Banjirembun.com - Mohon bedakan antara perilaku pamer dengan tindakan unjuk diri secara positif. Walau di "kulit" tampak sama, tapi hakikatnya memiliki maksud berbeda. Sebab, pamer merupakan bentuk unjuk diri yang berkonotasi negatif. Adapun unjuk diri yang positif contohnya meliputi aktualisasi (menyalurkan bakat, hobi, atau kemampuan), mencari "perhatian" demi diakui/diterima sehingga bisa masuk di lingkaran orang-orang yang potensial, serta guna menerapkan personal branding (bertujuan mengenalkan diri).
Jadi, dari pertanyaan di atas dapat dikatakan bahwa menunjukkan kekayaan diri enggak boleh langsung divonis sebagai perbuatan pamer. Sebab, ada banyak tujuan kenapa seseorang ingin memperlihatkan harta bendanya. Kalau memang hendak berbangga diri, yang berakibat sombong dan takabur tentu bisa disebut pamer. Sedangkan, tatkala niatnya untuk memperoleh kepantasan atau posisi tinggi agar layak berbicara atau berpendapat, bakal beda lagi ceritanya. Terutama terkait dengan karir atau profesi yang dijalani.
Baca juga Pamer Adalah Candu yang Bikin Sakau, Sebaiknya Tak Perlu Dilakukan Agar Hidup Bahagia
Intinya, dengan menerapkan unjuk kekayaan diri bisa menjadi metode mempengaruhi orang lain. Coba bayangkan saja, sales properti mewah (seperti jual-beli rumah elit) para kliennya merupakan orang-orang konglomerat. Lantas, pegawai bagian penjualan itu ternyata penampilannya biasa saja dan memakai kendaraan ala kadarnya saat survei ke lapangan. Sudah tertebak, konsumen akan jauh lebih nyaman serta merasa dihargai ketika dilayani oleh sales yang pakaiannya klimis, menggunakan HP canggih, dan memakai kendaraan mobil keluaran terbaru.
Nah, kembali ke topik tulisan ini. Perlu ditekankan bahwa artikel yang dibuat ini bukan bermaksud untuk menghakimi seseorang sebagai tindakan pamer atau tidak. Melainkan, sekadar mengajak untuk menyadari bahwa orang-orang di sekitar sedang ingin menunjukkan kekayaan diri. Terlepas niat unjuk diri tersebut hanya ingin pamer atau terdapat tujuan lain yang tersembunyi. Sebut saja, misal mau mengimbangi lawan bicara yang latar belakangnya orang kaya. Oleh sebab itu, setelah menikmati bacaan ini dilarang keras langsung menuduh perilaku orang lain yang tengah menunjukkan harta sebagai suatu akhlak buruk.
Berikut ini tujuh tanda seseorang terindikasi ingin menunjukkan kekayaan diri:
1. Memakai HP Merk Tertentu
HP merk tertentu sedang menjadi tren akhir-akhir ini di masyarakat. Bukan cuma terkait tipe atau keluaran terbaru, tetapi juga brand HP yang dipunyai sangat menentukan prestise (kehormatan dan wibawa). Malahan, demi mempertontonkan HP miliknya, seseorang dengan nekat pura-pura menelepon, memfoto, dan menggerak-gerakkan tangan sembari memegang HP. Semua itu diterapkan supaya insan di sekelilingnya tahu bahwa dia memiliki HP bermerk kelas atas. Padahal, dilakukan secara alami pun cepat atau lambat orang lain bakal tahu dengan sendirinya.
2. Mentraktir Seseorang Layaknya Bos
Kalau memang niatnya mentraktir (bersedekah) semestinya diniatkan tanpa perlu merendahkan harga diri orang yang ditraktir. Misalnya, seperti memberi perintah seenaknya untuk ambil ini atau itu. Diimbuhi pula, dengan penuh pongah mempersilakan berulang kali terhadap pihak yang dibayari tersebut untuk mengambil makanan tertentu. Sangat terlihat orang yang mentraktir dalam kasus demikian, ingin lebih mendominasi dan tampak punya duit banyak ketimbang yang ditraktir. Diperparah lagi, begitu bahagia di kala aksinya difoto atau divideokan.
