Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

5 Risiko Berhubungan dalam Bidang Apa Saja dengan Orang Ber-SDM Rendah dan IQ Jongkok

 SDM rendah dan IQ jongkok merupakan dua ungkapan yang kerap disebutkan dalam komentar pada beberapa tulisan, foto, atau video di media sosial. Orang yang menggunakan istilah tersebut selain untuk merespon konten postingan, terkadang pula guna menanggapi komentar orang lain yang menurutnya keliru dan memalukan.

Sudah diberi penjelasan dan pemahaman yang gamblang, tetapi masih saja bertahan pada pendapatnya tanpa mau menunjukkan argumen yang lebih kuat. Tetap itu-itu saja alasan yang digunakan. Tidak bisa diajak kompromi untuk menemukan solusi terbaik atau setidaknya mencari jalan tengah.

Baca juga: 9 Bukti Rendahnya SDM Masyarakat Indonesia, Dua di Antaranya Bersifat Malas dan Punya Otak Jongkok

Orang dengan IQ jongkok dan ber-SDM rendah umumnya memiliki karakter meliputi fanatik, sebenarnya bebal sayangnya menganggap dirinya pintar (mampu), merasa si paling berhak mengatur faktanya tak punya kemampuan finansial maupun wibawa kepemimpinan, dan masih banyak lagi .

Berikut ini dampak buruk berinteraksi dengan orang ber-SDM rendah dan IQ jongkok dalam bidang apapun, baik di dunia nyata maupun di dunia maya:

1. Mengalami Kerugian Finansial

Memperkerjakan orang ber-SDM rendah dan IQ jongkok akan sangat berisiko mengalami kerugian finansial. Selain, hasil kualitas pekerjaan yang tidak mumpuni sangat berpeluang cara kerja mereka tidak jujur. Hanya mau menerima duitnya tanpa mau serius serta totalitas dalam bekerja. Pekerjaan yang dilakukan secara malas-malasan tak sebanding dengan uang yang diterima. Dalam hubungan pertemanan pun cuma jadi benalu atau lintah penghisap.

Berhubungan atau bekerjasama dalam urusan bisnis dengan kaum SDM rendah dan IQ jongkok banyak menimbulkan kerugian finansial. Bagaimana tidak? Mereka lebih memilih jadi pengangguran saja ketimbang harus diajak bekerja keras yang menurut mereka hanya menguntungkan orang lain. Padahal, kalau dicermati dengan bekerja akan menambah pengalaman dan keterampilan.

2. Mengalami Gangguan Kesehatan Mental

Sudah miskin namun nyatanya tak mau sadar diri. Justru berperilaku boros dan gemar pamer di media sosial. Bayangkan saja, ketika punya teman yang seperti itu lambat laun pasti tertular untuk ikut-ikutan kebiasaan tersebut. Minimal berakibat terkena getah atas ulah yang diperbuatnya. Padahal, kepribadian palsu seperti itu cepat atau lambat pasti terbongkar.

"Susah diajak maju" merupakan pernyataan yang sering ditujukan pada orang yang punya kualitas SDM rendah dan IQ jongkok. Bukan cuma kapasitas otak yang tidak sanggup mengimbangi menuju arah kemajuan. Lebih dari itu, mentalitas mereka memang nyaman pada kondisi "terdiam" atau mengalami kemandekan. Tentu, hal itu bakal berakibat mengganggu kesehatan mental tatkala dijadikan mitra.

3. Menjadi Sasaran Gosip, Ghibah, atau Gunjingan

Senjata andalan yang dipakai oleh pihak-pihak ber-SDM rendah dan IQ jongkoh salah satunya ialah dengan cara menggosip, memfitnah, mengghibah, atau menggunjing. Selain sebagai sarana menghibur diri, kegiatan membicarakan orang lain itu sebagai cara untuk menjatuhkan target sekaligus mengucilkannya.

Sebaiknya tinggalkan saja orang ber-IQ jongkok dan punya SDM rendah tanpa perlu ada rasa bersalah dan terbebani. Buat apa kumpul dengan mereka kalau ujung-ujungnya diajak bergosip. Masih mending kalau tujuan membicarakan orang lain hendak mencari jalan keluar agar tercipta kenyamanan dan kebersamaan.

4. Terlibat Persaingan atau Kompetisi yang Tidak Sehat

Mengandalkan bantuan komunitas, kelompok, suku, kerabat, atau gerombolan teman merupakan salah satu ciri dari kaum ber-SDM rendah. Intinya, mereka main keroyokan dan menyukai benturan fisik dalam mengatasi masalah. Padahal, dengan kekuatan yang dimiliki sebenarnya mereka bisa menggunakan pendekatan dialog atau komunikasi damai.

Bayangkan, ketika orang yang jadi target pengeroyokan tidak terima akhirnya memanggil temannya untuk balas dendam. Belum lagi, efek buruk lain ketika berita tentang pengeroyokan itu ditonton oleh masyarakat luas termasuk anak kecil. Akibatnya, banyak yang mengira bahwa bentrokkan merupakan cara terbaik untuk menegakkan keadilan.

5. Ketularan atau Terlibat untuk Mengatasi Akar Permasalahan Hidup Mereka

Orang ber-SDM rendah dan IQ jongkok juga ada yang sangat menggantungkan hidupnya pada orang lain. Parahnya, ketika tak mendapat bantuan dari orang yang dimintai jalan keluar justru malah balik membenci dan memusuhi. Tanpa mau introspeksi diri dulu atau mencari tahu apa penyebabnya orang yang dimintai tolong itu enggak respek padanya.

Oleh sebab itu, tak perlu heran ketika orang kaya yang umumnya ber-SDM tinggi sangat menghindari memiliki rumah di kawasan orang-orang yang mempunyai tingkat SDM lebih rendah. Selengkapnya silakan baca Bukan karena Angkuh, Inilah 5 Alasan Orang Kaya Menghindari Punya Rumah di Kawasan Mayoritas Miskin.

[BanjirEmbun/30/05/24]

Ilustrasi kualitas Sumber Daya Manusia (Sumber Pixabay.com/ Mumtahina01)






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Risiko Berhubungan dalam Bidang Apa Saja dengan Orang Ber-SDM Rendah dan IQ Jongkok"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*