Algoritma sedekah adalah sebuah rangkaian yang terperinci, detail, atau spesifik dari Kehendak Tuhan serta semua yang sudah ditetapkan-Nya terkait hukum sebab-akibat dari tindakan bersedekah yang dilakukan setiap insan. Di mana, algoritma sedekah merupakan suatu metode untuk mengetahui, menganalisis, dan bertindak sesuai dengan "hukum sebab-akibat" yang telah ditetapkan oleh-Nya.
Adanya "keajaiban bersedekah" yang tidak lain menjadi bagian tak terpisah dari algoritma sedekah harus diyakini oleh setiap umat Islam. Sebab, Allah Subhanahu wa ta'ala telah memberi janji bahwa setiap apa yang disedekahkan oleh hamba-Nya tidak akan sia-sia. Semua pasti mendapatkan balasan. Tidak ada hamba yang dizalimi oleh-Nya. Bahkan orang-orang munafik, musyrik, dan kafir sekalipun tak pula dizilami-Nya.
Algoritma sedekah akan berjalan semestinya saat orang yang bersedekah telah memenuhi dua syarat agar suatu amal ibadah dapat diterima. Pertama, harus sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Dengan konsekuensi ketika amal ibadah sedekah tidak ada tuntunan syariat (hanya mengira-ngira tanpa panduan ilmu pasti) akan ditolak. Kedua, harus ikhlas sehingga tidak boleh riya'. Jika dua hal itu tak terpenuhi maka amal sedekah yang dilakukan otomatis tertolak.
Dengan demikian, tatkala seseorang memiliki niat atau tujuan bersedekah hanya mengharap balasan dari Allah tanpa dikotori oleh niat batil akan besar potensi amalannya diterima. Meskipun niat sedekah yang dilakukan tidak murni untuk akhirat karena tercampuri berupa mengharap balasan di dunia bakal tetap sah amal sedekah tersebut. Tentunya, senyampang pengharapan itu langsung memintanya pada Allah tanpa memohon pada makhluk-Nya. Begitu pula, haram bergantung atau bersandar terhadap amal sedekah yang dilakukan. Sebab, hanya Allah satu-satunya Zat untuk bergantung.
Nah, uniknya yang patut dipahami dan disadari bahwa di kala ada orang kafir yang bersedekah uang (termasuk berbuat baik dalam bentuk lain) akan memperoleh balasan juga dari Allah. Sayangnya, balasan itu hanya berlaku di dunia semata ketika ditemui bahwa dia mati dalam keadaan kafir. Adapun, umat Islam yang bersedekah tentulah dia akan memperoleh balasan di dunia maupun di akhirat.
Perlu diketahui, balasan sedekah uang belum tentu dibalas dengan uang sesuai harapan. Belum tentu pula bakal mendapatkan balasan secepatnya. Terkadang balasan sedekah yang kita upayakan akan diganti dalam wujud lain. Diimbuhi ada kalanya harus menunggu waktu cukup lama untuk merasakan keberkahan dari bersedekah. Misalnya diberi kesehatan, keselamatan, kebahagiaan, keringanan/kemudahan dalam urusan kerja, dan lain sebagainya.
Kembali lagi fokus pada poin nomor dua terkait syarat diterima sebuah amal ibadah (termasuk ibadah sedekah) seperti dijelaskan di atas, suatu sedekah dikatakan ikhlas yaitu tatkala seseorang mampu melepas sepenuhnya yang disedekahkan tanpa berharap kembali dan sekaligus ridho pada ketetapan-Nya. Artinya, transaksi dari "bisnis" sedekah yang dilakukannya tersebut hanya terjadi antara dia yang bersedekah dengan Allah. Tanpa dicampuri oleh makhluk.
Nah, ketika orang yang disedekahi ternyata kurang ajar atau tidak tahu terima kasih bakal membuat dia sadar diri bahwa itu bukan lagi urusannya. Sebab, dia tahu sedang berbisnis dengan Allah. Bukan berbisnis dengan manusia. Dengan kata lain, jika seseorang sudah bersedekah tetapi menyesal atau lebih mengerikan lagi marah besar gara-gara tak merasakan balasan atas sedekahnya maka sedekah yang dilakukannya itu hakikatnya tidak ikhlas.
Itulah sedikit tulisan tentang algoritma sedekah. Semoga bermanfaat.
|
Uang (sumber foto koleksi pribadi) |
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pahamilah Algoritma Sedekah Supaya tidak Menyesal setelah Bersedekah"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*