3. Belanja Tanpa Melihat Harga
Di waktu belanja, orang yang ingin menunjukkan kekayaan diri tentu bakal gengsi untuk menawar harga. Ibarat kata, main cemplung ke dalam keranjang. Jangankan menanyakan harga, kaget ataupun bermuka pucat setelah melihat banderol pun tidak ditunjukkan olehnya. Alhasil, gaya belanjanya seolah tanpa perhitungan maupun rasa terbebani akibat mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Kalaupun, nyatanya harga yang ditetapkan di luar jangkauan serta tak masuk akal, cara yang dilakukan untuk batal membeli sungguh elegan. Di mana, salah satunya memakai retorika yang mempesona.
4. Memakai Kendaraan Mobil
Sungguh aneh, sekarang ini sebenarnya zaman peralihan dari penggunaan transportasi pribadi menuju moda transportasi umum. Alasannya, demi sanggup menghindari kemacetan serta mampu menghemat waktu. Sayangnya, sebagian pemerintah daerah belum mendukung pembangunan infrastruktur transportasi publik dari hulu ke hilir. Alhasil, angka pemakaian kendaraan pribadi belum berkurang drastis. Uniknya, sejauh ini masih ada standar tersendiri bahwa orang kaya dituntut mesti punya mobil. Artinya, kalau belum punya kendaraan roda empat belum pantas disebut kaya.
|
Ilustrasi orang sedang menunjukkan kekayaan diri berupa mobil (sumber foto koleksi pribadi) |
5. Gaya Bicara Setinggi Langit Alias Sok Elit
Ketika gaya bicara orang terlalu melangit (lupa bumi) patut diwaspadai mungkin hendak menunjukkan kekayaan diri. Di mana, topik pembicaraan seputar harga beli sesuatu ataupun mengulas barang-barang kelas atas. Selain itu, biasanya mereka juga bakal membicarakan terkait profesi, gaji (penghasilan), dan investasi. Lebih dari itu, terkadang ditambahi dengan mengomongkan seputar jalan-jalan, bersenang-senang, maupun berwisata. Kesimpulannya, bahan pembicaraannya berkutat masalah harta dan jabatan. Mirisnya, omongan gede tapi tanpa isi.
6. Mengenakan Barang yang Menempel di Tubuh Bernilai Mahal
Jam tangan, baju, celana, sepatu, tas, gelang, kalung, cincin, sandal, hingga helm yang dipakai oleh individu yang mau menunjukkan kekayaan diri umumnya berharga mahal. Perlu diketahui saja bahwa jam tangan digital harganya bisa tembus dua juta rupiah. Sepatu ada yang harganya lebih dari 700 ribu. Begitu pula barang-barang lain yang menempel di tubuh, jika ditotal seluruhnya maka jumlahnya mencapai puluhan juta. Nah, dengan tampil begini, membuat antara omongan yang setinggi langit dengan fakta bakal sebanding.
Baca juga Pentingnya Personal Branding untuk Kesuksesan Pribadi dan Karir Pegawai
7. Menggeluti Hobi atau Kebiasaan Kaum Bangsawan
Olahraga bersepeda, berkuda, lari maraton, golf, fitnes bertarif mahal, berburu hewan secara resmi, ski air, ice skating, sampai berlayar merupakan salah satu jenis hobi yang digeluti oleh kaum bangsawan. Kini, justru sebagian dari aktivitas tersebut jadi tren tersendiri. Kebiasaan lain yang kerap diidentikan sebagai kegiatan orang kaya meliputi menonton konser dengan tiket berharga tinggi, menonton olahraga balapan di tribun VIP, berkuliner di tempat ekseklusif, serta hanya doyan kumpul bersama orang-orang yang setara/selevel.
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "7 Ciri Seseorang Ingin Menunjukkan Kekayaan Diri"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*