Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Bagaimana Cara Mengetahui Sifat Asli Individu Tertentu dengan Tepat?

 Mengetahui serta mendalami seperti apa sifat ataupun karakter individu tertentu yang ingin dijadikan teman terpercaya sangatlah penting. Terutama, ketika terdapat sejumlah orang yang kepo serta sedang gencar membicarakan terkait bagaimana kepribadiannya. Langkah tersebut demi mencegah diri termakan omongan orang lain yang memanas-manasi alias mengompori dengan maksud agar ikut-ikutan menghujatnya. Paling enggak walau tidak ikut serta memusuhi, target minimal orang itu yaitu pihak yang "dipengaruhi" menjaga jarak disertai penuh curiga dengannya.


Perlu ditegaskan dahulu, janganlah langsung percaya terhadap ucapan siapa pun. Tak terkecuali, berupa perkataan tentang seputar sifat dan kelakuan individu tertentu yang cenderung tendensius. Kalau pun apa yang diucapkan memang betul-betul "terjadi" dan bukan suatu kebohongan, sebaiknya pahami dulu "Mengapa dia begitu semangat bercerita tentang kepribadian jelek manusia lain?" Jangan-jangan niatnya hanya ingin menghasut atau mengadu domba. Dengan kata lain, sesungguhnya ia memperalat lawan bicaranya supaya terbawa perasaan sehingga turut membenci individu yang dijadikan bahan gosip itu.


Ingatlah sebuah kaidah "Temanmu adalah gambaran nyata siapa sejatinya dirimu!" Artinya, jangan sembarangan dalam memilih sahabat di pergaulan untuk dijadikan sebagai teman berbicara. Baik itu hubungan kedekatan pada lingkungan bertetangga, berkuliah, bekerja, maupun kawan dalam pergaulan komunitas tertentu. Oleh sebab itu, janganlah ragu untuk meninggalkan (minimal menjaga jarak) dengan orang-orang yang tak pantas dijadikan teman. Memperoleh teman berotak waras dan menyehatkan jiwa merupakan hak bagi setiap insan. Tak perlu ragu punya teman sedikit. Asal, pertemanan itu berdampak positif.


Hindari sombong diri dengan berucap "Teman-temanku sudah biasa berbuat maksiat, tetapi aku kuat kok sehingga tidak mungkin terpengaruh untuk melanggar aturan agama dan negara." Satu sampai tiga bulan mungkin saja kuat bertahan. Namun, lambat laun pasti terjadi percampuran antara yang haq (benar) dengan yang batil (salah). Di mana, tentunya dalam interaksi itu menggunakan dalih senantiasa menjaga solidaritas dan menjunjung rasa setia kawan. Biarlah para penguasa dan tokoh agama yang ahli di bidangnya yang merangkul mereka. Jika masih kerepotan dengan urusan diri pribadi maka janganlah cari-cari masalah lain!


Cara Mengenali Karakter Asli Seseorang dengan Benar

Ada sebuah ungkapan "Hidup ini adalah tentang bagaimana cara dalam berinteraksi dengan sesama makhluk." Dalam artian, sifat asli individu dapat diketahui secara tepat dengan cara melihat bagaimana cara dia dalam berinteraksi dan seperti apa tingkah lakunya yang alami dalam sehari-hari. Nah, guna mengujinya berilah dia uang (contohnya menghutangi atau menitipi). Pinjami dia barang berharga yang bernilai jual cukup tinggi. Berikan ia kepercayaan berbentuk jabatan atau pemimpin. Kalau tidak begitu lantaran takut risiko kehilangan harta benda, bisa pula sekadar berurusan dengannya terkait bisnis/dagang serta wujud transaksi keuangan yang nilainya kecil.


