Banjirembun.com - Kecil di manja-manja, muda foya-foya, dewasa kaya raya, tua leha-leha, mati masuk surga. Itulah sebuah syair yang lucu sebagai bentuk sindiran bagi individu yang cuma menghendaki hidupnya terus enak tanpa mau ada masalah. Dia berangan-angan dengan begitu hidupnya menjadi lebih ideal atau sempurna untuk dijalani.
Nyatanya, selama masih berada di dunia ini pastilah segala bentuk kenikmatan atau kesenangannya seperti apapun bentuknya akan mendatangkan kebosanan. Artinya, sebuah model "kelezatan" hidup yang diterapkan secara berulang-ulang atau setidaknya berdurasi lama dapat mendatangkan hilangnya gairah untuk tetap menikmatinya.
Berbeda halnya ketika di Surga. Di sana, segala kenikmatan, kesenangan, atau kebahagiaan bakal tak ada habisnya. Jika menginginkan kelezatan sesuatu maka seketika itu juga muncul di depan mata. Bahkan, dalam jangka waktu sebelum mata manusia berkedip segala keinginan tersebut langsung hadir. Kalau sudah begitu apa sempat merasa jemu?
Inilah mungkin yang dimaksud tentang "Dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau." Kenikmatan di dunia semakin dikejar bukannya bikin puas justru memperbesar rasa penasaran serta ketagihan untuk memperoleh yang lebih banyak lagi. Semakin ingin menaklukkan dunia, malah sejatinya dikalahkan oleh dunia tersebut.
Janganlah Dendam pada Masa Lalumu! Sebaiknya Kejarlah Dunia untuk Mendapatkan Akhirat
Suatu masa atau periode pasti dipergilirkan. Kehidupan bagai roda berputar, kadang di atas kadang di bawah. Badai pasti berlalu, pasti akan ada hari cerah. Tak selamanya gelap malam menyelimuti, pasti fajar terbit di esok pagi. Itulah semua pernyataan yang tak boleh diragukan. Faktanya hidup ini memang silih berganti ritmenya.
Bagi siapapun yang pernah dikucilkan dan dirundung (di-bully) pada masa kecil serta remaja, sebaiknya jangan ada ambisi untuk melakukan pembuktian diri. Apalagi, hendak membalas dendam. Artinya, menjadi orang kaya saat dewasa jangan diniatkan untuk "memberi pelajaran" manusia jahat di kehidupan masa lalu.
Lalu, apa dong tujuan hidup kaya raya saat dewasa? Berikut ini penjelasannya:
1. Memudahkan untuk Berbakti pada Orang Tua
Salah satu penyebab kenapa anak kecil dan remaja mendapat perlakuan buruk dari orang-orang sekitar ialah gara-gara kegagalan orang tua dalam mendidik, melindungi, membela, membina, dan menjaga anaknya. Kalau sudah begitu apakah memilih untuk membalas dendam pada orang tua? Tentu, jawabannya tidak. Sebaliknya, tetap harus berbakti pada mereka!
Bayangkan, bila telah berusia dewasa statusnya jadi orang miskin maka sudah hampir dipastikan kehidupan semakin menderita. Bakal kesulitan untuk berbakti pada orang tua. Jangankan boleh mengharapkan bantuan dana atau pertolongan dari orang tua, lebih parah lagi orang tua justru tambah membebani dengan caci maki yang semakin mengganggu kesehatan mental.
2. Bisa untuk Bersedekah
Seseorang tatkala pada dasarnya memang insan yang baik, ketika masa lalunya memiliki trauma menyakitkan tentu tak akan membalas dendam dengan melakukan tindakan sama. Sebaliknya, dia akan berbuat baik. Contohnya, di kala dahulu saat sekolah memiliki uang saku yang minim atau bahkan jarang punya uang saku tentunya tak membuat dia jadi orang pelit saat kaya raya di umur dewasa.
Alih-alih berbuat zalim kepada orang miskin kelaparan maupun anak kecil yang tak terurus, malahan yang ada dia terdorong untuk memberi mereka sedekah. Dia punya empati yang sangat kuat. Dia tak ingin ada orang lain merasakan hal yang sama seperti masa lalunya. Menderita kelaparan dan tersiksa gara-gara tak bisa membeli panganan di kantin sekolah.
3. Masak Masih Mau Terus-terusan Terhina?
Masa kecil tersingkir, terhina, dan terbuang lantaran berbagai sebab. Lantas, ketika sudah dewasa apa masih mau terus-terusan dibegitukan? Tentu jawabannya tidak. Nah, dengan hidup kaya raya tentulah potensi mendapatkan perlakuan buruk menjadi jauh lebih berkurang. Meski masih ada orang jahat yang jahil, rasa sakit yang diterima tidak begitu mengena di hati karena dihibur oleh harta yang dipunyai.
4. Bisa Fokus Memperbanyak Ibadah
Menjadi orang kaya bisa begitu gampang mendekati tokoh agama untuk berkonsultasi sekaligus belajar agama dengan mereka. Selain itu, uang yang dimiliki dapat digunakan untuk pergi ke Tanah Suci. Duit yang dipunyai mampu digunakan untuk membangun rumah ibadah. Tentunya, kalau aktif alias rajin ibadah ke tempat ibadah enggak bakal merasa minder serta takut dikucilkan.
Serajin apapun bolak-balik ke tempat ibadah akan tetap dihormati serta enggak dianggap sebagai pengangguran. Apalagi, dengan membawa mobil mewah disertai mengenakan baju ibadah yang rapi dan berkualitas. Kemudian, menggunakan wangi-wangian yang bermutu. Seluruhnya itu akan membuat semangat beribadah.
[BanjirEmbun/23/05/24]
|
Ilustrasi anak kecil korban perundungan (Sumber Pixabay.com/ geralt) |
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Jika Sejak Kecil Serta Remaja sudah Terkucil dan Jadi Korban Perundungan Maka saat Dewasa harus Menjadi Orang Kaya"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*