Banjirembun.com - Agar bisa menjadi bagian dari golongan manusia bermanfaat bagi sesama, sesungguhnya enggak perlu bersusah payah. Tak usah pusing, ribet, ataupun mesti memperdalam ilmu sosial/keagamaan terlebih dulu. Intinya, syarat utama mengabdi kepada masyarakat ialah kemauan kuat dan komitmen serius. Artinya, dibutuhkan sebuah loyalitas maupun totalitas saat menggerakkan diri untuk ikut berperan serta membangun peradaban bersama.
Perlu ditegaskan dahulu, makna loyalis di atas yaitu punya kesetiaan dalam membantu pembangunan masyarakat ideal. Sedangkan, arti totalitas yaitu memberikan sesuatu pada masyarakat yang memang benar-benar pantas dari sebagian apapun yang dimiliki. Maksudnya, bila individu mampu menyisihkan 2,5% dari uang menganggur lama (mengendap) untuk kepentingan umat maka kalau memang totalitas tentu enggak bakal memberi 1,5% saja. Alhasil, tak ada dusta di antara kita!
Baca juga Mana yang Lebih Butuh, Pemberi Sedekah atau Penerimanya?
Pengabdian pada masyarakat memang butuh perjuangan dan pengorbanan. Namun, bukan berarti dua hal tersebut harus diterapkan menggunakan cara sama persis dengan yang telah dipakai pihak lain. Masing-masing orang punya gaya, potensi, sumber daya, minat, dan kemampuan tersendiri untuk mengaktualisasikan diri. Nah dalam konteks tertentu, cukup dengan istiqomah mengikuti program sedekah minyak jelantah sudah merupakan bagian wujud nyata menjadi manusia berguna.
Program Sedekah Minyak Jelantah Membawa Berkah
Program sedekah minyak jelantah adalah perencanaan kegiatan menghimpun sumbangan minyak goreng bekas pakai dari berbagai kalangan yang diterapkan melalui skema terjadwal, terukur, tersandarisasi, dan terbatasi oleh tugas/fungsi dengan maksud demi mampu mencapai tujuan bersama. Di mana, program tersebut enggak cuma bertujuan komersil (memperoleh untung dari hasil penjualan minyak jelantah) tetapi berperan pula mengedukasi masyarakat.
Nilai pembelajaran terhadap masyarakat bukan cuma soal tentang peduli pada lingkungan alam, lantaran turut mengurangi jumlah limbah minyak jelantah yang kerap disingkat dengan sebutan mijel. Lebih dari itu, mereka juga dibiasakan dan digugah hatinya guna aktif rutin bersedekah. Walau awalnya memang sedekah barang sepele (limbah, buangan, atau sisa) berupa minyak jelantah, diharapkan di kemudian hari akan terdorong untuk sedekah di bidang lainnya.
Jadi, sebetulnya melaksanakan sedekah amat bisa dijalankan dengan mudah dan murah. Tanpa membebani apapun, kecuali menyempatkan waktu sebentar untuk menyisihkan minyak bekas pakai dan mengunjungi penampung/pengepul sebagai pelaksana program sedekah minyak jelantah. Asalkan, seluruhnya itu dilakukan berkelanjutan alias berkesinambungan terus-menerus. Dengan begitu, program mulia tersebut bakal ditiru oleh generasi penerus bangsa kelak di masa depan.
|
Minyak jelantah (sumber foto koleksi pribadi) |
Bayangkan sebentar, misalnya di salah satu Masjid mengadakan program sedekah minyak jelantah. Lantas, para jamaah dan tetangga sekitarnya pada setiap hari Jumat diminta untuk menyumbangkan minyak goreng bekas pakai dari masing-masing dapur mereka. Tentu, harus ada petugas penerimanya supaya dapat menghindari hal-hal tak diinginkan. Contoh kecilnya, berupa minyak jelantahnya ternyata kotor dan banyak sisa-sisa hasil penggorengan akibat belum disaring.
Dalam satu pekan sekali, seorang wakil keluarga yang berpartisipasi menyumbang minyak goreng bekas barangkali membawa mijel yang tak seberapa. Akan tetapi, tatkala digabungkan dengan beberapa warga lainnya yang juga mengambil andil bersedekah tentu menghasilkan mijel yang melimpah. Di mana, harga 1 liternya antara Rp 3.500- Rp 6.500 hingga bisa lebih dari itu tergantung kebutuhan pasar yang menyerap limbah tersebut. Bila satu bulan terkumpul 100 liter maka uang yang diperoleh kisaran 350 ribu sampai 650 ribu.
Perlu diketahui, bahaya minyak jelantah sebagai limbah rumah tangga berpeluang buruk untuk mencemari tanah serta air. Dalam kategori parah malah sanggup memicu banjir, salah satunya disebabkan tersumbatnya saluran air. Hal tersebut tentunya semakin berisiko tinggi tatkala berada di pemukiman padat, saluran air (got) tak memadai, dan pembuangan minyak jelantah secara sembarangan yang jumlahnya berlebihan tanpa kendali dari setiap hunian rumah tangga.
Baca juga Tidak Harus Jadi Tokoh Agama Maupun Pendidik, Begini 3 Cara Menjadi Manusia Bermanfaat
Faktanya, minyak jelantah dapat diolah kembali menjadi produk bermanfaat. Di antaranya meliputi bahan bakar minyak (biodisel), aneka sabun (batang, cair, maupun bubuk), aneka lilin (penerangan, aromateri, dan ritual ibadah), pupuk tambahan/pelengkap bagi tanaman, campuran pakan unggas, dan lain-lain. Ingat, penggunaan minyak goreng bekas tersebut harus didaur ulang dulu sehingga tidak boleh langsung dipakai. Bahkan, minyak jelantah tak sedikit yang diekspor ke luar negeri.
Kesimpulannya, bersedekah minyak jelantah merupakan aktivitas sangat bermanfaat untuk masyarakat. Pertama, berkontribusi nyata dalam mendukung program kebaikan yang diselenggarakan oleh komunitas/jamaah tertentu. Kedua, membantu menjaga kelestarian lingkungan. Ketiga, memberi nilai keuntungan finansial bagi penerima. Keempat, implementasi terhadap norma sosial yang berupa saling gotong royong. Kelima, ikut berperan membangun peradaban masyarakat yang ideal.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Program Sedekah Minyak Jelantah, Menjadi Manusia Bermanfaat secara Sederhana tetapi Penuh Berkah"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*