Banjirembun.com - Modus manusia laknat untuk memuaskan nafsu birahi banyak sekali akalnya. Baik itu melalui pendekatan komunikasi yang memikat, menggunakan iming-iming tertentu, hingga pakai obat perangsang. Korbannya, bukan melulu harus cewek. Bahkan, cowok yang baik-baik serta polos pun bisa dicekoki obat perangsang agar melakukan pencabulan dan permesuman untuk direkam, lantas disalahgunakan.
Malahan, ada beberapa kasus memberi obat perangsang untuk menggelapkan barang (HP, sepeda motor, dan mobil) yang sedang dalam proses transaksi. Dengan dosis obat yang begitu besar, bukannya bikin korban mengalami kondisi setengah sadar, justru berujung korban pingsan alias kehilangan kesadaran. Bahkan, seolah-olah sedang tertidur lelap sehingga pelaku kejahatan mudah bertindak jahat.
Baca juga Kenapa di Surga harus Ada Hubungan Seks dengan Bidadari? Bolehkah Pesta Seks di Sana?
Terdapat kasus lain, pelaku bejat yang mencekoki obat perangsang dilakukan tanpa takaran jelas. Akibatnya, korban mengalami kejang-kejang disertai mengeluarkan busa di mulutnya. Ditambah pula, butuh perawatan di rumah sakit selama dua hari. Namun, korban berstatus di bawah umur. Serta bentuk obat perangsangnya berupa pil/tablet. Mungkin, tatkala korban dewasa efeknya tak begitu parah.
Sebaiknya, tetap waspada dan mawas diri agar enggak menerima makanan dan minuman sembarangan. Apalagi hasil pemberian orang lain. Bisa jadi, di dalamnya dicampuri bahan kimia yang membahayakan tubuh. Boleh dikata, selain ingin memuluskan penipuan maupun perampasan, ternyata ada motif tertentu yang tak kalah mengerikan. Yakni, bertujuan merusak kesehatan serta menghilangkan nyawa secara perlahan.
Sayangnya, orang yang mencekoki obat perangsang birahi di atas yang sangat biadab hampir mustahil untuk dituntut di muka pengadilan. Di mana, aksi tersebut dengan ketentuan "khusus" yaitu tanpa mengambil barang milik korban. Sebab, hubungan suka sama suka di mata hukum dianggap boleh. Parahnya, malah pihak korban yang kelihatan lebih agresif untuk memulai aksi "enak-enak" atau teramat ingin "dibegitukan" oleh pelaku kejahatan.
|
Ilustrasi pria jadi korban pencekokan obat perangsang (sumber pexels.com) |
Individu yang dicekoki obat perangsang birahi secara ilmiah akan menjadi aktif dan bergairah. Ironisnya, kondisi tersebut tampak sadar seperti halnya orang normal tanpa pengaruh obat-obatan. Bukannya membuat korban menjadi pihak terzalimi, yang ada dialah yang terlihat menghendaki terjadinya hubungan seksual. Libidonya menjadi gampang hiperaktif, walau itu hanya dirangsang dengan obrolan berbau vulgar.
Seakan tanpa sadar, orang yang dicekoki membuka baju duluan diimbuhi tampak mengajak untuk berhubungan badan. Padahal, sebenarnya korban tidak ingin melakukan hal seperti itu. Berhubung, mengonsumsi obat perangsang akhirnya dia secara "reflek" alias spontan melakukan tindakan zina tersebut. Nahasnya, kalau korban enggak dilayani membuat dia gelisah sampai marah-marah karena hasrat tanpa dapat disalurkan.
Perlu diketahui, obat perangsang cair merupakan yang paling sering dipakai pelaku kejahatan. Lantaran bercirikan tanpa warna, rasa, maupun bau. Terlebih lagi sangat fleksibel, begitu gampang untuk dicampurkan ke dalam makanan ataupun minuman. Oleh sebab itu, siapa pun hendaknya hati-hati. Bukan cuma pada lawan jenis. Akan tetapi, juga pada sesama jenis. Bisa jadi mereka kaum "pemakan" sejenis.
Baca juga Alasan Cowok Menolak Umbar Nafsu Birahi pada Cewek yang Dicintai, Ternyata Jadi Ciri Cinta Sejati
Begitu pula dengan pemberian obat bius. Bedanya, obat bius membikin korban hilang sadar. Di kala tak sadar itulah lantas terjadi pemaksaan (pemerkosaan) oleh pelaku terhadap korban. Dalam kasus seperti itu peluang untuk dijerat hukum lebih besar, lantaran bukan perbuatan suka sama suka. Sebaliknya, kalau pakai obat perangsang yang masih menyisakan kesadaran, bakal rumit untuk diangkat ke depan persidangan.
Tulisan milik *Banjir Embun* lainnya:
Terima kasih telah membaca tulisan kami berjudul "Awas! Cegah Diri untuk Makan dan Minum Sembarangan, Agar Tak Dicekoki Obat Perangsang Birahi"
Posting Komentar
Berkomentar dengan bijak adalah ciri manusia bermartabat. Terima kasih atas kunjungannya di *Banjir Embun*