Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Sudah Terbiasa Tampil Sederhana, Berikut ini 3 Alasan Orang China Keturunan Indonesia Menunjukkan Kemewahan

 Biasanya orang China keturunan Indonesia, baik keturunan pertama yang baru datang di tahun 1850-an maupun keturunan kedua dan ketiga hingga kelahiran tahun 1970-an, mereka semuanya hampir memiliki tradisi tampil sederhana. Pakai kaos murah atau kemeja kusam, sandal jepit, gelang karet, dan jarang makan di rumah makan. Pola hidupnya cenderung hemat serta terbiasa menyisihkan uang.

Kendati demikian, dilarang salah sangka dahulu menyimpulkan bahwa mereka punya hutang yang jumlahnya lebih besar ketimbang aset yang dipunyai. Meski tampilan mereka tampak "apa adanya," ternyata harta kekayaan yang mereka miliki sangat banyak dan melimpah ruah. Boleh dikatakan jika mereka hidup serta punya rumah di pedesaan atau di perkampungan maka bisa menjadi salah satu dari sedikit orang terkaya di sana.

Aset mereka ada di mana-mana. Sebut saja berupa fisik meliputi rumah (lebih dari satu), tanah, kios, pabrik kecil, gudang kecil, kendaraan produktif untuk cari duit, peternakan, perkebunan, hingga alat produksi barang di tempat usaha miliknya. Tentulah aset lancar seperti saham, deposito, tabungan, uang tunai, emas, sampai piutang yang terikat perjanjian juga tak boleh dilewatkan.

Berikut ini tiga penyebab mengapa orang China keturunan Indonesia tampil mewah:

1. Bertujuan Melancarkan Bisnis atau Transaksi

Bagaimana mau meyakinkan mitra, kolega, rekan, atau calon konsumen dari bisnis yang dijalankan kalau orang yang menawarkan tampilannya "menyedihkan" sehingga terkesan butuh duit? Lebih dari itu, terdapat tipe pelanggan dalam bidang bisnis tertentu pilih menyukai orang yang menghargainya dengan cara tampil mewah. Misalnya, pakai busana yang necis dan berkelas. Tentu pula, kulitnya mesti bersih terawat.

Selain itu, kadang konsumen juga lebih merasa dihargai oleh marketing atau pun penjual yang memakai kendaraan roda empat bermerk terkenal. Tentunya, dengan begitu peluang kepercayaan pelanggan bakal meningkat. Bayangkan saja, ketika agen atau sales developer perumahan elit yang harganya 2,5 miliar ke atas mengantarkan calon pembeli untuk survei rumah dengan menaiki sepeda motor "apa adanya" yang bikin mengelus dada.

2. Kekayaan yang Dimiliki Berkali-kali Lipat Lebih Banyak Dibanding Harta yang Ditampilkan ke Publik

Bagi satu orang, mobil seharga 700-an juta dibilang sebagai barang mewah. Akan tetapi, bagi orang lain hal itu bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan. Sebab, bila dia mau akan mampu secara mudah membayar tunai mobil dengan harga di atas 3 miliar. Itu pun, baginya masih kategori berhemat lantaran sisa aset yang dimiliki jauh lebih banyak lagi. Jadi, pantaskah orang seperti itu disebut menjalani hidup bermewah-mewahan?

Bagi orang yang bermental miskin, ber-SDM rendah, dan punya wawasan keuangan yang minim tentu akan menyebut orang yang memiliki kendaraan berharga ratusan juta sebagai orang yang tampil hidup mewah. Padahal, boleh jadi orang tersebut memang butuh kendaraan untuk memudahkan urusan. Dengan kata lain, tak ada tujuan menunjukkan kemewahan kepada siapa pun. Orang yang melihat saja yang salah dalam memahaminya.

3. Perkembangan Zaman yang Membuat Anak Muda Generasi Milineal dan Gen Z Gemar Menunjukkan Kemewahan

Akhir-akhir ini agak gampang ditemukan orang "China keturunan" usia muda dari generasi milineal atau pun gen Z yang menaiki kendaraan mewah berupa sepeda motor maupun mobil. Begitu pula, ada yang memamerkan gaya hidup hedonis dalam bentuk lainnya. Baik itu dengan langkah berkuliner di tempat mewah, jalan-jalan ke luar negeri, memakai HP mewah, sampai beli alat hiburan yang mahal.

Intinya, anak muda etnis Tionghoa ternyata cara pandangnya hampir sama saja dengan kaum remaja pada umumnya. Di mana, enggak sebagaimana orang tua dan leluhur mereka, nyatanya mereka cenderung menolak bergaya hidup penuh tekanan. Parahnya lagi, tampaknya mereka juga enggan untuk dipaksa. Mereka ingin diberi kebebasan dan kesempatan untuk mengembangkan diri agar bisa memilih atau memutuskan sendiri jalan hidupnya.

[BanjirEmbun/27/05/24]

Ilustrasi gerbang Chinatown (Sumber Pixabay.com/ Aleviva-Medien)






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Sudah Terbiasa Tampil Sederhana, Berikut ini 3 Alasan Orang China Keturunan Indonesia Menunjukkan Kemewahan"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*