Definisi Kitab Suci menurut sebagian manusia adalah firman atau wahyu Tuhan yang dibukukan dalam satu kesatuan utuh tanpa dikurangi maupun ditambahi yang urutan dan peletakkan huruf-hurufnya sudah ditetapkan tanpa boleh dirubah. Artinya, Kitab Suci hanyalah ada satu versi yang terdiri dari satu bahasa tertentu yang sejak awal (secara asli) menjadi bahasa yang digunakan Tuhan dalam memberikan wahyu atau firman kepada utusan-Nya.
Itulah mengapa, seseorang yang menganut ajaran dari Kitab Suci tertentu sebaiknya, meski belum bisa memahami kandungan makna atau tafsirnya, minimal bisa membaca bahasa aslinya. Bagaimanapun, kandungan nilai Kitab Suci yang diterjemahkan ke bahasa lokal sejatinya belum cukup mewakili dan "menerangkan" secara tepat sesuai dengan bahasa asli yang menjadi firman Tuhan. Alhasil, kalau tetap fokus pada terjemahan Kitab Suci sangat berisiko besar terjadi penyelewengan.
Baca juga: Empat Bahaya Terjadi Ketika Memahami Ayat al Quran Menggunakan Terjemahan Bahasa Lokal
Lagi pula, kalau memang cinta Tuhan kenapa enggak bangga membaca dan menghafal firman-Nya tersebut menggunakan bahasa asli? Dengan maksud lain, sungguh tak terbantah lagi bahwa terjemahan firman Tuhan ke dalam bahasa lain bukan disebut sebagai firman-Nya. Hal itu hanyalah pantas disebut sebagai terjemahan Kitab Suci atau juga bisa disebut sebagai tafsir beda bahasa (bukan tafsir memakai bahasa sesuai Kitab Suci). Padahal, sungguh kenikmatan tersendiri mengulang-ulang membaca firman Tuhan yang autentik tersebut!
Lebih dari itu, bagaimana mau merenungkan dan memahami Kitab Suci secara benar kalau yang dipelajari berupa Kitab Suci versi bahasa lokal? Sebab, dikhawatirkan terjadi potensi kesalahan dalam menghayati dan mentadaburi makna Kitab Suci tatkala memakai landasan/patokan bahasa lokal. Parahnya, penerjemahan yang dilakukan ke bahasa lain dilakukan sesuai hawa nafsu pihak pengarangnya. Bahkan, jika cakupan pengguna bahasa lokal sangat kecil jumlahnya (penuturnya hanya ribuan orang) maka peluang terkaburnya kandungan asli firman Tuhan makin besar.
Misalkan, versi asli Kitab Suci menggunakan bahasa Arab (bahasa yang dituturkan oleh mayoritas masyarakat Timur Tengah) lantas diterjemahkan ke bahasa Inggris. Pertanyaannya, apakah dapat dipercaya nilai keautentikan makna atau kandungannya tatkala orang Indonesia menerjemahkan Kitab Suci berbahasa Arab itu ke dalam bahasa Indonesia menggunakan dasar pengalihan bahasa dari terjemahan bahasa Inggris? Dengan kata lain, tidak langsung diterjemahkan dari bahasa asli Kitab Suci, tapi diterjemahkan dari bahasa Inggris lantaran enggak menguasai bahasa aslinya.
Intinya, jangan sampai firman Tuhan bagaikan pasal karet di Undang-undang suatu negara yang tafsir atau terjemahnya bisa ditarik ulur sesuai kebutuhan zaman. Parahnya lagi, terjemahan itu sendiri yang telah dipaksa untuk disetarakan/disejajarkan dengan firman Tuhan lalu pemahaman atas terjemah itu ditarik ulur bagaikan karet yang arahnya ke mana sesuai dengan nafsu pembuatnya. Maksudnya, terjadi penurunan nilai kesucian firman Tuhan karena dikotori oleh "kreativitas" tangan manusia. Akhirnya, di kemudian hari begitu lumrah terjadi revisi terkait istilah-istilah tertentu di Kitab Suci versi bahasa lokal.
Timbul pertanyaan, yang wajib dijadikan sebagai pedoman ajaran bagi pengikut keyakinan tertentu adalah firman Tuhan di Kitab Suci berbahasa asli atau sekadar dicukupkan menggunakan Kitab Suci versi bahasa lokal yang dianggap sejajar/setara dengan firman Tuhan? Sebaiknya sih, tetap dibedakan secara mutlak mana firman Tuhan dan mana yang terjemahan firman Tuhan. Keduanya dilarang untuk diperlakukan secara sama dikarenakan memang satu sama lain enggak sebanding. Di mana, firman Tuhan murni berasal dari-Nya sedang terjemahan ke bahasa lokal merupakan hasil olah pikir manusia.
Baca juga: Menakjubkan! Ini 5 Alasan Kenapa Upaya Pemalsuan al Quran Selalu Gagal Total
Pakai logika saja, Tuhan memakai bahasa tertentu untuk dipilih sebagai bahasa firman-Nya pasti ada alasan-alasan penting di baliknya. Bila menurut Tuhan semua bahasa memang "cocok" untuk dijadikan bahasa Kitab Suci maka mengapa Dia tidak berfirman menggunakan seluruh bahasa di muka bumi? Bukankah firman Tuhan itu Suci? Bukankah bahasa yang digunakan sebagai firman Tuhan bagian dari kalimat-kalimat serta kata-kata pilihan. Bukan asal berucap tanpa ada hikmah di baliknya. Tentunya, susunan kalimatnya tidaklah sembarangan sebagaimana yang dibuat oleh makhluk-Nya.
Itulah alasan mengapa Kitab Suci semestinya cuma dalam satu bahasa tanpa ada perubahan meski satu huruf saja. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Ilustrasi terjemahan al Quran ke dalam bahasa Inggris (sumber gambar Pixabay.com/ Tariq786) |
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Kenapa Kitab Suci Seharusnya Hanya dalam Satu Bahasa Tanpa Perubahan Walau Satu Huruf pun? "
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*