Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

3 Alasan Orang yang Menzalimi Kita Tak Kunjung Kena Azab

 Merasa tersakiti, teraniayai, atau terzalimi pernah dilakukan oleh semua manusia yang sudah punya akal sehingga mampu berkomunikasi. Dengan demikian, seorang bayi (balita) dalam kondisi otak normal/wajar sangat mungkin melakukan hal seperti itu.


Salah satunya, dengan wujud melaporkan atau mengadu pada ibunya (walau tak bicara secara lisan) saat dicurangi oleh kakak kandungnya yang juga masih kecil. Misalnya, cukup dengan cara menangis lalu menjulurkan jari telunjuk diarahkan kepada kakaknya yang jahil itu.


Baca juga: Jika Marah pada Tuhan Maka Cegah Diri Melampiaskannya dengan Cara Menzalimi Manusia


Padahal, ternyata maksud kakaknya berbuat "nakal" pada adiknya hanya bercanda supaya suasana rumah jadi hidup. Tidak ada maksud untuk menganiaya adiknya. Namun, sang adik menanggapi candaan itu dengan berbeda yang seketika membuat kakak menjadi canggung lantaran merasa bersalah.


Semoga cerita di atas dapat menggambarkan tentang seperti apa sejatinya orang yang zalim serta siapa yang dizalimi. Maksudnya, perbuatan zalim jangan hanya dilihat kasat mata. Mesti tahu juga niat di baliknya. Boleh jadi orang kelihatannya berbuat "tak pantas" tetapi di balik itu punya tujuan mulia.


Berikut ini tiga alasan orang yang menzalimi kita tak terkena azab:


1. Telah Berbuat Baik pada Kita

Siapa yang tahu ternyata orang yang tega menzalimi kita secara diam-diam mendoakan kebaikan kepada kita di dalam sunyi (tatkala sholat tahajud)? Siapa yang menyadari nyatanya orang yang nekat berbuat zalim terhadap kita pada akhirnya taubat lalu menebusnya dengan berbuat baik pada kita secara tersembunyi? 


Berhubung kita yang tak bersyukur sehingga menuntut lebih berakibat apa saja yang dia perbuat ke kita selalu dinilai buruk (senantiasa berprasangka buruk). Sebaliknya, kita amat sangat merasa berjasa kepada dia dan menganggap dibalas dengan air tuba oleh orang yang telah menzalimi kita.


2. Dia Enggak Sepenuhnya Salah dan Kita Tak Sepenuhnya Benar

Ada orang ketiga yang mengadu domba sehingga membikin hal-hal yang awalnya kecil dan dapat dimaklumi menjadi sebuah perkara besar dan seolah tak termaafkan lagi. Begitu pula, lantaran sifat egois dan menangan sendiri yang kita miliki membuat kita berambisi agar orang yang dianggap zalim itu harus segera kalah dan terkena azab.


3. Sebenarnya Sudah Diazab, tetapi Kita Tidak Tahu Kabarnya

Pernah menemukan orang yang menjadi korban fitnah menginginkan orang yang memfitnahnya itu mengalami kecelakaan parah sehingga bikin rusak fisiknya (misal patah tulang). Sungguh, keinginan seperti itu tak sebanding dengan kadar kezaliman yang diperbuat yaitu berupa memfitnah. Artinya, balasan harus sesuai perbuatannya atau yang setara dengannya.


Dengan demikian, kalau status kita memang benar-benar dizalimi ketika melihat sendiri azab yang diterima oleh orang yang menzalimi anggap saja itu sebagai bonus. Oleh sebab itu, jangan mengharapkan orang zalim akan menerima balasan atas perbuatannya di depan mata kepala kita sendiri sebagai orang yang dizalimi maupun azab yang diterima itu diketahui publik yang bikin dia malu.


[BanjirEmbun/04/05/24]


Ilustrasi gerombolan orang zalim yang gemar mengejek dan merendahkan harga diri orang lain (sumber Pixabay.com/ Alexas_Fotos)





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Alasan Orang yang Menzalimi Kita Tak Kunjung Kena Azab"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*