Bagi orang pedesaan yang jauh dari pusat kota, pekerjaan renovasi rumah bukanlah perkara yang terlalu rumit dibanding hunian yang dipugar/dirombak pada daerah perkotaan. Bahkan, barangkali itu menjadi sebuah aktivitas menyenangkan tersendiri lantaran dilakukan berdasarkan sistem gotong-royong. Lagi pula, tanah kosong berupa halaman atau lahan di kiri-kanan rumah masih sangat lebar. Jadi, begitu leluasa saat melakukan perenovasian. Diimbuhi lagi, bahan bangunan yang dipakai mayoritas "alami" serta udara di sana tergolong sangat bersih sehingga minim limbah maupun tercemar polusi.
Kendati demikian, enggak boleh meremehkan renovasi rumah di mana pun juga karena secara umum kegiatan renovasi rumah sangat berisiko bahaya terhadap kesehatan. Baik itu bagi pemilik rumah yang memutuskan tidak mau pindah untuk sementara waktu ke tempat lain sampai renovasi tuntas ataupun para tukang bangunan dan kuli. Di mana, ancaman kesehatan tubuh tak sekadar berupa gangguan pernafasan akibat debu yang berterbangan. Lebih dari itu, infeksi kulit dan iritasi mata mampu saja berpotensi terjadi. Terlebih lagi, dampak buruk dalam jangka panjang juga mengintai seperti penyakit kanker, paru-paru, jantung, hingga autoimun.
|
Aktivitas renovasi rumah (sumber Pixabay.com/ Beeki) |
Perlu diketahui, bahwa partikel-partikel melayang akibat adanya renovasi rumah ukurannya bisa melampaui level yang teramat kecil. Perbandingannya yaitu 70.000 (70 ribu) kali lebih tipis ketimbang ketebalan rambut manusia. Jadi, untuk melihatnya secara jelas mesti menggunakan mirkoskop. Itulah mengapa materi yang mungil seperti itu disebut mikroskopis. Akibatnya, berhubung ukurannya yang super imut itu dapat masuk ke lorong-lorong atau lubang paru-paru sampai ke ujung terdalam. Tentu saja, juga mudah sekali untuk masuk ke sistem peredaran darah. Alhasil, dalam jangka panjang terjadilah pengerasan pembuluh darah maupun memicu kanker.
Perlu ditekankan dulu, mungkin saja pemilik rumah yang memilih tetap tinggal di hunian yang sedang direnovasi dalam jangka panjang enggak bakal terlalu berisiko bahaya terhadap kesehatannya. Namun, dalam jangka pendek renovasi rumah secara sembarangan atau tanpa perencanaan matang sanggup merugikan bagi kalangan tertentu. Anak kecil, ibu hamil, orang sepuh (manula), insan yang tengah memiliki imunitas tubuh lemah, dan orang yang sedang menderita sakit kronis (diabetes, stroke, jantung koroner, penyakit paru kronis, sampai penyakit ginjal kronis) mempunyai risiko besar mengalami gejala gangguan kesehatan.
Lebih lanjut, butiran-butiran kecil yang berterbangan di udara itu bukan semata-mata disebabkan oleh tembok yang dibongkar. Aktivitas pertukangan lain seperti mengelas, menyemen (memakai semen), mengebor, menggerindra, hingga mengamplas ternyata juga mampu melepaskan partikel yang berbahaya. Apalagi, tatkala tingkat konsentrasi pencemaran tersebut dalam jumlah besar. Oleh sebab itu, penggunaan keselamatan kerja (helm, masker, sapu tangan, kaca mata, dan sepatu) sangatlah penting dalam kegiatan renovasi rumah. Begitu pula, pola kerja yang aman juga harus diterapkan dengan cara membasahi dinding atau permukaan lain yang akan direnovasi.
Bukan cuma debu. Jamur yang berukuran kecil sehingga kadang bisa melayang di udara juga menjadi salah satu masalah utama dalam upaya renovasi rumah. Di mana, rumah yang terlalu lembab dan tergolong usia tua berpeluang dihinggapi oleh jamur-jamur imut. Adapun bahan bangunan yang memiliki peluang berefek buruk bagi kesehatan di antaranya meliputi segala hal yang mengandung asbes (biasanya dipakai untuk atap, karpet tua yang memiliki alas yang disebut lino, langit-langit atau eternit, insulasi termal, dan lain-lain), perabotan tua yang berpotensi jamuran, cairan yang berbau menyengat dan gampang menguap (cat, pernis, produk pembersih, lem, perekat, dan lain-lain), semen, dan masih banyak lagi.
Itulah alasan penting mengapa wajib mempersiapkan diri secara sempurna sebelum merenovasi rumah. Terima kasih sudah membaca. Mohon maaf atas kekurangan. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Bahaya Kegiatan Renovasi Rumah Terhadap Kesehatan"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*