Banjirembun.com - Selingkuh adalah perbuatan secara diam-diam yang dilakukan oleh seseorang yang sudah berstatus menikah tetapi melakukan hubungan intim layaknya suami dengan istri di luar ikatan pernikahan. Di mana, perselingkuhan bisa terjadi karena faktor suka sama suka maupun lantaran salah satu darinya dibayar agar bisa melakukan relasi seksual secara komersial. Dengan demikian, saling mencitai tetapi tidak pernah bertemu bukan disebut selingkuh.
Sayangnya, cara pandang kebanyakan masyarakat dalam memandang sebuah perselingkuhan yaitu berupa pihak yang mesti dijadikan sebagai tertuduh atau terdakwa ialah suami. Tanpa mencermati lebih dulu pemicu alias penyebab kenapa suami berselingkuh. Di sisi lain, kalau pun suami menceraikan istrinya tetap saja pria tersebut dikatakan sebagai pelaku yang telah menzalimi istri. Kok begitu enaknya main menceraikan? Itulah nasib kaum adam, selalu salah di mata kaum hawa.
Kenapa istri diceraikan? Kenapa tidak dibimbing dan diarahkan dulu? Bukankah suami itu pemimpin keluarga? Kenapa istri malah diabaikan? Kenapa istri tidak diberi kesempatan untuk berubah dulu? Kenapa istri ditinggalkan begitu saja tanpa tanggung jawab? Serta, masih banyak pertanyaan lain yang seolah-oleh ingin menelanjangi serta menghakimi kalangan lelaki. Intinya, mau sebesar apapun salah istri yang wajib bertanggung jawab merupakan suaminya.
Berikut ini 5 alasan kenapa suami berselingkuh:
1. Istri Tak Memenuhi Kebutuhan Seksual Suami Secara Normal
Nikah tanpa seks ibarat suatu pesta tanpa hidangan minuman dan makanan. Begitu pula, pesta yang menyuguhkan kuliner ala kadar tentu sungguh tak wajar. Kalau hidangannya sama seperti menu sehari-hari, lantas apa bedanya makan besar dengan makan biasa? Begitu juga, apa bedanya nikah dengan bujang kalau tiada hubungan badan secara optimal serta rutin? Apalagi kondisi organ reproduksi masih prima.
Ilustrasi kura-kura di akuarium yang menjadi saksi perselingkuhan istri (sumber Pixabay.com/ afuai) |
2. Istri Menjadi Penghambat Kreativitas
Istri yang tidak mendukung suaminya dalam masalah pekerjaan, hubungan kemasyarakatan (terutama bertetangga), hingga menekuni hobi positif tentulah menjadi hambatan tersendiri bagi perkembangan suami. Alhasil, kreativitas suami menjadi terpasung. Suami hendak melakukan hal-hal yang berdampak positif bagi masa depan selalu diganjal. Istri model seperti itu umumnya telah lama hidup mandiri, berkarir, dan memiliki fondasi keuangan mapan.
3. Istri Genit dan Agresif pada Pria Lain
Istri yang bermata jelalatan, agresif, dan genit pada cowok lain tentunya sangat merendahkan harga diri suami. Janganlah buru-buru menyalahkan orang lain disebut sebagai laki-laki penganggu istri orang. Boleh jadi, sikap si istri sendiri yang tak bisa jaga iffah, izzah, dan marwah. Lebih parahnya, istri memilih tak setia sehingga berselingkuh dengan lelaki lain. Alhasil, selingkuh dibalas dengan selingkuh.
4. Istri Bermulut Racun dan Kompor
Harga diri, kehormatan, dan martabat suami harus dijaga oleh istri. Tatkala istri justru memfitnah/manipulatif (termasuk membolak-balikkan omongan maupun memberi informasi tak utuh tentang suami) dan menghibah suami sendiri ke sembarangan orang sangatlah dilarang. Bukan cuma pada kerabat. Melainkan menjelekkan suami di hadapan tetangga, kuli, tukang bangunan, hingga orang-orang yang dikenalnya. Kalau sudah begitu, masih berhasratkah suami meniduri istri?
5. Istri Arogan atau Menangan Sendiri
Istri yang arogan atau menangan sendiri merupakan ciri wanita yang tak pantas untuk dipertahankan. Di mana, semua kebijakan dan keputusan rumah tangga seluruhnya ditentukan istri. Malah untuk hal-hal kecil pun istri menyetir atau mengendalikan suami. Akhirnya, suami merasa bahwa istri yang memimpin rumah tangga. Contohnya, mengatur-atur (membatasi) suami saat bertemu dengan orang tuanya di kampung halaman.
Sungguh ciri-ciri wanita di atas ketika tidak taubat sampai ajalnya tiba bakal merugi di dunia dan akhirat!
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Penyebab Suami Selingkuh, Gara-gara Istri Punya Sifat dan Ciri-ciri Seperti ini"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*