Banjirembun.com - Komunitas adalah gabungan sejumlah individu yang memiliki kesamaan latar belakang kehidupan, cara pandang, orientasi hidup, tujuan, ataupun jenis karakteristik lainnya. Dengan demikian, suatu kumpulan seperti ibu-ibu jamaah pengajian juga merupakan salah satu dari contoh sebuah komunitas. Bahkan, umat Islam yang rutin sholat berjamaah selama berbulan-bulan di satu Masjid tertentu secara menetap juga boleh disebut sebagai bagian komunitas sholat jamaah.
Sebuah komunitas memang membutuhkan tempat untuk beraktivitas bersama. Kendati demikian, bukan berarti lokasinya harus selalu sama di area khusus yang permanen. Sebab, dalam suatu komunitas "solid" yang lebih utama serta terpenting ialah hubungan yang kompak dan rukun antar sesama individu ketimbang persoalan tentang di mana tempat bernaung mereka. Malahan, lebih dramatis lagi walau nama/label/simbol komunitas itu diganti atau dipindah pun sebagian anggotanya tetap setia bersama.
Simbol adalah tanda atau isyarat yang umumnya dibuat secara indah atau menarik yang mengandung makna serta maksud tertentu. Jadi, simbol bukan cuma tentang gambar maupun tulisan kaligrafi. Melainkan pula, bahasa dan busana. Maksudnya, istilah bahasa "tertentu" dan slogan yang disampaikan oleh pihak komunitas dapat disebut sebagai simbol. Begitu juga dengan pakaian yang dikenakan, tak bisa terlepas sebagai wujud nyata dari simbolisasi. Di mana, simbol itulah yang akan menjadi pembeda antara satu komunitas dengan komunitas lain.
Simbolisasi adalah proses mengenalkan atau menyebarkan paham serta keyakinan yang dijunjung oleh sebuah komunitas kepada masyarakat umum yang belum tahu melalui cara menunjukkan identitas yang berciri khusus. Hal tersebutlah yang membedakan antara sandi/kode/prokem dengan simbol. Artinya, simbol bukanlah sesuatu yang bersifat rahasia alias tertutup. Sebaliknya, justru simbol sebisa mungkin sanggup menjadi media dalam menarik simpati dari berbagai kalangan terhadap komunitas. Tatkala ada orang yang melihat simbol tersebut langsung teringat pada komunitas tertentu.
Boleh dikatakan, demi sukses membangun identitas (salah satunya berupa citra diri) bergabung pada sebuah komunitas saja masih belum cukup. Langkah lain yang mesti dilakukan ialah sering menggunakan atau menerapkan simbol-simbol yang dijunjung oleh komunitas. Contohnya yaitu setelah bergabung dengan komunitas keagamaan Islam seharusnya pakaian, ucapan/perkataan, kebiasaan hidup, cara hidup, hingga tulisan-tulisan yang melekat pada individu semuanya sesuai dengan ajaran agama Islam.
Hidup Tanpa Komunitas dan Meninggalkan Simbol
Manusia yang tak bergabung pada komunitas dan tak menjunjung simbol-simbolnya dapat mengalami krisis identitas. Lebih parahnya, mereka bakal kehilangan jati diri. Sebab, hidupnya terombang-ombing tanpa arah harus ke mana. Parahnya, sebagian mereka tak lebih dari sebutan sebagai kaum oportunis dan munafik. Mereka mampu bertahan hidup "hanya" dengan rutin melakukan hal-hal yang sama setiap hari seperti 'tidur > bangun > kerja > bercengkrama > istirahat'. Bukankah itu malah membosankan?
|
Ilustrasi individu yang belum menemukan jati diri (sumber Pexels.com/ geralt) |
Dengan ikut komunitas tertentu jiwa manusia akan menjadi tertantang serta lebih berwarna. Apalagi, pada internal komunitas pun kerap didapati terjadi sebuah konflik. Minimal konflik batin yang tak sampai berujung pada perselisihan. Lebih dari itu, dalam sebuah komunitas "unggul" dapat berpeluang membikin anggotanya menjadi manusia bermanfaat bagi sesama. Nah, dengan begitu setiap anggota yang terlibat aktif dalam kegiatan komunitas tersebut bakal merasa dirinya telah berhasil menjadi manusia yang berguna.
Tak cuma ikut komunitas, dengan menerapkan atau mengenakan simbol-simbol yang dijunjung bersama juga dapat menjadi bentuk nyata mempromosikan nilai-nilai (pedoman, prinsip, atau ajaran) komunitas. Dengan maksud lain, ikutlah suatu komunitas secara totalitas. Dalam artian, komunitas tidak dijadikan sebagai tempat cari makan dan berlindung diri. Namun, sebagai sarana aktualisasi diri sekaligus sebagai langkah menunjukkan identitas diri. Harapannya, dengan masuk pada komunitas dan melakukan simbolisasi membuat seseorang dapat menemukan jati diri.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Pentingnya Sebuah Komunitas dan Simbolisasi, Agar Tak Terjadi Krisis Identitas"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*