Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Batas Berangan-angan tentang Keindahan Masa Depan yang Dibolehkan, Agar tak Berdampak Buruk

Banjirembun.com - Berangan-angan, berimajenasi, atau membayangkan tentang kehidupan bahagia di masa mendatang menurut hukum asalnya serta pada dasarnya merupakan perbuatan boleh-boleh saja. Akan tetapi, tatkala hal tersebut diterapkan secara berlebihan (terutama dari segi durasi dan kandungan tema yang jadi bahan berkhayal) justru dapat menyebabkan hal buruk. Oleh sebab itu, berangan-anganlah secara bijak dengan cara berkaca diri dulu.

Bukankah apapun itu tanpa terkecuali, termasuk pula perbuatan baik sekalipun, kalau diterapkan dengan melampaui batas disebut sebagai perbuatan buruk? Contohnya memiliki perencanaan atau persiapan untuk melakukan suatu kegiatan, tetapi nyatanya terlalu muluk-muluk melebihi batas kemampuan serta sumber daya yang dimiliki. Hal seperti itu layak disebut tidak tahu diri dan tidak sadar diri.

Memang harus diakui bahwa berangan-angan bisa dijadikan sebagai sarana rekreasi tersendiri. Dalam artian, menyenangkan otak dengan cara berimajenasi tentang sesuatu hal yang indah serta bikin nikmat. Di mana, kebiasaan berkhayal itu juga cukup sering dilakukan oleh anak kecil yang sedang sendirian dan bingung mau melakukan apa lantaran tak punya teman maupun mainan.

Boleh dikatakan, berangan-angan dapat menjadi sebagai sarana kompensasi (pelampiasan) dan pengalihan dari kondisi diri yang sedang terhimpit. Mau main HP ternyata kuota internet habis, mau main game nyatanya sedang bosan, mau jalan-jalan kondisi cuaca tidak mendukung, mau mengobrol tidak ada orang yang asyik untuk diajak berkomunikasi, mau tidur tidak mengantuk, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, dalam konteks tertentu memang harus diakui bahwa membayangkan kehidupan masa depan bisa dikategorikan sebagai tindakan membuang-buang waktu dan hanyalah perbuatan sia-sia alias tiada guna. Apalagi ketika gambaran "ideal" tentang dirinya itu tidak selaras dengan fakta kemampuan, potensi, sumber daya, dan bentuk latar belakang pribadi lainnya.

Dengan kata lain, buat apa berkhayal tentang kebahagiaan di masa mendatang kalau nyatanya diri pribadi mustahil sanggup mewujudkannya? Setidaknya, peluang mampu mencapainya dalam kurun waktu maksimal 10-15 tahun ke depan sangat kecil di bawah 10%. Parahnya lagi, itu semua tanpa disertai langkah-langkah praktis dan memikirkan bagaimana tahapan untuk menggapainya.

Padahal, berangan-angan tanpa mengukur dulu dengan keadaan sendiri mengakibatkan terjadi gangguan suasana hati. Sebab, boleh jadi apa-apa yang dibayangkan itu secara tak disadari telah membuat otak terpacu untuk mewujudkannya. Alhasil, ketika nyatanya fakta kehidupan tak mendukung atau justru mempersulit dalam merealisasikannya tentu bikin kecewa berat lantas depresi. Ditandai dengan gampang marah, mudah tersinggung, sampai mengurung diri.

Intinya, seseorang yang telah masuk ke dalam samudera angan-angan yang sangat luas dan teramat dalam tanpa batasan maupun tiada ujungnya dapat berisiko terlena, terperdaya, atau terbuai untuk terus-menerus menikmati khayalan tersebut tanpa mau berhenti. Baginya, berangan-angan bukan lagi untuk cara memperoleh kelezatan dan kenikmatan hati. Lebih dari itu, dianggap jadi satu-satunya solusi dari setiap masalah yang sedang dihadapi.

Akibatnya, ketika seseorang tetap saja membiarkan jiwanya berkelana tanpa batas ke alam imajenatif dengan menuruti nafsu serta ambisi tentu sangat mungkin jati dirinya akan menolak atau mengingkari kehidupan nyata. Dia lebih asyik dengan dunianya sendiri ketimbang dunia nyata. Antara mana dunia nyata dengan dunia angan-angan, baginya sudah tidak ada bedanya. Akhirnya, lambat laun mengalami gangguan jiwa.

[BanjirEmbun/22/05/24]

Ilustrasi sedang berimajenasi (sumber Pixabay.com/ LeandroDecarvalho)






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Batas Berangan-angan tentang Keindahan Masa Depan yang Dibolehkan, Agar tak Berdampak Buruk"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*