Banjirembun.com - Kalau tidak mengghibah dan memfitnah orang lain mana bisa makan? Itulah ungkapan yang ditujukan bagi seseorang yang memiliki hobi menggosip atau membuat tuduhan palsu. Di mana, dengan memiliki mulut tajam tersebut membikin dia sanggup menghasilkan sejumlah uang yang lumayan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Baik itu secara langsung maupun tak langsung.
Boleh dibilang, orang seperti di atas mencari makan dengan cara "jualan" omongan. Diharapkan, dengan dia berbicara buka-bukaan tanpa ada yang ditutupi bakal mendapatkan imbalan. Baik itu berupa pinjaman uang, tumpangan, pemberian gratis, sampai sebagai penglaris dagangan yang dijual. Bahkan, mirisnya bertujuan sekadar ingin dianggap sebagai teman dan agar mendapat pengakuan.
Berikut ini contoh mempertahankan hidup dengan cara memfitnah dan mengghibah orang yang dikenal:
1. Pemilik Toko Kelontong yang Suka Menimpali Informasi Pergosipan
Toko kelontong supaya dagangan laris, terkadang banyak upaya ditempuh. Salah satunya dengan langkah sebagai informan pergosipan. Di mana, demi mampu menarik pelanggan dia mau saja mendengarkan curhatan pelanggannya sekaligus terpancing untuk menghimbuhi omongan. Tentunya, dengan itu harapannya orang yang di hadapannya menjadi pembeli tetap di kemudian hari.
Itulah kenapa sebagian penjual sayur keliling yang memakai kendaraan roda dua maupun roda tiga kebanyakan merupakan laki-laki. Sebab, seorang pria sejati enggak bakal bermulut kompor. Lebih cenderung irit bicara. Kalau ada laki-laki yang gemar mengobral omongan berarti patut dipertanyakan jiwa maskulinnya. Lanang kok kakean cangkem (jadi lelaki kok kebanyakan omong).
2. Teman Pergaulan yang Maunya Selalu Ditraktir dan Diberi Tebengan
Mental gratisan biasanya dilakukan oleh pihak yang hanya bermodal "mulut manis." Lidahnya begitu mahir dalam mengolah kata sekaligus mengatur intonasi. Alhasil, pihak yang mendengar begitu terkesima dan tersanjung. Nah, salah satu cara agar dia rutin ditraktir dan diberi tebengan ialah dengan berlagak sebagai informan yang senantiasa memberi kabar terbaru tentang individu yang dijadikan terget gosip.
3. Rekan Kerja yang Sedang Cari Muka dan Ingin Menjatuhkan Pesaing
Pekerja yang beraktivitas di kantor milik negara maupun swasta, buruh pabrik, perkebunan, peternakan, atau di bidang lainnya sudah umum terjadi sebuah kompetisi alias persaingan. Sayangnya, perlombaan tersebut berlangsung tidak sehat. Contohnya, rela mencari muka dan menjatuhkan pesaing dengan cara menyebarkan fitnah serta membesar-besarkan masalah yang sedang diderita oleh kompetitor.
4. Pekerja Mandiri, Serabutan, atau Buruh Lepas yang Banyak Omong
Makelar, pekerja serabutan, buruh lepas, hingga tukang ojek yang banyak omong tentulah berpotensi mengalami kekeliruan terkait apa-apa yang dibicarakan. Semakin banyak omong berakibat bertambah besar kesalahan yang dibuat. Di antaranya menyebabkan terpeleset sehingga memfitnah orang lain. Setidaknya, menambah-nambahi omongan padahal sebagiannya tak sesuai kenyataan.
5. Ibu Rumah Tangga yang Mau Menyebarkan Gosip dan Memberi Informasi Agar Mendapat Bantuan
Perempuan memang makhluk yang paling rawan saat bicara. Tatkala sudah memulai suatu pembicaraan berujung omongan menjalar tak terkendali ke mana-mana. Di kala membicarakan orang lain, dari ujung rambut hingga ujung kaki semuanya disebutkan tanpa terlewat. Salah satu tujuannya yaitu agar mendapat simpati dan perhatian dari orang yang diajak bicara. Dengan begitu, dia bakal diberi hutangan uang.
[BanjirEmbun/31/05/24]
Ilustrasi sedang orang yang menghasilkan uang memakai mulutnya (Sumber Pixabay.com/ Rollstein) |
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Contoh Cari Makan dengan Cara Mengghibah dan Memfitnah Orang yang Dikenal"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*