Ketagihan renovasi rumah. Itulah sebuah kalimat sederhana sebagai pengingat bagi siapa saja yang hendak merenovasi huniannya. Di mana, rencana awalnya yang dipugar atau dibenahi hanya satu bagian saja. Berhubung merasa perlu ditambah, akhirnya sudut-sudut lain pada rumah ikut pula direnovasi. Dengan dalih, mumpung tukang dan kuli cocok serta ada uang maupun waktu luang yang mencukupi.
Perlu ditekankan lebih dulu bahwa merenovasi rumah merupakan kebutuhan. Maksudnya, itu dilakukan mesti sesuai dengan kepentingan hidup sehari-hari. Bukan sekadar bertujuan gaya-gayaan supaya disebut sebagai orang berduit yang mampu berbuat seenaknya terhadap tempat tinggalnya. Dengan kata lain, ingin dibilang "Sultan mah bebas, renovasi rumah semaunya!" Sungguh, itu perilaku tak dewasa.
Dengan demikian, pastikan dalam merenovasi rumah hanya fokus pada hal-hal yang mendesak sehingga kalau tidak diterapkan akan berisiko masalah. Bukan semata-mata disebabkan rasa bosan atau hanya ingin ganti suasana baru. Dengan begitu, hidup menjadi lebih simpel sehingga sumber daya (uang, waktu, pikiran, tenaga, dan lain-lain) tidak terkuras habis dipakai untuk renovasi yang sebenarnya tidak diperlukan.
Inilah lima cara bijak dalam merenovasi rumah supaya hemat.
1. Rencanakan Secara Utuh dan Matang
Komitmen untuk tetap fokus dalam merenovasi bagian-bagian rumah yang paling dibutuhkan merupakan kunci sukses dalam perencanaan. Artinya, meski uang yang dimiliki masih tersisa cukup banyak serta ada waktu luang sangat disarankan untuk tidak terpancing alias terperdaya meneruskan renovasi di luar rencana awal. Oleh sebab itu, ketika proses renovasi sudah selesai sesuai rencana sebaiknya dilakukan jeda lebih dulu tanpa ada tuntutan waktu kapan meneruskannya.
Selanjutnya, penerapan strategi renovasi bertahap atau kerap disebut "rumah tumbuh" merupakan cara bijak bagi pemula yang belum pernah merenovasi rumahnya sendiri. Hal itu juga bertujuan untuk mencegah diri mengeluarkan uang dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Nah, dengan renovasi "mencicil" tersebut membuat pengeluaran uang dapat dievaluasi dan dikontrol secara leluasa tanpa ada rasa takut terjadi pengeluaran sia-sia. Bahkan, kalau memang diperlukan bertindak fleksibel supaya tega "memutus" atau menunda untuk melanjutkan renovasi.
2. Persiapkan Diri dalam Menghadapi Gangguan
Penempatan material hasil bongkaran renovasi rumah harus dipikirkan sedari awal. Bukan cuma tentang dampak mengganggu jalan umum di depan rumah. Akan tetapi, tatkala di taruh di dalam pagar apakah pecahan bekas material yang dibongkar mengganggu mobilitas penghuni rumah atau tidak? Alih-alih pindah rumah untuk sementara, ketika tengah renovasi penghuni rumah tetap tinggal di sana. Dengan begitu, perlu diperhatikan memberi sekat-sekat untuk mencegah debu maupun suara yang mengganggu para penghuni.
3. Manfaatkan Potensi Rumah
Merenovasi bukan berarti harus merubah dalam skala banyak dan besar. Justru, dengan memanfaatkan struktur bangunan (pondasi, kolom cor, sloof, balok cor, atau plat lantai cor) yang ada bisa menandakan bahwa pemilik rumah merupakan orang yang cerdas. Sebab, untuk merubah maupun membongkar struktur bangunan sendiri juga butuh tenaga dan waktu yang tidak sedikit. Alhasil, diperlukan biaya tambahan tukang serta kuli.
Dibanding membongkar struktur bangunan, lebih baik membongkar dinding penyekat di dalam rumah untuk meminimalkan pemborosan pemakaian ruang agar tak terkesan sempit. Dengan itu, tidak perlu pula harus menambah ruang baru yang tentunya bakal mengakibatkan bertambahnya biaya. Sayangnya, cara ini hanya cocok bagi rumah yang memiliki struktur bangunan yang kokoh. Sebab, kalau diterapkan pada rumah "ringkih" dapat berisiko roboh.
4. Pastikan Kendali Sepenuhnya Berada di Tangan Pemilik Rumah
Saat ada mandor maupun tukang yang mengatur-atur ataupun sekadar memberi saran untuk melakukan renovasi di luar rencana awal wajib untuk diabaikan! Begitu juga, jangan segan menggunakan bahan material bekas untuk digunakan lagi serta bahan-bahan tertentu yang sederhana tetapi elegan. Tak perlu malu disebut orang pelit atau merasa terintimidasi karena ogah melanjutkan renovasi rumah. Carilah alasan yang tepat kenapa renovasi harus sesuai dengan rencana awal tanpa perlu mengadakan pengeluaran tambahan.
5. Ketahui Skala Priortias, Aspek Mana Saja yang Harus Direnovasi Dulu
Pengerjaan renovasi untuk mencegah ataupun mengatasi kerusakan, retak, jamuran, lumutan, bocor/rembes, sampai aspek keamanan maupun kenyamanan rumah jauh lebih utama ketimbang lainnya. Dibanding tergiur untuk merenovasi aspek visual (penampilan), pastikan dulu bahwa rumah bakal aman dan nyaman untuk ditinggali. Lebih dari itu, aspek kesehatan harus diperhatikan. Buat apa warna cat bagus, pegangan pintu indah, lampu mewah, serta asesoris lain yang menawan yang ternyata udara di dalamnya pengap sehingga bikin sesak dada?
|
Contoh rumah yang direnovasi secara bertahap (sumber foto koleksi pribadi) |
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "5 Langkah Cerdas dalam Renovasi Rumah Agar Tidak Boros"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*