Sederhana saja, guna mampu memahami tentang kisaran penghasilan profesi tertentu disebut besar atau kecil serta cukup atau kurang untuk kebutuhan sehari-hari sebetulnya bisa dilihat seberapa banyak yang mau bekerja di bidang itu. Di mana, hal yang paling utama untuk patut disadari bahwa jika masih banyak orang bertahan untuk mengais uang di bidang pekerjaan tertentu maka boleh dibilang berkemungkinan besar bayaran atau gaji yang diterima sudah lumayan memuaskan menurut pekerjanya.
Sebaliknya, kalau pekerja yang resign alias mengundurkan diri dari pekerjaan sangat banyak jumlahnya berarti patut dicurigai di jenis pekerjaan tersebut sedang ada masalah. Faktor penentu yang tak boleh disingkirkan dari dugaan sebagai penyebabnya yaitu terkait turunnya penghasilan secara drastis. Contoh paling nyata yang tak terbantah ialah driver ojek online (ojol) yang penghasilannya turun tajam sehingga sekarang ini sangat sedikit orang tertarik menggeluti profesi tersebut. Silakan lihat di jalan raya, seberapa banyak tukang ojol?
Baca juga: Alasan Paket Dengan Tanda Seperti ini Bikin Para Kurir Ketar-Ketir
Banyak pekerja di bidang pekerjaan tertentu memilih undur diri alasannya lantaran antara pengorbanan (tenaga, waktu, pikiran, uang, dan mental) yang didedikasikan terhadap perusahaan tidak sebanding dengan pendapatan yang diterima. Sudah berkorban meninggalkan waktu untuk digunakan berkumpul bersama keluarga dan mengurangi durasi menghibur diri, tetapi ternyata uang yang dihasilkan dari kerja tak seberapa. Namun, tak dipungkiri ternyata masih ada yang pilih mau tetap bertahan lantaran tak ada pilihan lain yang lebih menjanjikan.
Berapa Penghasilan Tukang Kurir Paket?
Sebelum diperjelas lebih dalam, perlu diketahui dulu bahwa tidak semua kurir paket berstatus sebagai pegawai tetap. Ada pekerja kurir yang hubungannya dengan perusahaan ekspedisi hanya sebatas mitra atau bisa disebut karyawan kontrak. Dengan kata lain, ketika perusahaan sudah tidak butuh tenaga kerja dengan jumlah dan tugas tertentu (karena jumlah pekerja sudah mencukupi) bakal mudah memutus kemitraan ketika masa kontrak habis. Sebaliknya, di sisi pekerja pun sebenarnya bisa memilih untuk tak memperpanjang masa kerja.
Lebih dari itu, dari sekian banyak perusahaan ekspedisi ternyata juga berbeda pula mekanisme dalam menggaji pegawainya. Ada yang gaji pokoknya kecil, tetapi bonus atas kinerja lebih besar. Terdapat juga yang tak ada gaji pokok, namun sistem pembayaran berdasarkan berapa banyak jumlah paket yang telah berhasil dikirim. Itu pun, tidak semua paket memiliki "bonus" sama. Tergantung letak daerah di mana dan sistem perusahaan ekspedisi sedang "bakar uang" atau tidak.
Lebih lanjut, bentuk pengorbanan para kurir paket untuk menyukseskan misi pekerjaan agar bikin senang perusahaan ialah tenaga yang cekat dalam berkendara sembari membawa puluhan atau mungkin ratusan paket setiap harinya. Kemudian, dituntut untuk ramah terhadap para konsumen atau pelanggan saat menghantarkan paket ke kediaman mereka. Lalu, tentu saja kendaraan harus dipastikan dalam keadaan prima. Selain itu mesti mengisi BBM, menganti oli mesin, dan bentuk perawatan lain yang memakai uang pribadi. Termasuk mengganti ban, aki, kampas rem, hingga lampu.
Umumnya, gaji atau pendapatan kurir per paket antara kisaran 1.000 sampai 2.000-an rupiah. Tergantung dimensi (ukuran atau volume) paket, daerah, dan sistem perusahaan ekspedisi. Di mana, kalau tukang paket per hari diberi jatah 70 hingga 150 paket berarti pendapatan mereka bisa melebihi 100 ribu. Sayangnya, mengirim paket sebanyak itu tak semudah yang diperkirakan. Apalagi ketika medan perjalanan terjal, naik-turun, macet parah, maupun menuju daerah pelosok. Alhasil, selain badan terasa capek tentunya kendaraan yang dipakai juga gampang cepat rusak.
Patut dicatat, pengiriman paket 100-an buah per hari dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Dalam situasi tertentu, berangkat pagi hingga sore pun belum tentu mampu tuntas 100%. Artinya, kurir harus menambah jam pengiriman hingga malam hari. Oleh sebab itu, jangan heran ketika ada kurir yang mengirim paket di waktu malam sudah tiba. Boleh jadi, selain profesi kurir dijadikan pekerjaan sambilan ternyata memang benar-benar punya beban berat untuk menuntaskan misi sesuai target minimal pengiriman yang ditentukan oleh perusahaan.
Setiap bulan, penghasilan kurir paket sanggup mencapai antara 2,5 jutaan hingga sekitar 4 juta. Nilai segitu sudah digabungkan semuanya termasuk untuk bonus mutlak sesuai target yang dicapai maupun bentuk insentif lainnya yang fleksibel. Misalnya, diberi uang makan serta uang transport (bensin dan sewa motor). Bahkan, enggak menutup kemungkinan uang tip dari pelanggan juga jadi penghibur. Bayangkan, jika dalam satu hari rata-rata ada 5 orang yang memberi uang tips 2 ribu - 5 ribu maka tentu sebagai duit "gratis" nilai rupiah tersebut tergolong sangat besar.
Perlu disadari, pendapatan kurir "lepas" yang dibayar berdasarkan berapa jumlah paket yang sudah dikirim di atas tak selamanya sama setiap harinya. Ada kalanya, ketika lagi musim sepi pengiriman akan membuat tukang kurir juga mendapat jatah paket sedikit untuk dikirim di hari itu. Sebaliknya, tatkala lagi musim belanja online besar-besaran bakal banyak pula paket yang harus dikirim oleh tukang paket. Selain itu, kurir yang dianggap malas dan tak bertanggung jawab berisiko diberi jatah kiriman paket sedikit.
Baca juga: Tiga Kelakuan Kurir Paket Seperti ini Bikin Para Bunda Resah Tidak Sih?
Dari sini, dapat diambil pelajaran bahwa dilarang keras menyepelekan suatu profesi tertentu. Boleh jadi kelihatannya cuma juru parkir, sukarelawan pengatur lalu lintas (polisi cepek), kuli bangunan di proyek-proyek "basah," tukang kurir paket, atau semacamnya. Akan tetapi, nyatanya nominal penghasilan yang diterima setiap bulannya melebihi UMR kota kecil. Terlanjur kasihan dan menaruh iba, ternyata penghasilan lebih besar ketimbang pihak yang bersimpati pada mereka. Itulah pentingnya literasi keuangan supaya tidak salah dalam mengambil keputusan!
[BanjirEmbun/17/05/24]
Ilustrasi kurir paket ekspedisi (sumber Pixabay.com/ Mohamed_hassan) |
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Jangan Remehkan Gaji Kurir atau Tukang Paket Ekspedisi"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*