Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Pengertian, Perbedaan, dan Persamaan antara Menghasut dengan Mengadu Domba

 Kota Malang - Banyak orang, terutama kaum ber-SDM rendah dan ber-IQ jongkok, yang masih belum memahami perbedaan jelas antara satu istilah dengan unsur bahasa lainnya pada sebuah pernyataan yang diterima. Akibatnya, kalau tidak diberi penjelasan secara detail dari ungkapan tersebut dapat menimbulkan kerancuan. Pada ujungnya mampu menyebabkan sesat pikir serta salah dalam menyimpulkan informasi.

Salah satu contohnya ialah terdapat pihak yang menyamakan arti antara ungkapan "menghasut" dengan "mengadu domba." Di mana, keduanya dianggap sama saja. Padahal, ketika paham betul tentang ilmu logika (mantik) tentulah bakal tahu perbedaan keduanya. Bahkan, hanya dilihat dari definisi sebenarnya sudah gampang untuk dipahami perbedaan antara kata "hasut" dengan "adu domba."

Menghasut adalah perbuatan memunculkan maupun membangkitkan rasa benci seseorang terhadap individu tertentu yang dijadikan sasaran provokasi agar mendiamkan, mengucilkan, memusuhi, melawan, memberontak, atau memarahinya. Dengan demikian, walau awalnya orang yang dihasut tak ada bibit kebencian kepada individu yang dijadikan target, tetapi dengan hasutan serta merta amarah bisa muncul.

Orang yang menghasut tujuan utamanya yaitu ingin memanfaatkan individu tertentu biar mau dijadikan alat atau senjata untuk menyerang pihak-pihak yang dibenci dan dimusuhi oleh si penghasut. Maksudnya, dia hendak menjatuhkan dan mengalahkan orang lain tanpa perlu menggunakan tangannya sendiri. Dengan begitu, nama baiknya tetap "bersih" di mata orang banyak maupun pihak yang dijadikan objek hasutan.

Mengadu domba adalah tindakan saling mempertarungkan antara satu pihak dengan pihak lainnya supaya terjadi konflik yang berujung kerugian dan di sisi lain justru sanggup menguntungkan bagi pelaku provokasi. Sikap adu domba tersebut boleh jadi dilakukan dengan langkah memfitnah maupun dengan cara menceritakan fakta apa adanya. Intinya, bagi pengadu domba terpenting terjadi pertikaian dan perselisihan yang mengakibatkan pecah belah.

Ilustrasi pasangan suami istri korban tindakan adu domba (Sumber gambar Pixabay.com)

Dari sini dapat dipahami bahwa perilaku adu domba jauh lebih jahat alias zalim ketimbang kelakuan hasut. Sebab, potensi dampak kerusakan atau kehancuran orang yang mengadu domba jauh lebih besar. Bukan sekadar timbul gangguan kesehatan jiwa atau psikis yang membikin konflik batin berkepanjangan. Lebih dari itu mampu menimbulkan kerusakan fisik, kerugian keuangan, perpecahan, dan konflik sosial.

Perbedaan lain antara menghasut dengan mengadu domba yaitu orang yang menghasut bisa saja justru bertujuan ingin menghancurkan hidup orang yang dihasut. Di mana, hasutan tersebut dapat menyebabkan individu tergoda berbuat tindak pidana. Tentu, korban yang dijadikan hasutan mungkin bukan orang yang dikenal. Setidaknya orang yang dihasut tidak kenal, tetapi orang yang menghasut cukup kenal dengan calon target.

Misalnya ada orang bernama A memiliki teman B dan C. Si A memang kenal dengan C, tetapi B tak mengenali C. Berhubung si B butuh duit mendesak dengan cepat, di lain sisi si C merupakan orang kaya yang tidak disenangi oleh si A membuat si A menghasut B untuk mencuri barang milik C sambil berucap "Itu loh di kampung sana ada orang kaya rumahnya sering kosong, kalau rumahnya kamu curi pasti dapat uang banyak." Ternyata itu rumah milik C.

Sedangkan, contoh mengadu domba seperti di bawah:

Ada individu bernama A punya teman B dan C. Pada awalnya hubungan antara B dengan C normal-normal saja layaknya pertemanan pada umumnya. Berhubung A sangat lihai mengatur kata-kata dan bermuka dua, dia secara sembunyi-sembunyi berbicara berduaan saja dengan B di satu waktu. Namun, di kesempatan lain si A juga ngobrol berdua dengan C. Sudah ditebak, inti dari obrolan itu tak lain menghasut B sekaligus menghasut C agar mereka saling berkonflik.

Kendati antara B serta C enggak saling serang, lantaran C tak termakan omongan si A, setidaknya sudah berhasil membuat B memusuhi C. Begitu pula, walau C tidak agresif menyerang B nyatanya C memutuskan untuk menjauhi B secara pelan-pelan. Alasannya, secara bawah sadar C ingin menjaga jarak dulu sembari mengumpulkan bukti-bukti apakah yang diomongkan oleh si A benar atau tidak.

Sebagai penutup, dari sini dapat diketahui bahwa persamaan antara menghasut dengan mengadu domba ialah sama-sama bentuk tindakan memprovokasi. Bedanya, kalau cuma menghasut sangat dimungkinkan pihak yang aktif hanya individu yang berhasil dihasut. Umpamanya dihasut untuk bercerai dengan pasangannya yang ternyata pasangannya tak mau pisah. Sedangkan adu domba mesti ada unsur saling menyerang antara dua belah pihak yang masing-masing telah diprovokasi.

Semoga bermanfaat.





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pengertian, Perbedaan, dan Persamaan antara Menghasut dengan Mengadu Domba"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*