Banjirembun.com - Manusia yang masih memiliki tingkat SDM rendah dan belum matang pola pikirnya, biasanya sangat mudah percaya dan gampang ditipu. Di antara mereka banyak ditemukan menjadi korban penipuan, baik secara terang-terangan maupun dengan cara modus investasi bodong. Intinya, mereka mudah termakan atau terprovokasi bujuk rayu dari orang yang tidak terlalu dikenali sekalipun.
Selain faktor di atas, individu yang gampang terpancing omongan sehingga salah satunya menyebabkan bisa dihasut dan diadu domba ialah mereka yang belum menemukan jati diri. Maksudnya, mereka tak punya prinsip hidup yang kuat yang berakibat jiwanya terombang-ambing tanpa jangkar. Seenggaknya, level fase hidupnya masih dalam proses pencarian "identitas diri."
Pendek kata, orang yang belum menemukan jati diri dapat disetir atau dikendalikan oleh oknum masyarakat. Dia bisa dijadikan alat untuk menghancurkan hidup pihak tertentu. Baik itu dengan cara menyebarkan gosip alias kasak-kasuk, fitnah, dan murni ghibah. Dengan begitu, orang yang berhasil dihasut bisa ikut serta membenci dan memusuhi korban yang jadi bahan pembicaraan.
Alasan kenapa individu begitu mudah sekali dihasut dan diadu domba di antaranya meliputi butuh pengakuan sebagai "teman" atau satu golongan yang setia, mencari perhatian agar keberadaannya dianggap eksis serta tampak terlibat dalam bersosialisasi, dan alam bawah sadar memang sangat gampang untuk "cepat-cepat" mempercayai omongan yang cenderung negatif apalagi hasutan dari orang yang dianggap berpengaruh.
Boleh dikatakan, seseorang yang terhasut sehingga hati maupun perilakunya ikut tergerak merupakan kalangan yang menempatkan simpati dan empati secara salah. Alih-alih curiga pada ucapan yang mengandung hasutan, justru yang ada menelan mentah-mentah setiap perkataan yang diterima. Asas praduga tak bersalah ataupun berprasangka baik tidak diterapkan setelah menerima omongan.
Penyebab lain mengapa individu disebut mudah dihasut dan diadu domba adalah dirinya mudah "dibeli" oleh pengadu domba. Misalnya oleh penghasut diberi pekerjaan sebagai tukang atau kuli bangunan, dagangannya dilarisi (dibeli banyak atau jadi pelanggan tetap), diberi hutangan, dan kerap ditraktir. Asumsinya, kalau memang dia sudah menemukan jati diri tentunya enggak akan menggadaikan harga diri.
Nilai penting sebagai pesan moral dari tulisan ini yaitu cegah diri untuk lekas percaya pada setiap omongan yang masuk ke telingan. Sebab, boleh jadi kata-kata yang keluar dari mulut seseorang punya niat tersembunyi yang menguntungkan pribadinya. Tanpa peduli akan berakibat baik atau tidak bagi orang yang dihasut maupun korban yang dijadikan sasaran untuk diserang bersama-sama. (BanjirEmbun/25/06/24).
|
Ilustrasi orang sedang menghasut (Sumber gambar Pixabay.com/ Wallusy) |
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Salah Satu Ciri Individu yang Belum Menemukan Jati Diri, Mudah Dihasut dan Diadu Domba"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*