Banjirembun.com - Saat diterpa fitnah, kabar burung, isu tak sedap, gosip, informasi yang tak utuh, atau kasak-kusuk menyesatkan biasanya orang yang jadi korban "penderitaan" bakal bereaksi segera. Cara menanggapinya ada yang memilih dalam bentuk diam saja tanpa mau membalas omongan dengan perkataan apapun. Terdapat pula yang langsung emosi kemudian melabrak orang yang telah menyebarkan berita palsu tentangnya.
Di sisi lain, tak jarang dijumpai individu yang telah dijadikan target bahan pembicaraan melakukan upaya pelan-pelan serta malu-malu dengan langkah "menyerang" balik di media sosial. Dia membuat status maupun postingan di medsos yang menyindir, menyinggung, atau langsung memberikan kalimat penuh intimidasi. Tujuannya bisa saja ingin memberi pelajaran melalui tamparan kata-kata.
Baca juga: Jika Kamu Bukan Termasuk 5 Sosok Seperti ini Maka Janganlah Ikut Campur, Mengurusi, Maupun Menggali Informasi tentang Hidup Orang Lain
Kendati demikian, jangan berburuk sangka dulu, saat ada teman yang tiba-tiba memberi klarifikasi menyangkut kisah hidupnya. Jangan seketika berprasangka negatif. Apalagi, langsung memvonis dirinya sedang melakukan play victim sekaligus ingin memperalat orang yang mendengarkan omongan pembelaannya itu turut campur memusuhi dan melawan orang yang telah menyebar desas-desus.
Berikut ini 5 penyebab kenapa tiba-tiba seseorang melakukan klarifikasi atau meluruskan berita miring yang telah beredar tentang dirinya:
1. Hendak Meyakinkan Diri Sendiri sebagai Pihak yang Tak Bersalah
Ada loh seseorang yang sebenarnya secara meyakinkan tanpa diragukan bahwa dirinya memang bukanlah orang yang berada di sisi kebatilan. Akan tetapi, berhubung masih butuh pengakuan dan ingin mendapat perhatian membuatnya tergoda untuk bermain api. Sudah benar untuk diam saja tanpa perlu merespon fitnah seputar dirinya yang telah menyebar, justru penasaran untuk mendalami dan mengungkapnya.
2. Mencari Pembela, Pendukung, atau Pihak yang Peduli atas Masalahnya
Orang yang punya keimanan dan ikatan "lemah" dengan Maha Kuasa cenderung mudah menggantungkan masalah hidupnya pada sesama manusia. Alih-alih berdoa dan mengeluhkan semua problematika kepada Tuhan, malah curhat pada manusia yang sejatinya makhluk lemah. Di mana, manusia juga punya keterbatasan. Lantas, kenapa menyandarkan urusan pribadi pada mereka?
3. Ingin Menepis Rumor yang Beredar Agar Segera Mereda dan Berhenti
Hidup di tengah himpitan sorotan mata yang tajam penuh curiga dan penghakiman merupakan sesuatu yang tak nyaman. Itulah kehidupan. Terkadang hanya ada dua pilihan berupa "Kita yang menzalimi atau kita yang dizalimi" tanpa ada hal lain selain itu. Sayangnya, semestinya mampu menahan diri untuk menerima segala bidikan panah fitnah tersebut secara sabar dan penuh maaf, ternyata penuh nafsu mengatur kata-kata agar rumor menjadi berhenti.
4. Ingin Mengetahui Siapa Saja yang Jadi Lawan dan Kawan
Dengan menyebar "umpan" berupa memberi kata-kata penjelasan secara terbuka ke berbagai kalangan diharapkan dapat mengetahui siapa saja pihak-pihak yang akan mau membela dirinya serta siapa yang mengabaikannya. Pasti sesudah itu terlihat mana orang yang bahagia di atas penderitaan orang lain. Bahkan, lambat laun dapat pula diketahui siapa saja yang selama ini bermuka dua dan menusuk dari belakang.
5. Memonetasi Kisah Hidupnya di Media Sosial
Pernah lihat di media sosial terkait para pemilik akun terkenal menceritakan tentang kisah hidupnya? Janganlah lugu atau polos sehingga terpancing untuk selalu mengikuti kabar terbaru tentang hidupnya. Mereka melakukan itu tidak murni ingin berbagai pengalaman pribadi atau memberi inspirasi. Ada unsur lain yang tak boleh diabaikan yaitu berupa keinginan untuk memonetisasi (mengkomersilkan) konten tulisan, foto, maupun video yang telah disebarkan. (BE/07/06/24)
|
Ilustrasi sedang memberikan penjalasan terkait cerita hidupnya (Sumber Pixabay.com/ Mohamed_hassan) |
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Alasan Seseorang Perlu "Klarifikasi" atas Desas-Desus Tentang Dirinya yang Telah Beredar"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*