Dakwah dan syiar Islam merupakan kegiatan yang umum ditemukan dalam suatu masyarakat yang jumlah umat Muslim cukup besar. Tentunya, dari sekian banyak pemeluk Islam tersebut terdapat beberapa yang sangat ahli serta paham secara hampir utuh/sempurna terkait ajarannya. Bahkan, tokoh tersebut juga aktif dalam berdakwah (mengajak kebaikan) maupun turut mensyiarkan Islam secara luas dan berkelanjutan.
Sayangnya, dalam menyelenggarakan dakwah dan syiar Islam di atas tentunya tidaklah mudah. Kadang, dibutuhkan strategi dan pendekatan tersendiri supaya misi penyebaran nilai-nilai kedamaian dalam agama Islam bisa sukses. Apalagi, tatkala di tengah-tengah masyarakat itu lumayan banyak didapati rintangan berupa rongrongan atau gangguan dari kaum munafik dan fasik. Intinya, modal kemahiran berceramah/berkhotbah saja belumlah cukup.
Setidaknya, dalam sebuah dakwah dan syiar Islam harus memiliki 3 pilar kekuatan agar pergerakan tokoh Muslim di atas bisa leluasa. Berikut ini penjelasan lebih lanjut:
1. Memiliki Hubungan Dekat dengan Penguasa
Bukan Ulama, Kyai, atau Ustadz yang mendatangi penguasa. Sebaliknya, para penguasalah yang mestinya datang untuk meminta nasihat kepada para tokoh agama Islam. Artinya, hindari pendapat bahwa Islam itu anti politik. Umat Islam harus menjauhi politik. Buktinya, banyak dijumpai nasib umat Islam sungguh tragis di negara-negara yang mayoritasnya non Muslim. Maksudnya, di sana tidak ada satu pun penguasa yang punya kedekatan serta kepedulian terhadap ajaran Islam.
Sungguh akan sangat menyusahkan ketika dakwah dan syiar Islam justru dimusuhi oleh para penguasa. Alih-alih mendapatkan bantuan dana dan diberi pinjaman tempat tertentu secara gratis, sekadar mau minta izin mengadakan acara keislaman bakal dipersulit. Belum lagi potensi terjadinya kriminalisasi hingga penusukan/penganiayaan terhadap para figur agama Islam, tentunya itu makin menambah beban pergerakan roda dakwah dan syiar Islam.
2. Mempunyai Hubungan Erat dengan Orang Kaya
Uang, harta, sampai komoditas tertentu (termasuk makanan) menjadi kebutuhan pokok bagi urusan dakwah dan syiar Islam. Apalagi di zaman sekarang ini, dengan mempunyai kedekatan dengan pengusaha dapat membuat tokoh agama mampu tampil di TV nasional. Oleh sebab itu, dengan mengabaikan peran orang kaya dalam penyelenggaraan dakwah dan syiar Islam tentunya merupakan tindakan naif. Bagaimana mau memakmurkan Masjid kalau takmirnya saja begitu pelit untuk sedekah makanan?
Baca juga: Program Masjid Kota Malang ini Patut Ditiru! Suguhkan Makanan dan Minuman Gratis untuk Jamaah Sholat Jumat
3. Kekuatan Bela Diri, Fisik, Otot, ataupun Kemahiran dalam Bidang Militer
Pernah mendengar kasus imam sholat jamaah di Masjid ditusuk? Pernah dengar kasus pengajian dibubarkan? Pernah mengetahui kasus penolakan terhadap pembangunan Masjid? Pernah tahu kasus pembantaian umat Islam yang menjadi minoritas di masa awal-awal reformasi dahulu? Itu semua salah satunya disebabkan lantaran komunitas Muslim enggak memiliki kekuatan bela diri, fisik, otot, ataupun keahlian dalam dunia militer.
Alhasil, ketika terjadi insiden konflik horisontal dalam tingkat tertentu hanya mengandalkan main keroyokan yang tanpa disertai kontrol (tanpa kendali) sehingga berujung mencoreng nama baik agama Islam. Berbeda halnya, ketika ada laskar/barisan khusus yang ahli dalam bela diri yang diberikan kewajiban dan tanggung jawab untuk mengamankan aset-aset umat Islam. Baik itu aset berupa manusia maupun berwujud barang.
|
Pilar Masjid sebagai ilustrasi kekuatan dakwah dan syiar Islam (sumber Pixabay.com/ jpeter2) |
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "3 Pilar Kekuatan Dakwah dan Syiar Islam yang Wajib Ada di Indonesia"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*