Banjirembun.com - Sebenarnya ungkapan klejingan dalam bahasa jawa, terutama daerah Jawa Timur bagian barat, merupakan hal yang tabu untuk disampaikan kepada seseorang secara langsung di depan mukanya. Alasannya yaitu terdapat kesan mempermalukan, menjatuhkan harga diri, dan memojokkan terhadap individu yang disebut-sebut telah membuat situasi menjadi klejingan.
Klejingan adalah kondisi yang sedang nelangsa, menyalahkan diri sendiri, dan menyesali diri akibat sering bertindak tidak serius serta tanpa mau memikirkan dampak jangka panjang. Intinya, orang yang berperilaku klejingan biasanya gampang menyepelekan sesuatu sehingga kerap sembrono dalam mengambil keputusan maupun menentukan pilihan.
Baca juga: Arti Ungkapan Ingah-ingih dalam Bahasa Jawa
Lebih lanjut, kata klejingan secara sekilas sangat mirip dengan istilah ingah-ingih. Persamaan keduanya ialah memiliki kecenderungan adanya perasaan mengalami kegagalan, ditimpa malu, ataupun menyadari kesalahan dalam diri sendiri. Di mana, keduanya difungsikan untuk menutupi atau mengalihkan ketidakmampuan diri dalam beradaptasi.
Adapun perbedaan dua ungkapan di atas yaitu cara menerapkannya. Sikap klejingan biasanya diterapkan secara agresif atau aktif. Sedangkan, perilaku ingah-ingih merupakan tindakan bersifat "menahan diri" atau pasif. Walau sama-sama bertujuan untuk "menyelamatkan muka sendiri," tetapi langkah yang ditempuh berbeda.
Contohnya, sama-sama kena marah atau omelan tentunya berbeda antara orang yang klejingan dan ingah-ingih. Sesudah dimarahi orang yang bersikap klejingan bakal menunjukkan perilaku konyol, nekat, dan bentuk tindakan aneh. Di sisi lain, individu yang ingah-ingih setelah dimarahi akan memilih untuk cenderung diam yang terkesan seperti orang kebingungan.
Dari sini dapat dipahami bahwa seseorang yang mengalami klejingan maupun ingah-ingih merupakan bagian dari pihak yang gagal dalam menempatkan diri. Lebih parah lagi, dianggap tak berguna oleh lingkungan sekitar sehingga mengakibatkan dikucilkan dan diabaikan. Oleh sebab itu, sebaiknya langsung pergi saja ketika individu mengalami situasi terus-menerus seperti itu.
Seseorang yang sering mengalami klejingan maupun ingah-ingih boleh jadi karena dia salah dalam memilih tempat untuk menjalani hidup. Disarankan untuk pindah ke lokasi lain yang cocok atau sesuai dengan kondisi jiwa. Tinggal di tempat baru yang orang-orang di sana lebih membutuhkan kehadiran sekaligus menghargai potensi serta bakat yang dimiliki. (BanjirEmbun/19/06/24).
Ilustrasi sedang kebingungan setelah dimarahi (Sumber gambar Pixabay.com/ ekkant) |
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Arti Istilah Klejingan dalam Bahasa Jawa serta Persamaan dan Perbedaannya dengan Ungkapan Ingah-ingih"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*