Terbaru · Terpilih · Definisi · Inspirasi · Aktualisasi · Hiburan · Download · Menulis · Tips · Info · Akademis · Kesehatan · Medsos · Keuangan · Konseling · Kuliner · Properti · Puisi · Muhasabah · Satwa · Unik · Privacy Policy · Kontributor · Daftar Isi · Tentang Kami·

Curhat yang Bikin Sesak Dada, Terlanjur Mengadakan Acara Resepsi Nikah Ternyata Isi Amplop Tak Balik Modal

Banjirembun.com - Gisel mau cerita nih. Yakni, terkait nasib seseorang yang bikin sesak dada. Bersangkutpaut kondisi keuangan yang sedang terpuruk. Jadi, pengalaman hidup yang sedang ditulis ini bukan berdasarkan kisah pribadi punya Gisel. Akan tetapi, milik teman Gisel yang ada di kampung halaman yaitu yang berada pada wilayah Tegal di Jawa Tengah sana.


Sebagai Muslimah, Gisel sudah diajarkan untuk tak mengumbar aib orang lain. Apalagi, orang yang sedang dibicarakan ini salah satu karib yang pernah berbaik hati di lokasi daerah Gisel tumbuh besar. Intinya, Gisel harus menjaga rapat-rapat identitasnya supaya tetap terjaga nama baik dia.

Baca juga Hutangmu Menunjukkan Seberapa Besar Harga Dirimu

Teman Gisel telah meminta untuk mendengarkan curhat (curahan hati) darinya yang amat menyiksa batin. Di mana, ia terlilit hutang gara-gara bertaruh nasib (berjudi) dengan cara bikin kondangan nikah. Maksudnya, dengan sembrono telah "menanam" modal untuk acara pernikahan, dengan harapan bakal dapat untung lebih besar dari ongkos penyelenggaraan.


Nahas, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Qodarullah wa maa sya'a fa'ala (Allah telah menakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia Perbuat). Sudah menjadi takdir baginya mengalami kerugian parah. Modal resepsi nikah senilai kisaran 18 juta tak "kembali" sesuai dugaan. Jangankan setengahnya, sepertiganya pun belum tentu utuh.


Perkiraan awal, setidaknya ia bakal memperoleh isi amplop hingga 25 juta. Alih-alih dianggap bersedekah, dari hasil menabung demi mampu gelar pesta pernikahan. Ternyata, uang yang dipakai biaya mengadakan acara resepsi nikah berasal dari hutang riba (pinjaman berbunga). Artinya, ia memang ibarat serius ingin "investasi" secara kilat.

Acara pernikahan, foto hanya sebagai penguat kesan tanpa ada hubungan sama sekali dengan kisah yang ditulis dalam cerita ini (sumber pexels.com)

Soalnya, hendak berhutang pada tetangga maupun kerabatnya pun baginya percuma. Mereka semua waktu itu sama-sama butuh uang untuk modal usaha dagang, pertanian, dan ternak rumahan di pekarangan. Satu sama lain saling berlomba untuk segera bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat "negara api" menyerang.


Jadi, cerita tentang agenda perayaan nikah di atas terjadi menjelang akhir tahun lalu. Di mana, saat itu masih tergolong banyak orang yang paranoid mengunjungi keramaian akibat wabah pandemi. Alhasil, tamu yang datang teramat sedikit. Kalaupun, datang ternyata isinya mayoritas receh. Bahkan, ada yang datang tanpa kasih amplop sama sekali.


Sekarang, durasi seusai resepsi nikah telah mencapai hampir genap 1 tahun. Namun, ia memiliki total hutang puluhan juta sekaligus bunganya. Diperparah lagi, suaminya hanya bekerja sebagai ojek online (ojol), yang faktanya makin ke sini semakin sulit driver ojol memperoleh penghasilan layak untuk setiap harinya. 


Terbukti, kini yang mau berprofesi menjadi mitra ojol sudah sangat jarang karena pendapatannya kecil. Jangankan di kota-kota kecil. Malahan, di salah satu kota besar di Jawa Timur seperti Kota Malang yang menjadi tempat tujuan Gisel merantau juga sama saja. Tukang ojek berjaket hijau semakin jarang dijumpai di jalan raya. Begitu pula jaket kuning.


Beban hutang beserta tanggungan bunga yang tambah membengkak, membuat teman Gisel seolah tercekik. Sayangnya, ia pernah membayar cicilan hutang riba dari koperasi di atas dengan cara pinjam sejumlah aplikasi pinjol (pinjaman online). Sungguh miris, beban administrasi beserta bunga justru lebih tak waras. Tentulah, tanggungan hutangnya menggunung.


Hutang riba dicicil/diangsur memakai duit dari hasil meminjam riba. Bukan lagi sesuai dengan peribahasa "Gali lubang tutup lubang." Lebih parahnya, enggak berlebihan tatkala disebut menggali tanah di area jebakan ranjau untuk menutup lubang jebakan biasa. Maknanya, berambisi terbebas dari ancaman jatuh terperosok tetapi dengan cara mempertaruhkan nyawa.


Teman Gisel tersebut ketika cerita sambil menangis sesenggukan. Mana dia sudah hamil besar. Sebentar lagi mesti siap-siap mengurusi kelahiran. Entah gimana ceritanya, punya hutang kok nekat hamil? Apa sudah dipikirkan masak-masak? Atau apakah hamil secara tak sengaja karena tanpa direncanakan? Gisel amat tak tega bertanya "Kok bisa hamil di kala punya hutang?"

Baca juga 3 Alasan Penting Mesti Pilih Menunda Kesenangan Demi Kebahagiaan Jangka Panjang

Walau masih belum move on untuk terlepas dari riba dan menyadari diri telah salah langkah, nyatanya ia tak putus asa. Teman Gisel itu ogah menambah dosa lagi dengan cara menggugurkan calon bayi di dalam perutnya. Semoga masalahmu segera tuntas. Maaf, Gisel cuma bisa membantu sekadarnya. Penuh harap itu tetap bermanfaat.





Baca tulisan menarik lainnya:

Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Curhat yang Bikin Sesak Dada, Terlanjur Mengadakan Acara Resepsi Nikah Ternyata Isi Amplop Tak Balik Modal"

Posting Komentar

Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*