Langkah selanjutnya, tanyakan pada orang-orang yang sering berada di dekatnya. Yakni, mereka yang kerap berkomunikasi dengannya. Di antaranya meliputi keluarga serumah, tetangga, teman kuliah atau rekan kerja, hingga teman bergaul. Intinya, merekalah yang mengetahui aktivitas rutin keseharian dari orang yang hendak dikenali bagaimana sifat aslinya. Kendati demikian, kembali lagi ditekankan bahwa janganlah langsung percaya pada perkataan seseorang. Alasannya, walau terlihat dekat bisa jadi tak lebih dari sebutan musuh dalam selimut. Oleh karena itu, bandingkan dulu dengan pendapat dari kalangan lain yang juga berada di lingkaran terdekatnya!


Berikutnya, ajaklah dia melakukan perjalanan jauh (safar) yang seenggaknya menginap selama dua malam. Terapkan di tempat yang berbayar mahal maupun lokasi lainnya yang lebih sederhana. Dengan begitu, bakal diketahui seperti apa sifat-sifat aslinya. Sebab, sangatlah sulit bagi seseorang terus-terusan jaga image (jaim) dengan berpura-pura tampil "sempurna" saat dalam perjalanan jauh. Pasti secara tidak sadar serta spontanitas ada momen-momen tertentu akan tampak kebiasaan aslinya yang muncul. Dari situ, dapat terlihat sejauh mana kepeduliannya, gaya bicaranya, cara makannya, cara duduknya, tingkat kesabarannya, kadar kegigihannya, dan lain sebagainya.


Lebih dari itu, individu yang kelihatannya rajin ke rumah ibadah dan gemar mengenakan simbol-simbol keagamaan (busana agamis, foto profil media sosial yang religius, status medsos yang bijaksana, aktif mengikuti kegiatan keagamaan setiap pekan, atau semacamnya) belum tentu berbanding lurus alias selaras dengan seperti apa karakter individu yang sesungguhnya. Boleh jadi, itu semua cuma dipakai untuk "menyamar" atau berkamuflase. Bagai peribahasa Ada udang di balik batu. Dia tak lebih dari orang munafik yang memakai jubah agama. Dengan maksud lain, agama dipakai bukan untuk mendekatkan pada Tuhan, tetapi untuk tujuan duniawi semata.


Kesimpulannya, cegah diri terburu-buru menilai seseorang hanya dari satu sumber informasi dan satu metode yang sama. Terapkan metode-metode lainnya serta lakukan penggalian dari sumber berbeda. Misalnya, saat menggunakan metode observasi melalui cara melihat seseorang sedang melakukan sesuatu janganlah langsung puas lalu seketika menghakiminya sebagai orang buruk. Setelah itu, ulangi lagi untuk mengamatinya di waktu berbeda tetapi dengan tempat yang masih sama. Kemudian, amati pula perilakunya di tempat-tempat yang lain. Bila kelakuannya konsisten "mirip-mirip" di berbagai waktu dan lokasi dilakukannya pengamatan maka itulah yang hampir mendekati sifat aslinya.


Tak boleh ketinggalan, pakailah juga metode wawancara yaitu dengan langkah bertanya-tanya pada seseorang yang terpercaya dan benar-benar "menguasai" secara utuh tentang karakter individu tersebut. Tatkala diperlukan gunakan metode dokumentasi berupa foto, video, screenshot, serta dokumen-dokumen tertulis. Baru setelah itu, enggak boleh ketinggalan adakan tabayun (klarifikasi) dengan individu bersangkutan secara langsung. Sebelum itu, pakailah prinsip praduga tak bersalah. Yakni, berprasangka baik bahwa sebenarnya individu itu tidak bersalah. Alhasil, dilarang bertanya-tanya bagai polisi yang tengah menginterogasi! Sebaiknya mengaca diri dulu!


Itulah cara mengetahui seperti apa sifat asli individu tertentu. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Ilustrasi orang cerdas yang sedang ingin mengetahui sifat asli individu tertentu (sumber Pixabay.com/ Mohamed_hassan)





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Bagaimana Cara Mengetahui Sifat Asli Individu Tertentu dengan Tepat?"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*