Mayoritas tayangan di televisi Indonesia merupakan acara hiburan. Kalaupun ada sinetron religi dan acara informatif (selain siaran berita) nyatanya ujung-ujungnya bertujuan untuk menghibur alias menyenangkan hati para penontonnya. Terlebih lagi, tontonan infotainment gosip jauh lebih "menyesatkan" dalam menuntun pemirsa dalam menikmati kabar miring tentang artis atau figur populer tertentu.
Perlu diketahui, dari tahun 2000-an (sekitar 23 tahun lalu) hingga saat ini tayangan gosip dan acara penuh kontroversi semacamnya masih tetap eksis. Barangkali nama acara TV maupun penyiarnya ganti, tapi intinya sama yaitu menggosip. Hal itu bisa terjadi tentunya disebabkan peminatnya sungguh teramat banyak. Ibarat kata, ada gula pasti ada semut. Artinya, senyampang masih besar penonton yang menggemari selama itu pula acara infotainment gosip tetap bertahan di TV.
Berikut ini penyebab masyarakat suka pada tontonan gosip:
1. Punya Sifat Kepo
Kepo (Knowing Every Particular Object yang berarti rasa ingin tahu secara berlebihan terkait segala urusan atau kepentingan dari orang lain) sangat bertalian erat dengan perilaku ikut campur dan turut serta urusan orang lain. Boleh pula disebut dengan lancang mengorek privasi atau hak pribadi milik orang lain yang tak ingin diketahui publik. Guna mengetahui secara lengkap terkait kepo silakan baca Waspada Terhadap Rasa Penasaran Tentang Kehidupan Orang Lain yang Tiba-tiba Menerpa ke Dada.
2. Sebagai Kulakan Bahan Gosip
Gosip tentang selebiritis, politikus, sampai tetangga sebelah rumah merupakan topik pembicaraan yang tidak bakal ada habisnya. Justru, semakin "digosok" tambah makin sip! Artinya, tambah dikorek-korek lantas diperbincangkan atau diangkat menjadi bahan obrolan jadi bikin ketagihan. Bahkan, para pelaku gosip "mendiskusikan" bahan gosipnya tersebut hingga lupa waktu. Di mana, setiap hari akan ada terus teori (pendapat), info, isu, maupun berita terkait apa-apa yang jadi tema pergosipan. Nah, acara gosip di TV jadi salah satu sumbernya.
3. Mengisi Waktu Luang
Punya waktu luang yang melimpah dan tak punya pekerjaan (menganggur) merupakan salah satu sebab kenapa seseorang sangat suka acara infotainment gosip. Alih-alih memikirkan atau merenungi nasib kehidupan pribadi, malah yang ada waktu senggang itu dipakai untuk menilai kehidupan orang lain. Bukannya bercermin dari kekurangan diri di masa lalu, yang ada mencari-cari dosa dan keburukan insan lain. Nahasnya, terlanjur menghakimi ternyata boleh jadi itu hanyalah fitnah.
|
Ilustrasi tayangan gosip di televisi (sumber Pixabay.com/ esbabaes) |
4. Memfungsikan Otak Agar Tidak Menganggur
Gosip dapat menjadi sebuah candu. Jadi, namanya kecanduan tidak hanya hal-hal yang bersifat fisik. Pornografi, main game, berjudi, dan bergosip pun juga membuat efek ketagihan. Lebih dari itu, dalam mencerna informasi yang bersifat gosip dalam menyimpulkannya perlu melakukan analisis. Tentunya, tindakan menganalisis sendiri bukan perkara gampang. Dibutuhkan ketelitian, ketelatenan, dan kecerdasaan dalam menghubungkan antara satu pokok masalah satu dengan varibel lainnya.
5. Sifat Perhatian dan "Peduli" pada Figur yang Diidolakan
Individu kalau sudah menggandrungi sosok tertentu bakal begitu mudah untuk setia (fanatik) dalam mendukung, yang kadang berujung-ujung membela mati-matian. Sifat peduli dan perhatian itulah yang dibuktikan dengan cara selalu mengikuti info atau berita yang terkait dengan tokoh yang diidolakan. Salah satunya, diperoleh dari acara infotainment gosip. Di mana, dia bakal menghujat keras kepada orang-orang yang menzalimi idolanya itu.
6. Memiliki Karakter Tercela
Tontotan gosip dapat menjadi sarana kompensasi (pelampiasan). Sayangnya, bentuk "menghibur diri" tersebut diterapkan secara tercela. Lebih detail, sifat sadis dalam diri membuat begitu senang tatkala melihat orang mengalami kesusahan dan terkena musibah. Ketika melihat penderitaan hidup orang lain terdapat sensasi kepuasan tersendiri. Di sisi lain, menganggap diri sendiri sebagai orang baik serta suci sedangkan artis yang digosipkan sebagai pihak jahat. Misalnya senang menonton orang yang dilanda perceraian, terkena kasus pidana, atau bentuk kemalangan lainnya.
Baca juga 7 Alasan Orang Indonesia Suka Ghibah, Gosip, atau Membicarakan Individu Tertentu
7. Budaya Gosip Sudah Mendarah Daging
Kebiasaan masyarakat Indonesia sebagian darinya merupakan tipe dari kalangan yang sungkan untuk berterus terang. Alhasil, selain menyindir salah satu cara untuk memberi "peringatan" terhadap pihak tertentu ialah membicarakannya dari belakang. Lagi pula, didapati bahwa rakyat Indonesia mayoritasnya memiliki budaya lisan (perpindahan informasi, cerita, nasihat, atau ilmu lewat mulut ke mulut) yang sudah berakar kuat terutama diakibatkan oleh buta huruf. Bayangkan, tentu akan ada fakta beda saat masyarakat kita gemar menulis sekaligus suka membaca.
Itulah alasan masyarakat kita suka melihat acara infotainment gosip di TV. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "7 Alasan Masyarakat Indonesia Suka Acara Infotainment Gosip"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*