Banjirembun.com - Cerita gue hari ini masih nyambung dengan kisah gue pada CFD (Car Free Day) Kota Malang di pekan kemarin (tapi bukan bagian kelanjutannya). Yakni, salah satunya tentang cewek yang pamer mobil. Nah, kini ternyata juga sama saja. Tetap ada yang pamer mobil. Namun, orang yang melakukan beda serta cara "menunjukkan" diri punya roda empat ke gue jauh lebih vulgar. Orangnya berpawakan dewasa awal (tergolong muda). Jadi, bukan lagi disebut bocil (bocah cilik) seperti hari Ahad yang lalu.
Enggak habis pikir. Ternyata gue di CFD Kota Malang seterkenal ini. Terbukti, tadi ada beberapa cewek yang caper (cari perhatian) ke gue. Baik itu bocil umur belasan (kisaran jenjang SMP dan SMA), mahasiswi, usia bekerja, emak-emak, hingga nenek-nenek. Entah itu hanya halusinasi gue yang merasa "diperhatikan" alias dilirik wanita atau apakah emang mereka terkesan terhadap ketampanan gue? Beneran, gue enggak tahu. Gue masih polos karena belum pengalaman.
Baca juga Curhat Hari ini CFD Kota Malang, Dipamerin Mobil oleh Cewek Chinese
Sorry, tatkala gue tampak ke-PD-an (terlalu percaya diri) dan ke-GR-an (gede rasa). Akan tetapi, fakta yang gue rasakan sendiri selama ini, terutama semenjak sekolah di SMA dulu, tergolong banyak kok cewek yang tertarik sama gue. Begitu pula ketika kuliah di Kota Malang sekarang ini. Ada cewek-cewek di kampus yang sepertinya genit, ganjen, atau agresif ke gue. Apakah gue setampan itu? Sebab, gue pernah dipanggil seseorang dengan sebutan Jonathan si Tampan.
Kembali ke cerita terkait curahan hati gue. Jadi begini. Di setiap olahraga jalan kaki secara cepat di CFD Kota Malang, gue selalu melihat cewek-cewek caper ke gue. Terkesan banget mereka ingin sekali gue lihat dan gue tatap/pandang berlama-lama. Contohnya, ada yang nyalip gue dari samping terus main potong yang tiba-tiba di depan gue (baik itu naik sepeda kayuh, scooter mini, atau berjalan kaki cepat) sehingga gue melihat tubuhnya dari belakang. Di mana, rata-tara tubuhnya sesuai kriteria gue, yaitu bodi tepos yang proporsional.
Terus ada juga, cewek yang tertawa dan bercanda bersama temannya sembari jalan kaki, setelah gue tepat sudah menyalip di depan mereka atau kadang pas di sampingnya agak depan, sudah bikin mereka "histeris" mengeluarkan suara keras. Maklum saja, mode berjalan kaki gue sangat cepat. Lebih sering menyalip ketimbang disalip. Itupun, yang menyalip gue mayoritas pelari. Kalau pun jalan cepat, ujung-ujungnya gue salip lagi lantaran mungkin napas mereka enggak kuat.
Terdapat pula cewek yang menatap gue penuh kelembutan. Setiap kali gue melewati dia (gue model olahraganya jalan kaki dengan cara muter-muter/bolak-balik sehingga bisa kembali ke lokasi awal berkali-kali) selalu gue menerima tatapan penuh makna darinya. Kemudian, ada juga cewek-cewek yang menunjukkan barang-barang mewahnya saat gue di dekatnya. Sebut saja seperti HP mahal, kacamata mewah, hingga jam digital (biasanya dipakai olahraga yang berharga jutaan).
Sebetulnya, masih banyak sekali bentuk-bentuk caper kaum hawa di atas. Sengaja gue persingkat untuk ke inti curhat gue di tulisan kali ini. Yakni, hari Ahad barusan tadi pagi terjadi peristiwa unik. Gue peroleh sesuatu yang benar-benar beda. Gue temukan ada cewek "sempurna" secara fisik dan tampilan busana (menggunakan pakaian olahraga, sepatu, kacamata, dan lain-lain). Dia cewek yang bisa dibilang muda. Intinya, dia itu umpama mau dapat cowok model apapun berpotensi besar bakal gampang dapat sesuai kriteria.
Sekonyong-konyong sembari duduk di pembatas taman tengah jalan (atau taman yang diapit oleh dua jalan raya di Jl. Besar Ijen) ternyata matanya menatap gue. Tubuhnya diiringkan menghadap gue (semestinya kalau posisi tubuhnya lurus, pandangan mata jadi menghadap ke trotoar/pinggir jalan). Tentunya, tatapan itu dia lakukan sembari pakai kacamata hitam. Seingat gue, juga pakai topi. Enggak cuma itu, dengan penuh keberanian dia menunjukkan kunci/kontak mobil. Sambil sedikit diayun-ayunkan di atas lututnya. Entah, mobil apa gerangan?
|
Contoh karcis parkir di sekitaran Car Free Day Kota Malang (sumber foto koleksi pribadi milik bapak A. Rifqi Amin) |
Sebagai imbuhan, gue ingin menceritakan seputar perilaku abang tukang parkir (juru parkir). Selama memarkirkan sepeda motor di sekitaran CFD Kota Malang, titik lokasi parkir gue senantiasa gonta-ganti. Baru kali ini, terbilang cukup lama alias betah menetap di tempat parkir yang sama. Anehnya, beberapa kali (lebih dari 5 kali berturut-turut) ketika mengambil sepeda motor di sana untuk pulang, gue enggak pernah dimintai karcis parkir. Malah di awal-awal dulu gue yang aktif mengasih ke tukang parkir yang menjaga kendaraan.
Baca juga Chinese Mah Beda Banget Pola Asuhnya, Pengalaman Pribadi Bertekuk Lutut di CFD Ijen Kota Malang
Berhubung, enggak pernah diminta, akhirnya gue putuskan juga tidak mau kasih karcis itu. Terpenting, penjaga sepeda motor telah tahu/melihat tatkala gue sedang ambil sepeda motor. Alhasil, gue kerepotan untuk membuang bekas karcis. Kadang terbuang saat bebarengan buang sampah, tapi terkadang masih tersimpan secara tak sengaja. Padahal, tadi gue melihat dia meminta karcis terhadap pengendara sepeda motor lain sebagai bukti kepemilikan motor. Mungkinkah para penjaga parkir itu sudah tahu/kenal gue?
Itulah sedikit coretan kecil dari gue. Semoga menghibur.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Coretan Kecil di CFD Kota Malang, Tak Disangka Bisa Seterkenal ini"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*