Tulisan ini cocok dibaca oleh siswa SMA, santri mukim di Pondok Pesantren, mahasiswa, hingga orang yang memulai karir maupun merintis bisnis tapi belum berstatus nikah. Yakni, bagi mereka yang sedang terkena kasmaran alias jatuh cinta tetapi tidak mau pacaran karena berbagai alasan dan belum siap menikahi gadis yang jadi pilihan hati. Kenapa ini penting? Alasannya, menikah adalah kewajiban ajaran agama. Di sisi lain, menikah dengan modal saling mencintai saja masih belum cukup! Apalagi, kita tak akan tahu bagaimana perjalanan hidup di kemudian hari yang bakal merubah semua.
Umumnya insan yang hidup di alam dunia, pasti punya rasa untuk mencintai lawan jenis dan terdapat keinginan untuk menjalin hubungan yang lebih mendalam dalam jangka panjang. Entah itu motifnya murni jatuh cinta tanpa nafsu duniawi yang seolah-olah hadir di dada begitu saja maupun tiada misi/ambisi licik di balik agresif mendekatinya. Di mana, sulit untuk mencari alasan atau menjelaskan secara logis kenapa kok tiba-tiba mencintai doi? Sayangnya, ternyata di alam pikiran "warasnya" belum ingin menjalin ikatan berbentuk apa pun dengan lawan jenis lantaran berbagai penyebab.
Jangankan berupa ikatan sesuai norma-norma dengan langkah mengungkapkan keinginan melamar secara "resmi" (dalam bahasa jawa disebut nembung) kepada kerabat mahram terdekat si gadis pun belum berani. Bahkan, mengikat secara lancang tanpa saksi orang yang dituakan maupun perantara (mak comblang) juga sama saja, enggan mau melakukannya. Sebab, dia masih ingin fokus pada bidang lain dulu. Dia tahu bahwa perasaan cintanya sudah menggebu-gebu. Namun, ia memilih realistis. Hubungan "main-main" seperti pacaran hanya berbuah risiko fatal. Begitu pula, menjalin hubungan tanpa status yang dibungkus "cuma teman."
Muncul pertanyaan "Kamu pilih agamamu serta kebahagiaan masa depanmu atau justru condong terhadap wanita yang kamu cintai?" Sadar diri itu penting. Kalau memang belum mampu menikahi, sebaiknya tak perlu mempermainkan hatinya. Sebaliknya, kalau memang sudah yakin betul-betul sanggup bertanggung jawab dan membahagiakannya janganlah menunda-nunda untuk melamarnya. Bagaimanapun, kesempatan yang sama tidak akan datang untuk kedua kalinya. Lagi pula, lebih baik gagal melamar karena ditolak (termasuk ditolak keluarganya) ketimbang meratapi nasib karena tak pernah memperjuangkannya.
|
Ilustrasi laki-laki sedang jatuh cinta (sumber Pixabay.com/ Jupilu) |
Lantas, apakah memberi ucapan "Semoga saat aku sukses nanti, kamu belum menikah" untuk mengikat wanita pilihan hati? Jawabannya, pakailah ungkapan tersebut bukan untuk tujuan mengekang gadis yang dicintai. Gunakan itu sebagai cara memberikan kode atau maksud tersembunyi bahwa "Aku mencintaimu, tapi maaf untuk saat ini aku belum mau menjalin ikatan apa pun termasuk pacaran sekalipun." Artinya, hal tersebut bersifat netral sehingga tak ada akad atau perjanjian tertentu. Di sisi lain, sudah berhasil mengungkapkan perasaan pada wanita tersebut.
Ucapan di atas ampuh diterapkan ketika disampaikan secara serius dan berfirasat kuat bahwa dia juga mencintai. Dengan kata lain, cinta tidak bertepuk sebelah tangan. Jika ungkapan tersebut dilontarkan maka ada kemungkinan besar dia rela menunggu meskipun tanpa ada hubungan terikat walau sekadar berupa pacaran. Hal berbeda terjadi tatkala nyatanya feeling belum tahu apakah dia juga mencintai atau enggak? Kalau seperti itu, sebaiknya tunda dulu untuk mengucapkan "Semoga saat aku sukses nanti, kamu belum menikah." Daripada malu, lebih baik latih hati untuk menerima kenyataan.
Intinya, tak perlu memaksakan diri maupun memaksa orang lain yang seluruhnya mesti sesuai keinginan hati. Terpenting orang yang dicintai itu sudah tahu perasaan kita padanya tanpa harus berambisi ada jalinan hubungan tertentu. Itu sudah lebih dari cukup. Toh, kalau dia memang benar-benar sabar dan sungguh mencintai pasti akan menjaga diri sembari menunggu momen yang tepat untuk melaksanakan proses lamaran. Ingatlah, mengembangkan kualitas diri atau berproses (dalam bidang ilmu agama maupun ilmu umum) jauh lebih dibutuhkan dalam kehidupan dunia ini dan tentunya di akhirat.
Semoga tulisan ini bisa menjadi jawaban bagi kalian yang sedang dimabuk cinta, galau, dan terkena "virus" cinta. Terima kasih sudah membaca. Mohon maaf atas segala kekurangan.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Ampuhkah Ucapan "Semoga saat Aku Sukses Nanti, Kamu Belum Menikah!" untuk Mengikat Wanita Pilihan Hati?"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*