Salah satu manfaat Masjid bagi umat Islam yang aktif sholat berjamaah di Masjid ialah dapat menjadi bagian dari lokasi untuk membentuk komunitas sosial. Tentunya, komunitas itu bernama "jamaah sholat" yang ditandai dengan ikut memakmurkan Masjid. Artinya, hanya dengan ikut aktif sholat berjamaah di Masjid sejatinya dengan sendirinnya seseorang telah masuk di dalam komunitas Muslim tertentu.
Hubungan "kekuatan sosial" antar sesama Muslim di atas dapat terbentuk baik secara alami seolah mengalir begitu saja maupun terorganisir secara rapi. Maksudnya, terbangunnya komunitas Muslim tetap berpotensi terwujud dengan mudah tatkala para anggotanya tersebut sama-sama menjadi jamaah sholat 5 waktu di Masjid. Bahkan, bisa saja satu sama lain saling membela dan melindungi.
Baca juga: Tak Perlu Heran Saat Menyadari Orang yang Rajin Salat ke Masjid Tapi Akhlaknya Buruk
Sayangnya, sifat guyub dan sikap kebersamaan di atas terkadang dikotori oleh nafsu duniawi. Alih-alih potensi kekuatan sosial itu digunakan untuk melindungi harga diri dan kehormatan tetangga atau orang terdekat, justru yang ada dipakai menghancurkan dan menjatuhkan martabat orang lain. Di mana, dengan gelap mata tanpa mencari kebenaran dulu maupun klarifikasi begitu nekat langsung ikut-ikutan memusuhi.
Yups, ruangan maupun serambi Masjid dipakai oleh jamaah pria sebagai tempat bergosip. Menyebarkan kabar miring tentang kehidupan seseorang, baik itu tetangga Masjid yang tak aktif sholat 5 waktu ataupun jamaah sholat Jumat serta tarawih di bulan Ramadan yang rumahnya jauh dari Masjid. Kalau sudah begitu apa bedanya orang berjamaah sholat di Masjid dengan selainnya?
Umumnya, tempat bergosip bagi kaum lelaki atau bapak-bapak itu berada di pos ronda dan warung kopi. Nah, nyatanya ada juga yang menjadikan Masjid sebagai lokasi favorit bergosip. Di mana, barang kali orang lain mengira kumpul-kumpul atau percakapan di Masjid cuma terkait untuk kebermanfaatan umat. Namun, nyatanya dikotori oleh ambisi pribadi beserta golongannya.
Memang harus diakui membicarakan keburukan tentang orang lain tak selamanya disebut gosip alias fitnah (kabar miring yang wajib diragukan kebenarannya). Dengan kata lain, fokus pembicaraan seputar individu tertentu tersebut bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan dan hendak membantu pihak yang sedang dibicarakan.
Misalnya, ada kabar bahwa salah satu pengunjung Masjid yang lumayan sering datang ke Masjid dicurigai sebagai pencuri. Nah, guna mencegah tindak pencurian kotak amal maupun barang pribadi milik jamaah Masjid, tentunya perlu dibicarakan secara serius oleh Takmir/pengurus Masjid maupun jamaah tertentu yang mampu untuk diajak menanganinya.
Mirisnya, ada sebagian jamaah sholat 5 waktu yang tergolong aktif malahan menjadi bagian pengurus Masjid yang mengompori atau memanasi jamaah lainnya untuk turut memusuhi salah satu jamaah Masjid lain. Entah apa alasan dan tujuannya, apa ada dendam pribadi atau semacamnya, berakibat dia tega memprovokasi jamaah lain untuk turut menyerang.
Sungguh aneh, rumah Allah yang semestinya tak hanya disucikan secara fisik tetapi juga secara rohani, nyatanya dikotori oleh sifat tercela. Memang harus diakui bahwa setiap insan tak akan bisa terlepas dari dosa dan salah. Akan tetapi, alangkah mulia tatkala mampu mencegah diri berbuat kebatilan di Masjid. Masih kurangkah menimbun dosa yang telah diperbuat di tempat-tempat maupun waktu-waktu lainnya?
[BanjirEmbun/04/05/24]
Gambar hanya sebagai ilustrasi, tidak ada kaitan dengan tema/topi tulisan ini (sumber Pixabay.com/ Fuzz) |
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ketika Jamaah Pria Menjadikan Masjid sebagai Tempat Bergosip"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*