Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Bukan karena Angkuh, Inilah 5 Alasan Orang Kaya Menghindari Punya Rumah di Kawasan Mayoritas Miskin

 Sebagian sikap negatif yang terdapat pada diri orang miskin dan ber-SDM rendah ialah sering menyalahkan orang kaya dalam segala urusan kehidupan. Semua hal yang dilakukan oleh orang kaya, selagi ada celah untuk dijelek-jelekkan dan dijatuhkan bakal segera dikejar lantas ditelusuri sampai ke ujung pangkal.

Salah satu sebab seorang yang miskin memusuhi dan membenci orang kaya yaitu lantaran orang miskin lebih gampang terkena sifat iri dan dengki. Selain itu, dengan menyerang orang kaya tersebut dikira akan serta-merta mampu menutupi kebobrokan pribadi dan menjadi penghibur diri atas kegagalan hidup yang dialami.

Baca juga: 5 Bentuk Kemunafikan Kaum Miskin saat Memandang Orang Kaya Alias Berduit

Dari sekian banyak alasan, ternyata perilaku para orang kaya yang menjadi penyebab orang miskin jadi amat membenci mereka adalah cenderung menghindari tinggal atau punya rumah di kawasan yang mayoritas kaum miskin. Mereka lebih pilih tinggal di perumahan elit. Setidaknya, menetap di perumahan cluster dengan harga minimal 600-an juta.

Mengapa orang kaya menolak tinggal di daerah perkampungan atau pemukiman yang dikuasai oleh orang miskin?

1. Memiliki Pola Pikir dan Cara Pandang Berbeda

Mindest yang sama turut berperan penting dalam membangun kebersamaan, hubungan keberlanjutan, serta ikatan erat guna bekerja sama dalam menuju arah hidup yang telah dicita-citakan. Nyatanya, pola pikir dan cara pandang antara kaum kaya dengan kalangan miskin mengalami tingkat perbedaan yang tajam. Malahan dalam konteks tertentu, satu sama lain bagaikan antara minyak dengan air.

Bayangkan saja, ketika satu pihak memandang sebuah proses pembelajaran (pendidikan, pelatihan, kursus, seminar, membaca buku, dan semacamnya) dipandang tidak penting tetapi oleh kalangan lain dipandang sangatlah penting dalam pengembangan potensi diri. Bukan cuma itu, orang miskin gemar memakai metode non ilmiah (mencoba-coba, intuisi, mistis, mitos, dan subjektif).

Intinya, antara orang kaya yang memiliki idealisme kuat dan berprinsip hidup kokoh bakal sulit disatukan dengan orang miskin. Alasannya karena masing-masing memiliki pendekatan berbeda dalam menghadapi tantangan hidup di masa depan. Salah satu hal yang paling mencolok tentunya terkait perbedaan dalam mengatur perencanaan keuangan.

2. Menghindari Suasana Kumuh, Kotor, Tak Rapi, dan Tidak Tertib

Nongkrong di sembarang tempat, penataan lingkungan yang tidak rapi, suasana rumah maupun taman yang tak terawat, buang sampah sembarangan, kotoran hewan berceceran di mana-mana, hingga berbuat seenak sendiri merupakan masalah sosial yang sering terjadi di daerah mayoritas orang miskin. Masyarakat di sana kebanyakan sulit untuk diajak hidup disiplin dan tertib. Parahnya, mereka hanya mementingkan keluarga dan kelompoknya sendiri.

3. Tidak Mau Dijadikan Beban Hidup oleh Kaum Miskin

Salah satu bentuk "penyakit" mental yang diderita oleh kaum miskin yaitu play victim, merasa diri si paling menderita, menganggap pribadinya si paling berhak untuk dimaklumi, dan si paling berkuasa untuk "memeras" orang kaya. Padahal, sebenarnya sebagian dari kaum miskin tersebut memang malas dan hanya ingin jalan pintas dalam memperoleh uang. Setidaknya, mereka tak segan untuk berhutang tanpa ada niat membayar.

4. Mencegah Jadi Sasaran Hujatan dan Pengucilan

Orang miskin yang tidak dibantu, tak dihutangi, atau enggak ditolong oleh orang kaya biasanya bakal memiliki dendam membara. Mereka akan kompak menghujat dan mengucilkan orang kaya yang dianggap pelit atau perhitungan. Bahkan, sekadar tak ikut bergaul dalam kehidupan sehari-hari pun sudah cukup jadi pemicu bagi orang miskin untuk memusuhi orang kaya.

Baca juga: Enggak Enaknya Tinggal di Perumahan Cluster Harga 600-an Juta, Terlalu Damai untuk Orang Bermuka Baja

5. Menolak Tinggal di Lingkungan yang Tidak Tenang, Tak Aman, dan Enggak Nyaman

Suasana yang damai, tenang, aman, dan nyaman menjadi salah satu alasan utama bagi seseorang untuk memilih tempat tinggal. Dia tidak menyukai suara bising knalpot brong sepeda motor, suara teriakan-teriakan dari anak kecil maupun orang dewasa, atau bentuk kegaduhan lain. Lebih dari itu, terkadang ada aksi jahil dan teror dari orang miskin terhadap properti yang dimiliki oleh orang kaya. Misalnya, mencoret-coret tembok. [BanjirEmbun/28/05/24]

Ilustrasi pemukiman miskin (Sumber Pixabay.com/ TheDigitalArtist)






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Bukan karena Angkuh, Inilah 5 Alasan Orang Kaya Menghindari Punya Rumah di Kawasan Mayoritas Miskin"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*