak pihak yang menyebutkan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Asumsinya, sebagai makhluk berbudaya semestinya melakukan kerja sama. Di mana, interaksi sesama manusia tersebut bukan cuma guna meraih kemakmuran ekonomi. Melainkan pula, terkait jalinan hubungan yang menyangkut kejiwaan sehingga mendukung terwujudnya kesejahteraan kesehatan mental.
Kalaupun ada seseorang yang mampu hidup sendirian tanpa insan lain selama bertahun-tahun di alam liar, nyatanya itu jumlahnya amat begitu sedikit. Barangkali, untuk keperluan perut bisa terpenuhi dengan mengandalkan pasokan pangan dari tanah beserta hewan penghuni di sekitarnya. Akan tetapi, terkait urusan seksual serta kebutuhan psikologis lain yang membutuhkan keterlibatan manusia tentu mustahil bakal terpenuhi.
Baca juga: Puisi: Tetangga Tua Bangka Keparat Tukang Fitnah
Sayangnya, pada fitrahnya perilaku manusia sungguh sangat unik. Ketika hidup sendirian tanpa terdengar oleh kuping ada aktivitas manusia lain kadang membuat hati merasa kesepian. Sebaliknya, tatkala berinteraksi dengan beberapa insan lain justru berpeluang besar terciptanya persaingan. Bukan hanya bersaing terkait merebutkan harta. Melainkan juga, berkompetisi dalam upaya mendapat pengakuan dari sesama.
Malahan, dalam satu lingkup keluarga inti seperti saudara kandung juga tetap ada potensi terjadinya konflik. Hal tersebut semakin besar peluangnya ketika mereka hidup satu rumah. Terlebih lagi dengan tetangga, teman, dan orang yang dikenal lainnya amat mungkin turut mengganggu atau merusuhi dengan sejumlah alasan yang mendasari. Dengan kata lain, ada banyak pemicu mengapa mereka agresif menyerang individu tertentu.
1. Berstatus Sebagai Pengangguran atau Punya Banyak Waktu Luang
Alih-alih memanfaatkan waktu luang untuk pengembangan diri, yang ada memakainya untuk merusuhi atau mengganggu hidup orang lain. Pikiran dan tenaga seolah terbuang sia-sia. Misalnya dengan cara mengghibah dan memfitnah individu tertentu yang bertujuan ingin merendahkan kehormatan serta menjatuhkan martabatnya. Sungguh miris, kehidupan pribadi masih amburadul kok berani mengatur-atur hidup orang lain.
2. Sedang Melampiaskan Diri atau Mencari Kompensasi
Orang yang merusuhi atau mengganggu individu tertentu kadang disebabkan karena ingin menghibur diri. Alasannya, di masa lalu maupun di kehidupan sekarang mengalami banyak kegagalan. Sebut saja, orang itu "dibuang" atau dijadikan bahan injak-injakan di tempat lain, akhirnya dilampiaskan dengan mencari orang yang dianggap lebih lemah darinya untuk dijadikan bahan "mainan." Itulah yang pantas disebut sebagai pengecut alias pecundang yang sebenarnya.
|
Ilustrasi orang usil dan pengganggu (Sumber Pixabay.com) |
3. Punya Karakter Bawaan yang Buruk
Akhlak buruk sangat banyak jenisnya. Mulai dari sombong (menganggap orang lain rendah), serakah (merasa paling berhak, menangan sendiri, atau merasa dirinya belum puas), intoleran, diskriminatif, fanatik buta (menganggap diri sendiri serta golongannya yang paling benar), mudah iri atau dengki, mengadu domba, memfitnah, hingga gampang berburuk sangka.
4. Menghalalkan Segala Cara untuk Mengangkat Diri
Dalam upaya mengangkat citra diri di hadapan masyarakat, kadang-kadang seseorang tega melakukan cara sadis. Yakni, mengorbankan individu tertentu untuk dijadikan sasaran intimidasi bersama-sama. Di mana, orang itu hendak menjatuhkan mental individu yang dijadikan target agar tak bisa lebih berkembang lagi. Alhasil, jumlah pesaing maupun ancaman ke depan semakin sedikit.
5. Mencari Muka, Mencari Perhatian, atau Menjilat
Ada kalanya demi bisa mendapatkan pengakuan dari kalangan tertentu akan membuat seseorang nekat ikut-ikutan mengganggu atau memusuhi individu yang dibenci oleh pihak yang ingin dirayu (diambil hatinya). Dengan harapan mereka yang dianggap "tinggi" dan sedang dijilat atau didekati itu kelak dapat memberikan balasan berupa bantuan, pembelaan, pujian, atau "menerima" statusnya sebagai teman sampai diakui sebagai orang terdekat.
Baca juga: 7 Fitnah yang Sering Dituduhkan oleh Orang Iri Alias Dengki Terhadap Tetangganya yang Kaya
6. Korban Hasutan atau Adu Domba
Barangkali awalnya pilih bersikap netral, setidaknya sebenarnya ada rasa tak suka dalam kadar sedikit namun masih bisa ditekan sehingga tak agresif menyerang, tetapi akhirnya tersulut untuk ikut memusuhi gara-gara termakan hasutan atau adu domba. Bukannya mencari bukti-bukti kebenaran dulu serta mengklarifikasi langsung pada yang bersangkutan, yang terjadi seketika menyerang individu yang sejak awal juga telah dibenci oleh si penghasut.
7. Ingin Menyembunyikan Kebusukan Diri Sendiri
Untuk mencari kambing hitam ada banyak langkah yang bisa dilakukan. Salah satunya memperalat orang lain agar ikut terpancing irama permainan yang dilakukan. Semakin individu tertentu mau menyerang balik, tambah besar peluang dia berbuat play victim. Awalnya, sebenarnya dia dicurigai sebagai pelaku kesalahan yang patut diberi "pelajaran" maupun hukuman sosial. Berhubung sudah ada "tersangka" pengganti, banyak sorotan mata beralih darinya.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "7 Alasan Ada Kerabat, Tetangga, Teman, dan Orang yang Dikenal Suka Merusuhi atau Mengganggu Hidup Individu Tertentu"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*