Banjirembun.com - Berkhayal boleh saja, tetapi harus tahu batasannya. Itulah pernyataan yang kerap disampaikan oleh sebagian orang. Memang pernyataan itu jauh lebih tepat ketimbang ungkapan "Janganlah berangan-angan serta hindari berimajenasi! Lebih baik pikirkanlah hal-hal yang realistis saja!" Sebab, perkataan tersebut kalau ditelan mentah-mentah dapat dipahami sebagai bentuk larangan berfantasi secara mutlak.
Padahal, tatkala dilakukan secara tepat dengan kadar yang enggak berlebihan, suatu aktivitas berimajenasi dapat mendatangkan manfaat tersendiri. Baik itu dalam jangka pendek maupun periode panjang bagi kehidupan masa depan. Peran pentingnya bukan cuma didapat oleh anak kecil yang kerap berkhayal, tetapi orang yang sudah dewasa pun memperoleh manfaatnya.
Baca juga: Batas Berangan-angan tentang Keindahan Masa Depan yang Dibolehkan, Agar tak Berdampak Buruk
Berikut ini manfaat berkhayal atau berfantasi untuk membentuk kepribadian yang dewasa:
1. Meminimalkan dampak Stres Maupun Depresi
Melamunkan hal-hal indah terkait kegiatan pribadi serta angan-angan tentang masa depan dalam kondisi sendirian di kamar tertutup rapat, baik dilakukan saat siang bolong maupun di jam malam menjelang tidur, sangat berguna untuk meredakan tekanan mental. Selain itu, mengkhayalkan diri pribadi bertindak menjadi pahlawan yang jago mengatasi ketidakadilan di masyarakat juga bisa menjadi pelampiasan alias kompensasi tersendiri.
Perlu disadari, rasa tidak menyenangkan yang mengendap di pikiran boleh jadi sebenarnya akibat kesalahan otak dalam menangani sejumlah masalah yang sedang dihadapi. Otak gagal dalam memilih dan memilah perkara atau urusan mana saja yang benar-benar harus ditangani. Alih-alih fokus untuk menuntaskan masalah hidup sendiri, otak justru terpancing ikut campur menangani hal-hal di luar tanggung jawab dan kewajibannya.
Nah, dengan berkhayal menjadi pejabat atau menjadi tokoh penting tentu bakal bikin jiwa yang telah bergejolak mengharapkan turut andil dalam mengatasi masalah-masalah masyarakat jadi terwujud. Meski sekadar dalam bentuk fantasi, setidaknya itu sudah cukup membuat ambisi jiwa yang sebelumnya meronta-ronta akibat melihat realitas kehidupan yang tak ideal serta enggak sempurna menjadi lebih reda di dalam dada.
2. Menumbuhkan Mental yang Percaya Diri, Kreatif, Produktif, dan Inovatif
Jika dilakukan dengan tepat dan mampu mengendalikannya maka kegiatan berimajenasi mampu menumbuhkan rasa percaya diri, kreativitas, produktivitas, dan aktif berinovasi. Faktanya sebagian besar ilmuwan, penemu, atau pencipta mampu menghasilkan karya-karya luar biasa sesudah mereka berimajenasi. Baik itu dilakukan secara tak sengaja maupun sebelumnya memang sengaja ingin berimajenasi. Bahkan, barangkali ketika berada di dalam toilet sekalipun.
3. Menguatkan Daya Ingat
Untuk berkhayal, berangan-angan, atau berfantasi tentu tidak bisa dilakukan tanpa disertai "memanggil" memori atau ingatan yang terpendam terlebih dahulu. Meski mengkhayal hal-hal baru atau berbeda dengan kehidupan nyata, faktanya pelakunya tetap harus mengumpulkan berbagai jenis ingatan yang terpendam dalam otak lalu dipadu-padankan antara satu sama lain agar menghasilkan karya menurut versinya.
Misalnya, orang mengkhayal menyetir mobil tentu harus punya ingatan terkait spesifikasi mobil yang diimpikan tersebut. Termasuk fitur atau fasilitas yang ada di dalam sisi depan mobil. Bahkan, jalan-jalan yang dilintasinya pun juga "bermodal" dari berbagai macam ingatan jalanan yang pernah dilalui saat di alam nyata.
4. Membangkitkan Semangat untuk Berbuat Baik
Punya angan-angan berbuat baik, apalagi diniatkan untuk berbakti pada kedua orang tua, sungguh sangat disarankan sebagai cara untuk mempertahankan rencana mulia tersebut. Contohnya, lantaran sedang masih berstatus sebagai pelajar di sekolah atau perguruan tinggi sehingga hidupnya belum memungkinkan totalitas membantu perekonomian keluarga akhirnya masih dicukupkan dengan cara berimajenasi lebih dahulu.
5. Memantapkan Diri untuk Mempertahankan Tujuan Hidup
Salah satu konten atau isi khayalan adalah menggambarkan kehidupan di masa depan. Di mana, angan-angan tersebut dapat berfungsi untuk menepis segala rasa takut (cemas atau khawatir) tentang bagaimana nasib yang bakal terjadi di masa mendatang. Dengan begitu, harapan-harapan yang dimiliki dapat dijaga dan dipertahankan agar tidak goyah oleh omongan orang lain.
6. Modalitas untuk Mengantisipasi Ancaman maupun Mengatasi Masalah
Hasil berkhayal dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan tindakan selanjutnya sekaligus bahan evaluasi untuk menerapkan atau melakukan sesuatu kebijakan. Dengan berimajenasi, segala hambatan dan masalah yang menghadang dapat diatasi secara cepat dengan langkah membayangkan kronoligi peristiwa tak mengenakkan jiwa yang telah terjadi, sembari berkhayal ketika itu terulang lagi bakal melakukan tindakan seperti apa.
Boleh dibilang, berfantasi dapat dijadikan sebagai modal untuk menyiapkan diri dalam menghadapi dan menuntaskan rintangan hidup yang kelak dilalui. Langkah-langkah taktis seperti apa yang mesti diterapkan tatkala ancaman yang dikhawatirkan menjadi kenyataan. Misalnya, karena ada rasa cemas akan mendapatkan hinaan atau ejekan dari teman lantas diputuskan untuk berkhayal ketika teman itu sedang menghina bakal menerapkan sikap seperti apa saja.
Baca juga: 8 Ciri-ciri Individu yang Kepribadian dan Jiwanya Bertambah Dewasa
7. Mengasah Keterampilan Bersosialisasi
Dalam bersosialisasi pasti terjadi sebuah konflik. Baik itu konflik batin yang bersifat "tertutup" maupun konflik terbuka yang dapat diketahui secara jelas tanpa ragu oleh insan yang melihat ulah para pelakunya. Intinya, agar pandai dalam aktivitas interaksi sosial dibutuhkan keterampilan tersendiri. Nah, dengan berkhayal berupa khayalan sedang bersosialisasi membuat otak menjadi lebih terasah untuk mempelajari perilaku orang sekaligus mengetahui cara taktis menanganinya ketika ada masalah dalam bermasyarakat.
[BanjirEmbun/22/05/24]
|
Ilustrasi dunia khayalan anak kecil (Sumber Pixabay.com/ BlueVoter) |
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "7 Manfaat Berimajenasi atau Berangan-angan untuk Membentuk Kepribadian Matang"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*