Cukup hanya Allah yang jadi saksinya. Itulah sebuah ungkapan sederhana yang penuh makna. Sebagai bentuk penyandaran diri seutuhnya kepada-Nya. Sebab, sudah percuma mempercayai manusia. Tiada guna menaruh harapan pada insan. Kalau pun seseorang ada niat membantu dan bisa dipercayai, apatah bakal mampu serta mau terus-menerus dijadikan sandaran terbaik agar bikin kita tetap bahagia?
Kalimat di atas, terkadang diucapkan oleh dua lawan jenis yang saling jatuh cinta, tetapi belum memungkinkan untuk menikah. Di mana, mereka berdua berkomitmen untuk menjaga diri dari perbuatan mendekati zina lantaran semata-mata demi meraih ridho Allah. Dengan harapan, upaya tersebut juga bertujuan mencari perhatian sekaligus cari muka pada-Nya. Bagi keduanya, cukuplah Allah yang tahu mereka ingin banget menikah!
Terkadang, memang tak perlu semua orang tahu tentang keadaan hati kita. Bahkan, tak satu pun manusia mengetahui betapa pedihnya penderitaan yang sedang kita hadapi. Enggak usah menjelaskan apalagi mengumumkan kepada publik seputar fitnah (tuduhan palsu), perilaku adu domba, dan pengkhianatan dari seseorang yang kita percayai. Cukuplah Allah yang tahu. Cukuplah curhat kita hanya disampaikan kepada-Nya sembari berdoa.
Masihkah Kita Meragukan Allah Maha Menyaksikan?
Bagaimana kita bisa beriman, bertakwa, dan berihsan secara sempurna kalau nyatanya tidak mengenali Allah secara benar? Itulah pentingnya mengenali nama-nama dan sifat-sifat Allah. Apa saja perbuatan yang Allah sukai dan apa saja perilaku yang dibenci-Nya? Sebelum itu, tentunya pula kita harus mengenali diri sendiri terlebih dahulu supaya mudah dalam mengenali Allah Yang Maha Agung. Salah satunya, dengan langkah introspeksi diri lalu bertaubat.
Mengenali Allah secara tepat yang telah menciptakan kita sangatlah penting. Salah satu sifat Allah yang harus kita imani agar mengenali-Nya ialah Dia Maha Tahu atas segala hal tanpa terkecuali menyangkut semua makhluk yang merupakan ciptaan-Nya. Jangankan perbuatan kita, malah "gerak-gerik" berupa satu getaran materi kecil sebesar atom pun dapat Dia ketahui. Termasuk tahu tentang gejolak isi hati kita yang tengah gelisah.
Tentunya, Allah juga Maha Menyaksikan. Dia Yang Maha Mulia pasti menyaksikan segala perbuatan orang-orang jahat kepada kita. Dia kelak pada Hari Pembalasan bakal menunjukkan secara detail tanpa satu hal pun terabaikan. Walau setara ukuran atom, enggak bakal terlewatkan terkait apa-apa saja perbuatan zalim manusia lain kepada kita. Dia pula akan menegakkan keadilan seadil-adilnya karena Allah Maha Adil. Tiada satu insan pun yang akan dizalimi oleh-Nya.
Masih Ragukah Tentang Sifat Allah Maha Pembalas Atas Segala Perbuatan Zalim makhluk-Nya?
Lantas, kenapa saat tertimpa musibah atau masalah hidup akibat dizalimi orang lain justru lari kepada sesama manusia? Percayakah pada manusia sebagai tempat menambatkan keresahan hati? Mengapa mengadukan segala keprihatinan hidup kepada insan yang sejatinya makhluk lemah yang dipenuhi keterbatasan? Masihkah ragu bahwa Allah Maha Pendengar serta Maha Mengabulkan do'a? Belumkah benar-benar yakin Allah pasti membalas perilaku zalim hamba-Nya?
Baca juga: 3 Alasan Orang yang Menzalimi Kita Tak Kunjung Kena Azab
Apakah ingin buang-buang waktu, energi, pikiran, uang, dan kesejahteraan mental demi membalas dendam kepada orang yang zalim? Seperti itukah cara terbaik untuk memuaskan dan membahagiakan hati? Belum puaskah ibadah dan bersyukur pada Allah? Kalau pun berhasil membalas dendam apakah dapat dipastikan kelak tidak ada lagi manusia lain yang nekat berbuat salah pada kita? Bukankah selama kita masih hidup di dunia ini segala bentuk musibah maupun ujian kehidupan akan terus berlanjut?
[BanjirEmbun/27/05/24]
Allah Maha Tahu (Sumber Pixabay.com/ shah_6692) |
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Belumkah Cukup Hanya Allah yang Mengetahui? Masihkah Tak Percaya Bahwa Allah Maha Menyaksikan?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*