Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Penggemar K-Pop dan Drakor Segeralah Sadar, Kembalilah pada Agama

Banjirembun.com - Cuma jadi penggemar saja, enggak mengeluarkan duit sama sekali, terus apa salahnya ngefans? Itulah perkataan kaum fanatik "penyembah" idola. Termasuk di antaranya yang mengagungkan k-pop (musik pop korea) dan drakor (drama korea). Entah, hal apa yang membuat mereka terhipnotis atau mengalami "histeria" massal sehingga bisa kecanduan untuk membahas serta menonton apapun terkait dengan dua budaya dari korea itu?


Pembahasan kpop dan drakor yang menjadi dua bagian tak terpisah itu, seolah enggak ada habisnya. Satu sama lain dari kalangan penyukanya begitu bangga tatkala mengetahui isu terbaru ataupun berita tentang idolanya. Kendati demikian, mesti diakui bahwa sebagian dari penggemar produk korea tersebut ada yang memilih jaga privasi. Mereka memutuskan untuk menikmati hiburan-hiburan negeri gingseng secara pribadi. Tanpa perlu harus diumbar maupun diperbincangkan dengan siapa pun. Termasuk tanpa dipublikasi pada medsos.


Heran saja, kok ada insan yang sungguh fasih dan menghayati seluruh hal bahasan k-pop dan drakor. Bahkan, sejarah hidup dari lahir hingga sekarang tentang artis-artis dan para penyanyi korea amat mereka kuasai. Mirisnya, sejarah hidup tokoh-tokoh agama tidak mereka pelajari. Artinya, mengaku beragama tetapi sejarah agama maupun sejarah tokoh-tokoh agama (Nabi Muhammad dan Sahabat beliau) belum pernah dibaca/didengar. Itulah mengapa akhir-akhir ini terdapat plesetan penganut agama k-pop dan drakor.


Boleh dibilang, kini budaya korea seperti di atas bukan lagi tentang dunia hiburan berupa drama film dan nyanyian. Lebih dari itu, keduanya telah menjadi "paham," sistem kepercayaan, atau -isme. Di mana, beberapa penggemarnya meyakini bahwa apa yang telah mereka tonton dan dengarkan terkait korea merupakan suatu idealitas (kesempurnaan) yang harus ditiru atau didiikuti. Maksudnya, drakor bisa dijadikan model alias teladan. Bukan cuma seputar percintaan, tetapi pula makanan dan busana. Bahkan, gaya hidup lainnya.

Ilustrasi produk atau budaya korea (sumber Pixabay.com/ hapirvirus)

Berdasarkan pengalaman gue saat naik bus umum, terdapat dua orang remaja yang duduk berdampingan mepet. Posisi mereka tepat di belakang sopir. Mereka sedang ngobrol tentang kpop dan drakor. Padahal, mereka sebelumnya enggak saling kenal. Mungkin, karena salah satu dari keduanya lagi buka HP yang menampilkan wajah salah satu warga korea, membuat orang yang di sampingnya merasa senang. Barangkali, berfikir "Ternyata ada sesama maniak k-pop dan drakor juga di sini!"


Boleh dikata, kpop dan drakor merupakan alat pemersatu bangsa. Menyatukan orang yang enggak saling kenal. Namun, sejatinya persatuan semacam itu sangatlah rapuh. Berbeda halnya dengan kebersamaan yang dilandaskan pada hubungan aqidah serta kegiatan ibadah agama. Efek kepuasan dan kebahagian yang ditimbulkan jauh melebihi dari sekadar persaudaraan yang dibangun dari kesamaan dalam menggemari kpop dan drakor. 


Ingatlah, di akhirat nanti seluruh manusia akan dihisab (dihitung seluruh amal baik-buruk dan niat di hatinya). Lantas, kalau mayoritas hidup hanya diisi dengan menonton drakor dan mendengar k-pop yang diperparah lagi dengan "mendiskusikan" secara berlarut-larut, bukankah betapa menyesal kelak di hari pembalasan?






Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Penggemar K-Pop dan Drakor Segeralah Sadar, Kembalilah pada Agama"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*